Delapan - Kepingan yang Kembali

85 21 3
                                    

April, 2018

"Waktu ; terasa sangat lamban untuk orang-orang yang sedang menunggu, berlalu begitu cepat bagi orang-orang yang sedang bergembira, dikira adil untuk menyembuhkan luka, dituduh jahat karena tak membuahkan hasil. Tapi mereka lupa, waktu memang berjalan namun semua itu tergantung pada apa yang mereka rasa." Ucap Kyungsoo.

Kyungsoo baru saja melepaskan pulpen dari dalam genggaman tangannya ketika dirinya tiba-tiba merasakan dadanya yang terasa sakit seakan terbentur oleh benda tumpul. Napasnya pun tiba-tiba ikut terasa sesak. Kyungsoo ingin berteriak namun sayang suaranya tidak terdengar.

Kemudian sebuah suara yang berbunyi nyaring menguasai pendengarannya.

Tiiiiiiiiit.....

Dan itu lah yang Kyungsoo ingat sebelum jatuh tidak sadarkan diri.

Kyungsoo membuka matanya saat mendengar suara ibu yang menangis memanggil namanya. Kyungsoo berada disebuah ruangan, ada ibu dan ayah, ada beberapa perawat dan juga dokter, tapi anehnya ada dirinya yang lain sedang berbaring diatas tempat tidur lengkap dengan berbagai alat yang asing dan tidak Kyungsoo ketahui.

Kyungsoo membungkam mulutnya ketika menyadari dimana dirinya berada. "Tidak." Ucapnya.

Kyungsoo berjalan lebih mendekat untuk melihat dirinya sendiri yang sedang terbaring.

Seorang perawat sedang menyiapkan alat kejut jantung sedangkan seorang dokter tengah memberi pijat jantung untuk Kyungsoo.

"Sudah siap, dokter."

"Oke clear. Satu, dua, tiga, shoot."

Kyungsoo merasakan dadanya terasa panas saat alat itu menyentuh dada Kyungsoo yang sedang terbaring.

"Kyungsoo... Kyungsoo..." Tangis ibu yang tidak tega melihat putrinya tidak berdaya.

"Akan aku pijat jantung selama satu menit."

Perawat itu menjauhkan alat kejut jantung dan membiarkan dokter itu memberi pijat jantung sekali lagi.

Tit... tit... tit...

Sebuah suara menggantikan bunyi panjang yang terdengar nyaring yang tadi menyelimuti ruangan.

"Dokter, ritme sudah kembali."

Dua perawat dan seorang dokter itu menghembuskan napas lega begitu juga dengan kedua orang tuanya.

Kyungsoo berjalan untuk menghampiri ibunya tapi sebelum Kyungsoo sampai disebelah ibunya, tubuhnya seakan terseret aliran angin yang kuat dan Kyungsoo dihempaskan kembali pada kursi meja kerja Jongin.

Kyungsoo mencoba mengatur napasnya yang masih terputus-putus sambil mengamati kamar tidur Jongin.

Iya, Kyungsoo masih berada di apartemen Jongin. Padahal sebelum datang ke apartemen Jongin, Kyungsoo sudah berjanji kepada dirinya untuk tidak menghabiskan waktu disini. Tapi setelah membaca surat yang Jongin tinggalkan untuknya, niat Kyungsoo untuk pulang terasa tidak menarik lagi.

Kyungsoo berpikir kejadian yang baru saja dia lewati. Apakah baru saja Kyungsoo datang ke masa depan? Karena Kyungsoo bisa melihat dirinya sendiri yang terbaring diatas tempat tidur beserta ibu dan ayahnya. Mengingat apa beberapa perawat dan dokter. Pasti Kyungsoo berada di rumah sakit.

"Oh, Tuhan..." Kyungsoo menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Ponsel Kyungsoo bergetar, ada panggilan masuk dari Jaehwan.

"Hai." Sapa Jaehwan.

"Hai, sudah pulang?"

"Sudah. Aku mampir kerumahmu dan tidak menemukan kamu disini."

Gravity - Another DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang