Bab.1a

102K 3.7K 155
                                    

Pikiran Ben benar benar kacau, bukan hanya tentang pekerjaan tapi juga tentang percintaan nya. Kaki nya dengan cepat berlari keluar dari kantor untuk menemui pujaan hati nya.

Sampai di sebuah restaurant berbintang lima, Ben dengan parasnya yang tampan melangkah masuk. Matanya melihat kebeberapa arah dan menemukan seorang yang dia cari.

"Julia." Panggil Ben.

Julia dengan paras anggun nya tersenyum dan meminta Ben segera duduk dihadapan nya. "Jadi bagaimana?" Tanya Ben langsung pada intinya.

Julia tertawa kecil, lalu menatap Ben dan menggengam tangan pria itu. "Aku mencintaimu Ben, tapi bukan berarti menikah secepat ini." Ucap Julia menenangkan hati Ben.

Sebaliknya Ben merasa sangat kecewa pada jawaban yang dilontarkan kekasihnya, akan tetapi tidak ada sedikitpun rasa benci yang ia rasakan untuk Julia.

Ben bergantian menggenggam tangan Julia. "Aku harus segera menikah, ini sudah menjadi tuntutan keluarga ku." Ucap Ben meminta pengertian pada Julia kembali.

"Aku seorang model, kamu tahu itu. Saat menikah nanti tidak akan mudah menjadi seorang istri yang baik Ben. Apalagi kamu menginginkan anak, jujur aku tidak bisa memberinya sekarang." Ujar Julia.

Ben yang mendengar itu merasa terpukul, karena ia begitu mencintai Julia dan hanya wanita itu yang ia inginkan untuk menjadi istrinya.

"Bagaimana pendapatmu dengan aku yang akan menikahi wanita lain?" Tanya Ben memancing Julia.

Julia terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Mungkin kita harus putus hubungan, aku gak mau jadi yang ketiga." Ujar Julia.

Ben berfikir semakin jauh, kepalanya mulai terasa pening mendengar jawaban terakhir kekasihnya. Wanita didepan nya melihat kearah jam tangan di pergelangan kiri nya nya. "Aku ada jadwal Ben, maaf gak bisa temani kamu makan siang." Ucap Julia lalu bangkit dan mencium pipi Ben sebelum pergi.

Ben dengan gontai melangkahkan kakinya ke kamar mandi, berencana untuk mencuci muka nya dan sedikit menenangkan diri.

Belum sampai pada tujuan, seorang berhasil menabraknya dengan jus yang Ben tebak adalah tomat karena warnanya cukup mencolok. "Kamu?" Kesal Ben tidak bisa berkata-kata ketika melihat seorang wanita dengan seragam sekolahan juga kacamata hitam besar yang hinggap dihidung nya.

"Maaf om buru-buru." Ujar anak sekolahan itu.

Ben menarik tangan anak itu sebelum berhasil kabur. "Ini lagi gawat banget loh om, mendingan om lepasin aja tangan Elisa sekarang." Ucap wanita yang mengaku-ngaku bernama Elisa.

"Baiklah Elisa, saya akan lepaskan kalau kamu bisa tanggung jawab untuk ini." Ucap Ben sembari menunjuk dalaman nya yang ikut terkena noda.

Elisa melihat kearah belakang dan menemukan orang yang sedari tadi dihindari nya. Mata wanita itu segera melirik kearah Ben dan mencium bibir Ben tanpa izin.

Ben yang merasa terkejut hanya bisa diam dan bingung harus melakukan apa, karena ini pertama kali nya ia di lecehkan oleh anak SMA.

"Elisa." Teriak pria itu dari belakang dengan pandangan marah bercampur kecewa.

Elisa dengan cepat memeluk Ben untuk semakin terlihat meyakinkan, bahwa adanya hubungan ia dengan om-om asing yang baru ditemui nya.

"A-aku udah punya kekasih Nico." Ucap Elisa dengan lantang.

Sedangkan Ben benar-benar tidak pernah menyangka telah terlibat dengan hubungan anak sekolahan. "A-aku akan pergi sekarang." Ucap Elisa pada pria asing didepan mereka, sembari menuntun tubuh Ben yang kekar menuju kedepan toilet.

"Makasih om, untuk bantuan nya." Ujar Elisa lalu melangkah menjauhi Ben yang kini mulai menyipitkan matanya.

Ben dengan raut wajah yang tidak terbaca menarik kembali tangan Elisa dan membawa anak sekolahan itu kedalam kamar mandi pria bersama nya.

Lanjut apa tidak nih?

Don't fall in love!⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang