Elisa meminta saran dari beberapa teman nya, tentang bagaimana caranya terlihat dewasa saat disamping seorang pria dewasa. "Hm, cari aja sih do internet atau nggak coba lu tanya beberapa temen kita yang jadi simpanan om-om." Ucap Nita selaku teman nya.
Elisa yang mendengar saran dari teman tidak setuju dan malah meninggalkan kelas. Hingga sepulang sekolah, ia mendapat pesan dari Ben untuk segera bertemu dengan nya di rumah sakit.
"Padahal baru pulang sekolah, aku bukan nya istirahat malah disuruh susul Ben kerumah sakit. Memang nya dia sedang sakit, kalau begitu juga bukankan dirinya lebih membutuhkan pacarnya dari pada aku." Gumam Elisa.
Elisa masih mencari cara untuk menghubungi sang kakak, tapi mau sebanyak apa ia mengirim pesan dan menelepon Carol tetap tidak menjawab.
"Gimana ini, gak mungkin kan aku bakal terjebak lebih lama lagi bersama pria brengsek bernama Ben." Ujar Elisa
Elisa pulang menggunakan taksi. Sesampainya dirumah wanita itu segera mandi dan bersiap-siap, tidak lupa memakai baju sang kakak yang sedikit casual karena dirinya akan pergi kerumah sakit. Lalu wajah nya ia olesi dengan bedak dan lipstik menor kakak nya.
"Cukup, sekarang tinggal pesan taksi saja." Gumam Elisa sembari mengotak-atik ponsel nya.
Sesampainya di rumah sakit yang sempat diberitahukan oleh Ben, Elisa masuk sesuai dengan nomor kamar rawat inap yang di beritahukan pria itu padanya.
Ternyata didepan pintu, Ben telah menunggu kedatangan Elisa. "Kalau gak sakit kenapa suruh aku kemari?" Tanya Elisa melihat penampilan Ben yang rapih dan terlihat baik-baik saja.
Ben melihat ujung kaki hingga kepala Elisa, lalu matanya fokus pada bibir Elisa yang membuat Ben mengerutkan dahi nya. "Memang nya aku sempat bilang kalau sakit?" Ujar Ben.
Elisa mengidikkan bahu nya tanda tak peduli. "Masuklah, ada mamah ku. Kamu hanya perlu jawab yang seperlu nya saja, tidak usah banyak bicara dihadapan nya." Ujar Ben membukakan pintu kamar.
Elisa mengerucutkan bibir nya dan datang dengan wajah kesal, lalu duduk disamping mamah Ben. "Hai tante, aku Carol." Ucap Elisa yang hampir saja keceplosan memberitahukan nama aslinya.
Mama Ben tersenyum padanya. "Apa Ben sempat memarahi mu hingga wajah cantik ini mengkerut?" Tanya nya pada Elisa.
Elisa melirik Ben yang seakan tidak peduli dengan tatapan nya. Elisa menggeleng sebagai jawaban. "Maaf tante gak sempat menyapa lebih cepat." Ucap Elisa yang diangguki oleh mama Ben.
"Ben juga pasti baru membawa mu kemari hari ini kan, jadi bagaimana dengan anak tante. Apa kamu menyukai nya?" Tanya mama Ben membuat Elisa kebingungan harus menjawab apa.
Elisa melirik Ben sekilas, ternyata pria malah memainkan ponsel disamping nya. "Pasti sedang memberi pesan pada kekasih nya." Gumam Elisa.
Elisa mengangguk mengiyakan pertanyaan mama Ben. "Dia menang tampan, walau kadang sifat nya sedikit kasar. Akan tetapi, kalau kamu masuk kedalam daftar orang yang dicintainya.. dia akan menjadi sangat baik." Ucap mama Ben meledek sang anak.
Ben yang ikut mendengarkan segera memasukan kembali ponsel kedalam kantong nya, lalu mendekati Elisa dan mama nya. "Aku pinjam Carol dulu mah, mamah udah lebih dari lima belas menit bicara dengan nya." Ucap Ben dingin seperti biasanya.
"Mamah ingin lebih mengenal Carol, Ben." Ucap mama Ben.
Ben menggelengkan kepalanya. "Lain waktu Ben akan bawa Carol lagi menemui mamah, saat ini Ben sedang membutuhkan Carol." Ucap Ben membuat sang mama harus merelakan Elisa pergi bersama sang putra tercinta.
Diluar, Ben mendorong tubuh Elisa hingga merapat ke tembok dengan kasar hingga wanita itu melenguh kesakitan. "Ada apa?" Tanya Elisa tak terima dengan sikap kasar Ben.
"Aku sudah bilang jawab saja seadanya, jangan sok akrab dengan mamah ku." Bisik Ben penuh dengan penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't fall in love!⚠️
Romantizm21+ ⚠️Terjebak menikah dengan om-om??! Ben selaku ceo di perusahaan ternama harus segera menikah dan mengharuskan dirinya untuk mengikuti perjodohan bodoh yang telah direncanakan keluarga nya. Sedangkan Kekasih nya memilih untuk memutuskan hubungan...