6. TERBONGKAR-PULANG BARENG

84 7 0
                                    

"Lo bisa janji?"

"Janji? Janji gimana?" Andara semakin dibuat bingung. "

"Lo nggak akan marah sama gue."

"Kenapa gue marah? Kan gue nggak tau apa-apa"

Sungguh Adam kasihan pada Andara. Gadis ini tidak tahu apa-apa. Bukan tidak tahu, tapi belum tahu.

"Lo mau jadi temen gue?" Harusnya Adam berbicara ini waktu pertama kali mendekati Andara, tapi ia tidak berpikir sampai situ. Ia hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan dare itu.

"Pffttt lawak lo? Lo mau temenan sama gue? Kata orang-orang gue ini bandel, nakal, bar-bar dan lo malah mau temenan sama gue?"

"Kenapa?"

"Ya nanti orang pinter kaya lo bakal ikut nakal kek gue begimane?"

Seketika Adam mengingat kata-kata Arga dan Vino.

"Lo tau gue pinter?"

Andara keceplosan. Ia hanya tahu kalau Adam sedang belajar bersama Bu Retno, guru matematika. Mungkin bimbingan. Ketika itu ia lewat perpusatakaan dan melihatnya dari kaca cendela.

"Kenapa si nggak sekarang aja lo cerita?"

"Nanti lo tau."

"Yaiyalah goblok."

Adam menatap sinis Andara.

Andara tertawa.

"Jangan bicara kasar."

"Astagfirullahalazim."

Adam menatap suasana di sekitar. Kakinya ia jatuhkan di bibir roftoop. Pun Andara.

Andara melihat Adam dengan takjub. Hidung mancung, rahang tegas, mata tajam dan rambut acak-acakan. Ia melihatnya tanpa kedip.

"Kenapa?"

"Ah enggak. Udaranya seger."

Adam menatap Andara. Ia melihatnya tanpa melakukan apapun. 

"Jantung gue kenapa?" batin Andara

"Lo nggak papa?"

"Eng-enggak. Kenapa?"

"Lo kepanasan? Pipi lo merah."

"Hah?" Andara reflek memegang pipinya.

"Kalo panas kita turun."

"Enggakk. Biasa aja kok. Mungkin muka gue yang sensitif." padahal kulit Andara normal. Mau bilang blushing aja pake ngalihin pembicaraan.

Lagi-lagi Adam harus berpikir keras tentang dare itu. Di satu sisi ia pasti malu kalah dari dare Arga dan Vino, tetapi di satu sisi ia kaihan pada Andara. 

Adam menghela napas. Ia yakin dengan keputusannya.

"Waktu itu gue main Dare or Dare."

"Trus,"

"Dan gue kena."

"Trus? Ditantang siapa? Dan, apa tantangannya?"

"Ditantang temen, suruh lo jadi pacar gue."

"WHAT?!"

"Jadi lo deketin gue karena itu?!" Andara kaget. Ulu hatinya seperti dijatuhkan.

"Enggak." Adam mulai was was.

"Trus?!"

"Gue gatau"

"Tapi kenapa lo mau?"

ANDARA (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang