Dering telepon terus saja berbunyi sangat nyaring sekali. Gara-gara Sena selaku adik kandungku itu terus menelepon. Entah ada perlu apa aku tak mengerti sama sekali, aku pun meminggirkan mobilku di pinggir jalan hanya untuk mengangkat telepon saja.
"Halo ada apa, Sen? Kenapa kamu telepon abang terus?"
"Nggak papa, cuma abang pulangnya jangan malam-malam. Aku di rumah sendirian huaaaa...."
"Memangnya mama sama papa kemana?" tanyaku.
"Mereka pergi ke Bandung, sepulang sekolah rumah sepi. Tega sekali mereka, abang cepat pulang huaaaa...."
"Nangis terus, abang masih di jalan. Sepuluh menit lagi sampai rumah."
Pip. Aku segera mematikan telepon itu dan kembali melajukan mobilku. Tak berapa lama sampailah aku di rumah, memasuki pekarangan rumah yang sangat sepi sekali.
Dan aku melihat Sena sedang duduk di kursi dengan terus menangis, dibalik sifat cerewetnya. Adikku itu sangat penakut sekali, ingin rasanya aku menertawakan dia.
Aku pun segera keluar dari mobilku, setelah selesai memarkirkan mobil di garasi rumah yang masih terbuka.
"Heh, nangis terus. Suaramu merusak telinga tetangga yang sedang tidur!"
"Hiks, abang kok tega sih sama adik sendiri. Coba abang jadi perempuan, di tinggal sendirian di rumah sebesar ini. Takut Bang, Sena takut."
"Jangan menangis, abang udah ada di rumah. Sekarang kamu masuk ke dalam dan tidur, besok kamu sekolah kan? Kalau nggak berani tidur di kamar, tidur aja di ruang keluarga ada kasur juga di sana."
"Iya Bang, besok antar Sena ke sekolah ya. Soalnya mama sama papa ada urusan di Bandung."
"Hm."
Aku pun berjalan masuk ke dalam, naik ke lantai dua karena kamarku ada di sana. Melepas dasi yang sedaritadi mencekik leherku. Kemeja sudah aku buka dan sekarang aku bertelanjang dada, dengan langkah pelan aku menuju lemari untuk mengambil baju ganti berwarna putih dan aku langsung memakainya.
Baju santai, seperti ini sering aku gunakan jika berada di rumah. Hah ... hari ini aku benar-benar lelah sekali, tiba-tiba saja pintu kamarku diketuk dengan sangat keras. Aku segera membukanya dan apa yang aku lihat sangat mengejutkan sekali.
"Astaga, heh kamu itu pakai apa? membuat abang terkejut saja. Kamu seperti hantu, Sen."
"Ini namanya masker, Bang. Kurang update nih si abang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Cewek Ndeso[SUDAH TERBIT]
Humor[SUDAH TERBIT DI SHANA PUBLISHER] Sebagian part sudah dihapus Seorang CEO muda yang sudah lama menjomblo, dan kini dia memilih untuk melajang saja. Namun, ada suatu perkara yang tak mudah baginya. Tanpa sengaja dia telah menabrak seorang gadis desa...