4 - Undangan

29 1 0
                                    

Happy reading!!

"Eh he hih huuu eeee mau bawa gue kemana sih, jangan ditarik tangan gue sakit tau, adududuh sakit nyet, budek ya lo" Cerocos Vania yang tidak terima tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang yang datang tidak diundang yang seenaknya muncul dihadapannya begitu saja secara mendadak seperti kuntilanak.

Mereka berhenti tepat di parkiran "Lo ngapain sih, gausah tarik-tarik tangan gue, sakit tau gak" bentak Vania sambil mengusap tangannya yang agak perih

Orang itu langsung balik badan dan menghadap Vania "Sorry" ucapnya lirih merasa bersalah

Vania mendongak "Lo ngapain sih bawa gue kesini" Tanya Vania dengan nada tidak suka.

Orang itu dengan lancang meraih tangan Vania dan digenggamnya kuat, Vania langsung melotot "Nia, lo gak kangen apa sama gue?" Tanya laki-laki itu sambil menatap Vania lekat mentiratkan kerinduan yang mendalam.

Vania langsung menegang dia gak tau harus berkata apa, perlahan ia berusaha melepaskan genggaman tangannya dari cowok itu "Sorry gak ada waktu cuma nanya hal yang gak penting" Jawab Vania langsung berbalik badan dan kembali masuk tapi sebelum itu sudah ada tangan yang terlebih dahulu menahan lengannya, Vania memejamkan matanya menahan amarah yang bisa meluap kapan saja 

"Nia, kok lo jadi gini sih gue minta maaf kalau punya salah, plis jangan bersikap cuek ke gue" ucap orang itu dengan suara yang menunjukkan ketulusan 

Vania balik badan, "Kemana aja lo selama ini, ngilang dan lo tiba-tiba datengin gue tanpa ada rasa bersalah." Ucap Vania yang mulai terpancing emosinya.

"Iya gue salah dan gue sadar tapi maafin gue plis nanti gue bakal jelasin alasan gue pergi tapi gak sekarang, gue belum siap kasih waktu buat gue yaa" Ucap Kiki. Ya dia adalah sahabat Vania yang lama menghilang tanpa kabar dan sekarang tiba-tiba datang menemuinya, sempat terkejut saat dia meraih tanganya saat selepas turun panggung, ingin memeluknya tapi emosinya yang sudah medominasi dia tidak jadi.

Vania menatap Kiki lama "Terserah" Jawab Vania cuek

"Pliss lah Nia maafin gue ya jangan benci, jangan marah, jangan musuhin gue ya, janji gue bakal jelasin di waktu yang tepat." Ucap Kiki menatap Vania sendu matanya sudah berkaca-kaca.

Sebenarnya Vania tidak bisa marahan kalau udah sama Kiki, gak tau kalau mereka marahan itu gak bisa bertahan lama palingan 5 menit langsung baikan

Vania mengerucutkan bibirnya ia mendekat ke Kiki, sebuah pelukan menyambut kedatangan Kiki yang datang tiba-tiba "Lo tau kan gue gak bisa marah sama lo, lo jahat sih sebel gue jadinya." Vania memeluk Kiki alus dengan perasaan rindu yang sedari tadi ia tahan

Kiki tersenyum dan membalas pelukan dari Vania "Maafin gue ya, sekarang gue udah balik jadi kita bisa main sama-sama lagi" Ucap Kiki antusias

Tanpa mereka sadari ada seseorang dibalik tembok yang melihat mereka yang sedang asik temu kangen

"Siapa dia" batin orang itu dengan ekspresi yang sulit diartikan

***

Selepas acara kangen-kangenan bersama Kiki, Vania balik masuk ke dalam cafe menemui sahabat mereka.

"Dari mana aja si Vaniaa, lama banget keluarnya makanan lo udah dateng dari tadi keburu dingin" Omel Oliv sambil matanya melotot tajam kaya ibu-ibu ngomelin anaknya.

Vania cuma bisa nyengir "Maaf yaa, tadi ada urusan sebentar sama Kiki." Jelas Vania pada Oliv

Alis Oliv langsung mengkerut, enggak cuma dia aja si Arra dan Zara juga sama "Wait wait wait bukanya dia pergi ya, eh maksudnya bukan meninggal loh yang katamu dia pergi ngilang hampir 1 tahun terakhir ini." Ucap Zara dengan ekspresi keheranan yang sangat ketara di raut wajahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VALERONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang