Tujuh - Berpisah Sejenak

76 21 1
                                    

If I could tell my younger self one thing, it would be this: 

There are many things in life you can postpone, but love isn't one of them  -  Lang Leav 

***

Januari, 2024

Jongin membuka kedua matanya ketika deru mesin kendaraan terdengar. Angin dingin menyapa wajahnya seakan memberitahu bahwa dirinya saat ini telah sampai pada 'tempat yang sebenarnya.'

Jongin menghembuskan napasnya. Tangan kanannya merogoh saku celananya dan menemukan dua ponselnya. Jongin menyalakan ponselnya untuk mengetahui keberadaannya yang sebenarnya -meskipun Jongin tahu dengan pasti dimana dirinya berada.

Kedua ponsel pintarnya sama-sama menyala, namun hanya satu yang memiliki sinyal dan berfungsi. Jongin melihat jam yang menunjukan pukul dua belas lebih tiga menit.

"Ah..." Sekali lagi Jongin menghembuskan napasnya.

Jongin segera berjalan memasuki rumah sakit tempatnya bekerja yang berada di seberang jalan.

Nah, memikirkan itu. Jongin menyadari bahwa kepulangannya kali ini tidak kembali pada tempat semula ketika Jongin menginggalkan masa depan.

"Ah, apakah ini sebuah petunjuk atau pertanyaan yang baru?" Gumam Jongin.

Jongin telah tiba di apartemennya. Dalam gelap yang melingkupi seakan tidak mengganggu Jongin yang berjalan menuju kamarnya.

Tangan kanannya membuka pintu kamarnya, namun Jongin tidak kunjung melangkahkan kakinya. Disini, dikamar ini, Jongin ingat dengan sangat jelas bagaimana raut wajah Kyungsoo yang memandangnya.

Jongin menyadari keterkejutan pada raut wajah Kyungsoo dan Jongin tahu bahwa waktunya untuk 'pulang' telah tiba. Kemudian Jongin berjalan menuju cermin. Sebuah kebiasaan yang dia lakukan saat akan 'pulang' ke masa depan.

Tapi Jongin lupa, dia tidak sendiri. Saat ini ada Kyungsoo yang menemaninya.

Pada cermin ini memperlihatkan Kyungsoo yang berdiri dibelakangnya, menatapnya, dan juga bersama dirinya. Jongin tersenyum sambil menatap Kyungsoo.

Mereka saling menatap satu sama lain.

Tapi Jongin tidak melihat senyum Kyungsoo untuk yang terakhir kalinya. Raut wajah Kyungsoo yang sedih itu menemani kepergian Jongin kembali ke masa depan.

Jongin menghempaskan tasnya ke lantai yang dingin. Ada jam pasir di dalam genggaman tangannya, kini pasir ini telah terbagi menjadi dua. Masing-masing sisi jam pasir ini telah terisi oleh pasir dengan volume yang sama banyaknya.

Dan yang bisa Jongin lakukan untuk kembali ke masa lalu adalah menunggu salah satu pasir berpindah pada sisi lainnya.

Jongin mengusap wajahnya dengan kasar. Saat ini kepalanya terasa penuh dengan berbagai macam kemungkinan, terasa berat dengan berbagai ketakutan, tapi sialnya Jongin tidak bisa menutup kedua matanya.

Dengan gusar Jongin berjalan menuju meja belajarnya. Tangannya menghidupkan komputer lalu berpindah ke sisi kiri tempat bukunya tersusun.

Jongin mengambil buku catatan milik kakeknya. Buku catatan terakhir sebelum kakek meninggal.

Pada halaman pertama buku catatan kakeknya, Jongin membaca kalimat yang sudah dia hapal diluar kepala.

"Hidupku dipenuhi penyesalan, hatiku dikuasai ego, dan pikiranku termakan kesedihan. Maka cerita hidupku akan menghilang ketika aku mencoba membalik keadaan. Tapi ini hidupku, ini pilihanku, maka aku tidak akan menyesalinya."

Gravity - Another DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang