Hari ini Andara sudah bisa masuk sekolah dengan izin Aland dan memang sudah benar-benar sembuh. Selepas itu Andara juga harus selalu meminum obat yang tersisa dengan anjuran dokter.
Seperti biasa Adam tengah mengantar Andara untuk sarapan. Dan komunikasi Andara dengan papanya juga lancar, kecuali mamanya. Entah tahu atau tidak Andara sakit, Andara tidak peduli.
"Lo tau nggak sih gue tuh benci banget sama ini. Udah kecil pait lagi."
"Obat."
"Tapikan nggak harus pait. Contohnya kaya sirup atau nggak kaya gue yang manis, lucu, imut," tapi suka tantangan, berantem, kadang juga ikut bentrok. Canda Andara, tapi ada benernya.
"Itu buat anak-anak."
"Tapi obat yang minum bukan anak-anak doang,"
"Ck, cepet minum." Adam kesal disuruh minum obat saja harus debat dulu.
"AHAHAHA," Andara tertawa, Adam sangat lucu ketika marah, ditambah dengan telinganya yang memerah menahan kesal.
"Lo lucu tau kalo marah, seneng aja kalo orang dingin ditambah muka datar kaya lo marah. Apalagi kesel kaya gitu." lanjutnya. Adam tetap datar.
"Minum."
Andara ogah-ogahan jika meminum obat. Kadang obat dari dokter ia buang. Tapi tidak untuk sekarang, minum obat selalu diawasi.
"Wlek, pait." ucap Andara bergidik. Lidahnya ia julurkan keluar. Ia meminum air sebanyak mungkin untuk mengilangkan rasa pahit di mulutnya.
"Udah?"
"Udah, ayo."
Keduanya berjalan menuju kelas. Tidak lupa Adam mengantar Andara ke kelasnya.
"ANDARA,, UDAH SEMBUH,," teriak Metta sambil berlari kecil memeluk Andara.
"Ribet lu ah."
"Biarin ih,,"
"Gue ke kelas. Jangan capek-capek." ucap Adam mengacak pucuk rambut Andara.
Andara tersenyum lalu mengangguk.
"Ehm, ehm,"
"Apa?"
"Gue iri, gue bilang bos."
"Itu ada yang di kelas."
"Nggak peka itu mah,"
"Oh, minta dipekain,"
"Jangan ngadi-ngadi lu." ucap Metta ancang-ancang ingin menampol. "Wlek," Andara mengejek.
"Ra, maaf ya gue nggak jenguk waktu lo sakit," Metta merasa bersalah.
"Yaelah nggakpapa gue mah."
"Gue kirain kemarin lo udah masuk sekolah, eh taunya belum. Terus pas kemarin pulang sekolah mau gue jenguk, eh malah diajak sama Alfin beli kado buat adiknya yang lagi ulang tahun. Gue padahal udah bilang nggak mau tspi dia maksa. Itupun gue masih diajak ke acaranya,," jelas Metta. Ia jadi tidak enak pada sahabatnya ini.
"Buset rinci amet lu jelasin. Udah santai aja. Lagian kalo lo kemarin ke rumah gue ada si Adamson yang nemenin tru—"
"TRUS GUE JADI NYAMUK?!"
"E-enggak gitu maksud gue."
"AHAHAHA NGAKU! FIX LO SUKA SAMA DIA FIX."
"Huftt udah diem byee." ucap Andara memasuki kelas.
"OMG, ANDARA NGALIHIN PEMBICARAAN, FIX DIA SUKA SAMA ADAM! TITIK MEREKA COCOK VALID NO KECOT!"
"METTA BISA DIAM TIDAK!" teriak Alfin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDARA (hiatus)
Ficção Adolescente"Ngusik gue, rata hidup lo" CERITA DARI PEMIKIRAN SENDIRI! FOLLOW SEBELUM BACA🥰 Andara Amia Adalson Prinsip hidup "Ngusik gue, rata hidup lo" Cewek tomboy, cantik, bad girl, suka baku hantam, konyol, cuma punya temen satu cewek lainya cowok semua...