him

2.2K 381 73
                                    

Jeongwoo terlalu bodoh dan gugup hingga lupa mengunci jendela kamarnya ketika ia berbalik, pria tadi sudah berada didapam kamarnya berdiri dengan kedua tangan dimasukan kesaku hoodienya.

Tangan jeongwoo meraba raba benda disekitarnya. Bersiap untung menyerang jika pria itu datang mendekat.

Tudung hoodie pria dihadapannya perlahan terbuka menampilkan sosok pemuda tampan dengan wajah datar yang tak alin adalah Haruto. Pemuda jepang itu dengan santai duduk di single sofa yang ada didekatnya berdiri.

Entah harus lega atau harus tetap takut. Semenjak jeongwoo tahu kalau haruto bukanlah brandal sekolahan biasa jeongwoo semakin tak ingin berurusan dengannya seolah rasa penasaran yang menghantui jeongwoo hilang seketika mungkin fakta itu sudah cukup membuatnya paham kalau seharusnya dia menjauhi pemuda tersebut.

"dari mana lo tau gue ada disini?" tanya jeongwoo

"lo ngikutin gue kan?" serunya lagi

Haruto mengangguk memamerkan layar ponselnya yang berisi peta dan satu titik merah "suapaya lo gao macem macem"

"gue gak niat ngelakuin hal aneh aneh kok lo tenang aja" ucap jeongwoo padahal ia sempat berpikir melaporkan 'mereka' ke kantor polisi.

"bagus, kalau gitu ikut gue" titah haruto

Jeongwoo mengambil hoodienya mengekor haruto dari belakang setelah mengunci pintu apartemen. Dia tak ada niat bertanya karena sudah pasti si setan jepang itu tak akan menjawab.

Mulut jeongwoo menganga kala melihat bugatti chiron noire terparkir didepan apartemennya. Hell bahkan kedua ginjap jeongwoo jika dijual belum bisa membeli mobil seperti ini.

"wah orang tua lo kaya ya" kata jeongwoo saat menyusul haruto masuk.

Haruto tak menggubris dia lebih memilih melajukan mobilnya.

Kembali dibuat sedikit takut karena mereka kini melewati jalan sepi yang penuh dengan pepohonan dan bisa dibilang tempat ini belim banyak orang yang tahu termasuk jeongwoo. Laju mobilnya perlahan berhenti tepat didepan rumah yang terlalu bsesar untuk dibilang rumah namun sedikit lebih kecil dibandingkan mension.

"turun" ucap haruto

Jeongwoo bergegas keluar masih tak percaya bagaimana mungkin anak seumurannya sudah memiliki fasilitas semewah ini.

"sebenarnya siapa mereka" gumam jeongwoo pelan lalu melangkah kedalam.

Disana hanya ada Junghwan, Junkyu, dan salah satu orang baru berpakaian sedikit kotor yang tak jeongwoo ketahui. Mereka duduk disofa terasa suasana sedikit tegang dan canggung mungkin hanya jeongwoo saja yang merasa karena jika dilihat baik baik mereka ber empat terlihat biasa saja dengan suasana sunyi datar tanpa obrolan.

Junhhwan menggeser tubuhnya memberikan celah untuk jeongwoo duduk disana. Masih dengan mata yang menerawang kemana mana jeongwoo mengambil duduk disamping junghwan.

"kalian berdua tetap disini gue mau keatas" kata junghwan

Para pemilik rumah meninggalkan jeongwoo dengan seorang pemuda asing yang jeongwoo maksud.

"lo bagian dari mereka juga?" tanya orang itu

Jeongwoo dengan cepat menggeleng "itu eumm gue terlibat semacam perjanjian sementara"

Orang itu mengangguk paham

"lo sendiri?" tanya jeongwoo balik

"bisa dibilang gue sama kayak lo" jawabnya

Setelahnya tak ada percakapan lagi yang terdengar. Jeongwoo berniat ingin mengajak orang disebelahnya ini untuk berbicara namun jeongwoo rasa dia sedang sibuk memperhatikan ruangan disini.

wanna know || hajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang