Hidup atau mati
Mungkin aku diantara keduanya
.
.
.
.
.Sunyi sepi, benar-benar tak ada kenyamanan baginya. Meringkuk mendekap diri sendiri berharap mendapat sedikit kehangatan.
Lagi-lagi yang bisa dilakukan hanya memohon sedikit, sangat sedikit belas kasih. Sepertinya kebahagiaan masih malu-malu untuk betah singgah pada dirinya.
Baru saja ada secerca pengharapan namun segudang penderitaan menanti didepan mata. Tapi setidaknya ia tetap bersyukur karna masih ada titik-titik putih dilembar hitam kehidupannya.
Daun telinganya kembali ia rapatkan dengan pintu megah tersebut, mendengarkan dengan seksama masih adakah suara kehidupan didalam sana.
Tok..tok..tok
"Eomma, Oppa ini Suzy sudah pulang tolong buka pintunya diluar dingin sekali. Yoongi Oppa didalam? Kookie Oppa, Taehyungie Oppa apa sudah tidur? Bisakah buka pintunya Suzy kedinginan disini, juga banyak nyamuk"
Tak ada sahutan yang berarti. Hanya suara serangga malam yang terdengar, Suzy sudah lelah, ingin istirahat. Ia memutuskan berhenti mengetuk pintu dan mencoba tidur diluar dengan udara yang semakin dingin menusuk.
Bibirnya terlihat mulai membiru, kelopak matanya kali ini sudah terpejam erat, disisa kesadarannya ia bergumam "Eomma dan Oppadeul pasti sangat lelah jadi sudah tidur karna itu mereka tak mendengarku. Semoga mereka semua tidur nyenyak. Aku menyayangi mereka"
Serupa janin, Suzy kecil yang malang mengais kehangatan yang sama sekali tak ia dapatkan. Ditengah tidurnya sesekali giginya gemeletuk mengigil. Nyamuk nakal yang mencuri cairan merah pekat milik Suzy pun tak lagi dirasakannya.
Tidur dalam posisi seperti itu sungguh terlihat tak nyaman, badan pegal pasti akan menyambut bangunnya nanti. Sang gadis manis tersebut masih setia terlelap dalam tidurnya meski cahaya penggati bulan telah memancar walau tak terlalu terik.
Suara khas kunci pintu terbuka tak juga membangunkan Suzy yang tertidur persis disamping pintu utama keluarga Kim.
Ny. Kim muncul dibalik pintu yang baru saja terbuka tersebut dengan membawa seember air penuh dengan beberapa potongan bongkahan es didalamnya. Kalian tentu bisa menebak untuk apa air tersebut.
Pening menjalar keseluruh kepalanya, ia terperanjat membuka mata merasakan kulitnya tersiram sesuatu yang sangat dingin. Ia melihat sang Eomma dihadapannya dengan membawa ember yang telah kosong.
Tubuhnya jauh dari kata baik, bibirnya pucat dan badannya basah kuyub mengigil. Suzy memaksakan diri untuk berdiri tegak. Ia sedikit tersenyum lalu kemudian membungkuk dalam menyapa sang Eomma.
Sedangkan Ny. Kim terlihat tak perduli akan sapaan atau bahkan kondisi sang buah hati. Matanya seolah tertutup tak melihat betapa terlukanya Suzy.
"Cepat lakukan pekerjaanmu dan jangan membuang waktu meski itu hanya sekedar mengganti baju lusuhmu itu! Segera enyahlah dari hadapanku agar pagiku tak sial" Ny. Kim memerintah dengan kalimat andalannya yang menusuk hati Suzy yang memang sudah koyak.
Suzy hanya menganguk semangat mengiyakan atas segala perintah sang Eomma "Nde Eomma Siap laksanakan, Suzy akan memasak makanan spesial pagi ini." Jawab Suzy patuh kemudian berlalu dengan langkah yang sedikit tertatih karena tulang-tulangnya seperti mati rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT
Teen FictionAku akan terus menyayangi mereka, itu semua janji pastiku sampai kapanpun. Terimakasih atas segalanya, aku bukan apa-apa tanpa kalian. Bagiku ini bukan sakit tapi hanya ujian hati.