10 - truth

6 1 0
                                    

angin siang ini cukup kencang dan dingin, Ale mempererat jaket yang ia kenakan pikirannya melayang seperti dibawa angin, 'perlahan semuanya mulai kembali normal.'

ia duduk dihalte bus sembari menunggu ojol pesanannya datang, seketika ia teringat kejadian kemarin, Ale tidak pernah mengalami hal serumit itu didalam hidupnya atau bahkan sedikit terkesan drama.

pertemuan Ale dan Vincent kemarin membuat dirinya lega. tangisan Ale pecah saat laki-laki itu memutarkan tubuhnya, sosok yang ia rindukan kini didepan mata. bohong kalau Ale bilang ia benci Vincent, nyatanya gadis itu tidak pernah benci dengan Vincent atau biasa dipanggil emphi itu.

Laki-laki itu perlahan berjalan menuju Ale, tapi gadis itu menahannya.

"diam. jangan deket deket." ia menghela napasnya, "to the point, cepet."

"..okay, maaf. itu pure salah saya, setelah mengatakan 'tinggalkan kenangan ini' dan pergi begitu saja dan beberapa bulan kemudian saya seketika sadar.."

"i really need you, bayangan kamu itu gak bisa lepas dari saya."

"saya tau ini telat tapi, i still love you. saya gak akan minta buat balik kaya dulu, tapi biarkan saya selalu ada di samping kamu sebagai teman."

Ale mengangguk pelan, "..then why you go? kenapa kamu pergi?"

"it's the only way to letting you go."

"fuck you."

"maaf."

laki-laki itu menunduk, penyesalan, perasaan bersalah kini memenuhi pikirannya. ale menghampiri Vincent dan memukul dadanya, cukup kencang. untuk melampiaskan emosi, kekesalan yang ada di dirinya.

"sialan. gua hampir gila. gara gara lo bajingan."

Ale terus memukul Vincent sampai tangannya lelah, kedua kaki ale lemas untung saja Vincent menahannya, lalu menggendong Ale memeluknya. mengusap punggung dan kepala Ale dengan pelan sambil bergumam 'maaf'.

"how can i still missing you while you already hugging me."

yah, begitulah kejadian kemarin. setelah itu Vincent mengantar Ale pulang dan memutuskan untuk memulai kembali seperti dulu. berteman.

-

hari ini Acha sibuk banget, nanti mau ketemu dosen pembimbing, terus malamnya kerja part-time, untung besok libur, mana kelas hari ini full banget ada kuis, ujian dan lain-lain.

sekarang udah jam 6, Acha masih dijalan sempet macet juga tadi. akhirnya Acha sampai di flat house nya, tanpa basa basi ia langsung mandi terus siap-siap buat kerja part-time. well, jam 8 sih sebenernya lagian sekalian makan malam, rebahan bentar baru berangkat lagi.

Acha mendorong pintu masuk sebuah toko toserba, lalu menyapa teman nya. "Ah, akhirnya lu dateng juga. bantu gua sini."

Acha mengangguk dan menghampiri temannya itu. "kenapa Ka?"

"bantu angkat kotak ini ke gudang, sekalian lu itung stock yang tersisa dibagian mi instan, buku nya dirak biasa."

"ooo, oke. ini sisanya gua angkat?" Eka mengangguk sebagai jawaban.

"gua siap siap mau balik. nanti ada satu orang, anak baru disini agak telat sedikit kayanya."

"oke kalo gitu, gua gak sendiri lagi." ujar Acha sambil membawa kotak me dalam gudang.

tak lama kemudian tugas mengangkat kotak selesai dan lanjut untuk mengecek stok mi instan dan lainnya. waktu berjalan cepat tanpa Acha sadari, sudah pukul sepuluh malam gadis itu hanya ditemani satu orang teman barunya, Haikal atau biasa dipanggil Ikal bukan karena rambutnya yang ikal cuman nickname doang.

"btw, ca ini kita balik jam berapa?"

"biasanya, kalo gua sendiri sampe jam satu. kalo berdua kaya gini, bisa sampe pagi, tapi jarang sih."

Haikal manggut-manggut ngerti ia juga sedikit kaget, "untung aja biasa melek kalo malem." guraunya.

"Kal, tolong gua-aduh berat ini kal."

"astaga, kan gua bilang gua aja. lu angkat-oh! Selamat malam, selamat datang di toko xxx." sapa Haikal sedikit bungkuk, lalu mengode Acha untuk berganti posisi.

Haikal bertukar posisi jadi kasir karena si pembeli ini lagi keadaan mabuk jadi lebih baik Haikal yang melayani pembeli itu. sedangkan Acha duduk dibawah buat ngitung atau lakuin sesuatu biar keliatan sibuk.

"semuanya jadi seratus ribu pak."

"ooo, astaga, kepalaku. hh. hee, ckck." gumam pria mabuk itu sambil mengambil uang lalu melemparnya dan mengambil cepat tiga botol alkohol.

Acha berdiri melihat keluar, "huft. untung aja. itu yang gua takut kal, kalo misalnya jaga sendiri. untung aja setiap ada bapak bapak mabuk gitu ada pembeli lain jadi gua aman."

"orang kaya gitu perlu di waspadain, ayo lanjut kerja lagi."

"yok yok."

Acha kembali bekerja, sampai ia lupa kejadian kemarin dan tentunya ia bersyukur akan hal itu.

-tbc.

okeh kelar
gadeng
sebenernya gua mau lanjutin tapi kek gabisa gitu.. ga ena yodah jadiin pt. 2 jd chap:truth pt. 2 minggu depan ya bund kaya biasa 🙂 mmf telad heheh.

see u 👀

People.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang