R 8.

50 16 3
                                    


"Kebanyakan orang membiarkan hatinya terluka dibanding fisiknya. Karna apa? Karna fisik yang kuat adalah topeng dari hati yang terluka"
.
.
.
.
Rasti clarissa alandra

Pukul 14.30
Sepulang sekolah, rasti tidak langsung pulang ke rumah. Melainkan ke rumah ridwan, ia sudah berjanji akan main karna ajakan sang mama ressa. Sepanjang jalan rasti memikirkan 'harus bawa apa ia kesana, masa tidak bawa apa-apa kan malu' pikirnya.

Ridwan yang melihat rasti tengah kebingungan pun tersenyum. 'Lucu' katanya. Ia pun mengusap punggung tangan rasti yang sudah melingkar di pinggangnya.

"Gausah bawa apa-apa, yang penting lo kesana itu juga udah buat mama seneng ko" sebelum rasti bertanya ia sudah mengucapkan apa yang sedang ia pikir sedari tadi seolah tau apa yang sedang di pikirkannya.

Dan disini mereka sekarang, dirumah mewahh dan asri. Ya itu semua hasil tanam sang mama yang hobby menanam. Mereka berjalan ke arah pintu dan memencent bel berulang kali. Hingga akhirnya pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya yang tersenyum menyambut 'sang menantu' wkwk. Kalo author ijinin ya ma, sabar.

"Assalamualaikum tante" ia menyalimi tangan mama. Mama tersenyum sambil mengelus rambut panjang rasti. Ridwan pun melakukan yang sama.

"Waalaikumsallam, masuk yuk. Rhea udah nunggu tuh" mereka mengangguk. Dan mengikuti langkah mama.

Dari sini sudah terlihat ada anak kecil yang tengah bermain boneka-bonekanya. Sesampainya ia di depan anak kecil itu, ia mendongak untuk melihat siapa yang ada didepannya. Oh ternyata abangnya tapi di sebelahnya siapa? Pikirnya. Ia pun beralih menatap sang mama yang tersenyum ke arahnya. Tatapan anak kecil itu beralih lagi ke arah rasti sambil mengerjapkan matanya. Lucu batin rasti.

"Kakak siapa?" Rasti yang ditanya seperti itu tersenyum dan jongkok menyamakan tinggi  badan anak itu sambil mengusap kepalanya lembut.

"Kakak namanya kak rasti. Kalo kamu siapa"

"Nama aku rhea kak, kakak pacarnya bang ridwan ya kak?" Rasti terdiam mendengar ucapan anak kecil itu. Ridwan tersenyum dan mengusap kepala rhea dan berjongkok.

"Kak rasti bukan pacar abang de" rasti yang tadinya terdiam kini matanya beralih menatap ridwan. Ridwan yang merasa di tatap pun menoleh dan tersenyum.

"Tapi dia calon kakak ipar kamu sayang" rasti lagi-lagi terdiam. Mama yang mendengar itu tersenyun penuh arti. Ridwan menoleh dan tersenyum sambil mengusap pipinya dengan lembut.

"Hey, kenapa hm? benerkan apa yang gue ucapin?"Rasti menunduk merona sudah pipinya. Ridwan ini tidak ada malunya sama sekali didepan mama pun bikin anak orang terbang.

"Bang, udah kasian tuh rasti pipinya sampe merah gitu"mama terkekeh melihat rasti semakin menundukan kepalanya karna malu. Ridwan yang dari tadi memperhatikan rasti pun mengangkat dagu rasti lembut. Dan ternyata benar ada rona merah di wajahnya. Lucu banget batinnya.

"Angkat kepalamu, jangan menunduk nanti mahkotamu jatuh sayang"rasti menatap mata ridwan kenapa dia manggil aku dengan kata-kata sayang?batinnya. Ridwan tersenyum dan mengecup kening rasti lembut. Mama yang melihat itu langsung menatap horor sang anak.

"Kamu apa-apan sih bang nyosor-nyosor anak orang."mama masih menatap anaknya dengan geram. Bisa-bisanya dia mencium anak orang.

Rasti's (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang