"Le, dokter Bara nyariin lo."
Ale mengernyitkan keningnya, tumben sekali dokter Bara cari dirinya.
"hah? ngapain? gue mau ke ruang ICU dulu."
"oh.." Nara melirik Bara yang mendengar jawaban Ale, kebetulan posisi mereka telponan pake speaker jadi Bara tau apa yang Ale bilang. seketika Bara membisikkan sesuatu ke Nara.
"eh tapi posisi lo udah diganti sama Erna, udah lo kesini aja ke ruangan dokter Bara."
"hah?! kok, emang boleh ya?"
ponsel Nara seketika diambil oleh Bara.
"kamu nurut aja."
"e-eh.. iya dok."
Dan..
disinilah Ale, diruangan dokter Bara. tanpa Nara tentunya, ingat itu.
"dokter panggil saya? ada apa ya dok?"
Ale mencoba agar tetap tenang, walaupun jauh didalam dirinya ia ingin sekali teriak kencang. kenapa? karena ekspresi dokter muda ini sangat tidak baik untuk jantung :)
"duduk dulu Le, santai aja sama saya."
dengan ragu, Ale duduk dihadapan Bara. Tatapan khasnya tidak lepas dari perempuan di hadapannya ini.
"keep looking at me like that. I'll kiss you till drop."
*gasp.
"ha?"
Bara terkekeh,"gapapa."
ah sial, ini jebakan jingan. eh astagfirullah.
"apasih dok, hehe. kenapa panggil saya? ada perlu—"
"kita pulang bareng. sekarang kamu bisa pergi kerja lagi."
hah?! apasih nih orang.
Ale menarik napasnya perlahan, "okay.. boleh aja, lumayan hemat. hehe."
Bara mengangguk dengan senyum menggodanya, "ya udah bagus. sana pergi, kerja."
"dih ngusir, tadi suruh buru buru kesini." gumam Ale.
Bara berdiri dihadapan Ale. "coba ngomong sekali lagi."
kepala Ale mendongak dan menggeleng. "nggak kok, dadah." sambil melambaikan tangannya. Bara menatap Ale sampai hilang dari pandangannya, senyum jelas terukir dibibirnya.
"hm. dadah~"
waktu berjalan dengan cepat, sudah banyak pasien yang sudah Ale tangani. ia segera bersiap untuk balik ke rumah, dan teringat dengan ajakan dokter Bara untuk pulang bersama.
Ale berjalan ke arah parkiran, melihat Bara yang bersandar dipintu mobil dengan kedua tangan masuk disaku celananya, tampan? BANGET ELAH.
"hei, nunggu lama ya?"
Bara menggeleng kepala, "iya."
Ale terkejut, "lah gimana, ya udah maaf dokter Bara jangan bedah saya gara gara buat Dokter kesayangan kita ini nunggu lama."
melihat sikap Ale membuat Bara tertawa lalu mengelus kepala Ale perlahan. "udahan lucunya, ayo masuk."
"udah dimaafin belum?"
"haha, makan malam sama saya, baru saya maafin."
"asik makan makan, dipecel ayam ya dok?" kata Ale sambil masuk ke mobil.
"pake dulu sabuk pengaman nya."
Ale memakai sabuk pengaman tapi ia sedikit kesulitan saat ingin mengklik, maklum biasa naik motor. melihat hal itu tentunya Bara membantunya, "gimana dok? makan di pecel ayam aja ya?"
"kamu ini." sahut Bara sambil menoyor kepala pelan dengan satu jarinya.
"kan saya emang gak tau diri kalo masalah makan."
"liat aja nanti."
selama diperjalanan Ale cuman liat keluar jendela melihat suasana malam, rasanya udah lama banget gak jalan jalan atau main kaya gini. terakhir sama Acha, itupun cuman sebentar karena Ale harus balik ke rumah sakit.
Masa itu membuat Ale gak sadar sampai tepukan dari Bara membuat ia sadar, "kamu gapapa? mau pulang?"
seketika Ale menggeleng pelan, "gapapa dok, bener deh. ayo makan." setelah itu Ale keluar duluan dari mobil, Bara tentu merasakan hal yang aneh pada Ale, sebagai dokter ia dapat merasakannya.
"mau makan apa? pecel ayam atau lele?" tanya Bara sambil membolak-balikan buku menu.
"pecel ayam satu, minumnya es teh manis, air putih biasa gak dingin satu ya mbak." jelas Ale disertai senyumnya, membuat pelayan itu sedikit tertawa dan hal ini membuat Bara tersenyum juga.
bener kata Nara, Ale itu happy virus.
"kalo saya air putih aja."
"loh? dokter gak makan?"
Bara menggeleng kepala, "nggak. kamu aja."
"kan makan bareng dok, ya udah gini aja mbak nasi uduknya agak banyak ya dikitttt."
Bara tentu terkejut melihat aksi Ale, setelah memesan Bara bertanya pada Ale. "kamu kenapa minta nambah nasi?"
"dokter idaman para pasien dan perawat ini belum makan malam, saya tau dok."
Bara mendengus pelan, "stalker kamu ya."
"bukan, tapi Nara kasih tau tadi."
jawaban Ale benar-benar gak terduga. Bara hari ini dikejutkan oleh Ale gak abis pikir emang, tak lama pesanan mereka datang, Ale mulai makan selang seling sambil suapin Bara.
Bara mah mau aja. gak mikir sampe kesini dia.
"ayo satu suapan lagi." bujuk Ale dengan tangannya yang mengambang menunggu Bara memakannya.
"saya kenyang Le, beneran deh."
Ale menarik tangannya kembali, "ya udah kalo saya kekenyangan dan besok gak masuk dokter tanggung jawab ya?"
"iya bakal tanggung jawab penuh kalo pasien nya nanti kamu."
"gembel dokter ih." ujar Ale sambil mengunyah makanan nya.
"telen dulu baru ngomong."
"hm."
-
"Chaaaa~"
"paan jir, lo napa? tumben nelpon jam segini."
"chaa-hik- gua cape-hik."
"minum dulu woy, cegukan elu tuh. eh btw kok berisik sih? lo lagi dimana?" tanya Acha sambil rebahan.
"hik- di- uh, di bar biasa-hik."
"anjim! heh, jan ngadi ngadi lo. udah mau jam 3 jir, pulang!" ucap Acha setengah teriak, takut emaknya dateng tiba-tiba.
"Falll? heh, lo masih–"
"Fal aman sama gue, gue temennya."
-tbc.
mmf isinya chap ini ale ama bara :)
new cast alert 🚨 siapakah dia~
anak baik kok tapi salah pergaulan aja. cnda.see u 👀
KAMU SEDANG MEMBACA
People.
Teen Fictionhola! well udah lama hm ga balik kesini. udah lama jga ga buat cerita so, mon maap klo cara nulis gua berubah. masih cast yg sama, disini cuman mau senang senang aja alur ga bakal berat, ringan kok yakin. gitu aja deh.. happy reading 💅 18/09/2020...