R 6.

79 32 12
                                    

Baca ya awas aja gak baca. Jangan lupa coment and vote ya.

****
Happy reading:*

Pagi hari, sinar mentari telah menimbulkan cahayanya, udara sejuk menerpa kulitnya. Terdapat dua orang berlawan jenis tengah berbincang di ruang makan.

"Bang ical, rasti udah bangun?"tanya bunda

"gak tau bun, kayanya belum deh"jawab bang ical

"Yaudah, coba kamu bangunin dia"ucap bunda

"Iya bun, aku ke kamar rasti dulu ya bun"ucap bang ical

Richald menaiki tangga menuju kamar rasti, ya kamar mereka sebelahan sesampainya dikamar rasti dia ngetuk pintu kamar. Berkali-kali ia mengetuk pintu sampe akhirnya pintu terbuka menampilkan gadis cantik yang sudah rapi dengan seragam sekolah yang melekat ditubuhnya.

"Kirain belum bangun"ucap bang ical

"Ye emang aku bangunnya lama apa"jawab rasti

"Kamu kan kalo tidur kek kebo susah dibangunin"ledek bang ical

"Ih gak yah"elak rasti

"Iya dih gak sadar apa kalo tidurnya kek kebo"ledek bang ical sambil mengacak rambut rasti

"IHHH ABANGG RAMBUT RASTI JADI BERANTAKAN"teriak rasti
Dan liat bang ical tertawa setelah membuatnya kesal

"RASTI JANGAN TERIAK-TERIAK MASIH PAGI"teriak bunda

"BUNDA JUGA TERIAK KO"teriak rasti

"CEPET KALIAN TURUN SARAPAN DULUU"teriak bunda

Mereka menuruni tangga menuju ruang makan untuk makan pagi.
Makan pagi pun selesai, kini waktunya rasti berangkat sekolah. Ia berangkat menggunakan mobil gak memakan waktu banyak untuk sampai ke SMA PELANGI ya rumah rasti dengan sekolahnya gak jauh. Ia pun turun banyak yang mengaguminya, bahkan yang sirik pun ada, Banyak malah. Ia mengendikan bahunya acuh.

Sepanjang koridor banyak yang menyapa dan dibalas dengan senyuman. Sampai ada seseorang yang ntah datang dari mana tiba-tiba ada disampingnya.

"Sendirian aja"ucap seseorang itu
Rasti hanya berdehem, namun seseorang tersenyum menanggapinya

"Ke kantin yuk, masih pagi ini"ajak seseorang itu

"gue mau ke kelas wan, lo kalo mau ke kantin sendirian aja"ucap rasti

Ya seseorang itu Aditnya Ridwan M. Cowo yang memiliki sifat cuek, irit bicara. Namun karena seorang cewe dia mau berbicara panjang ia pun menyadari itu.

"yaudah gue anter ke kelas gimana?"tanya ridwan

"Gausah, gue bisa sendiri"tolak rasti

"Jutek banget, kenapa? Ada masalah ya?"tanya ridwan

"gak papa ko"jawab rasti

"Cerita aja kalo lo mau cerita gue siap jadi pendengar yang baik"ucap ridwan

keasikan ngobrol sampe gak nyadar kalo mereka udah didepan kelas.

"Yaudah gue masuk duluan ya, btw makasih tawarannya"jawab rasti
Ridwan hanya mengangguk setelah rasti masuk ke kelas ia pun pergi ke kelasnya. Banyak yang secara terang-terangan memanggil namanya dengan histeris namun ia hanya acuh.

Sekarang ia sudah masuk ke kelasnya.

Bel berbunyi menandakan pelajaran akan dimulai. Mereka belajar dengan tenang sampai bel istirahat pun menggema seantero. Bel istirahat surga bagi mereka pasalnya cacing-cacing diperutnya sudah demo dari tadi. Begitu juga dengan ridwan dkk dan rasti dkk. Sekarang mereka sudah menduduki meja kantin yang paling pojok. Tenang, namun ketenangan itu dihancurkan dengan mulut mercon shafana dan andi yang entah kapan akurnya.

"Fa, lo kalo makan bakso itu jangan dikasih sambel banyak-banyak"ucap andi

"Suka-suka gue lah siapa lo ngatur-ngatur gue"jawab shafana

"Dih dibilangin malah kek gitu"ucap andi

Ditengah pertengkaran andi dan shafana muncul dua sosok anak kecil.

"Kamu ngajak putri ke sini ya?"ucap rasti ke mesyha

"Iya biar aku ada temennya rastiii"jawab mesyha

Andi, fachrul, lita, shafana, ridwan saling pandang seolah bertanya 'dia ngomong sama siapa' mereka hanya menggeleng yang artinya tidak tahu. Rasti yang tau hanya menghembuskan nafasnya kasar

"Gue ngomong sama mesyha"ucap rasti

"Dia kesini sama putri ya ras?"tanya lita dan Rasti mengangguk

"Putri itu siapa? Dan mesyha itu siapa?"tanya shafana yang tidak tau mereka

"putri itu yang dirumah gue fa, dia mulai sekarang ngikutin gue itu juga disuruh rasti"jawab lita

"Lah kenapa? Oh berarti yang namanya mesyha itu temen lo ras? Terus kenapa putri disuruh ngikutin lita?"tanya shafana

Andi, fachrul, ridwan yang dari tadi diam langsung mengangguk benar, kenapa lita harus diikutin putri.

"Karna lita itu anaknya sensitif sama yang berhubungan hantu dan dia juga peka kalo mereka ada disekitar kita untuk berjaga-jaga kalo ada makhluk yang akan berbuat jahat"ucap rasti

"ohh gitu ya ras"ucap shafana mengangguk

"Lo juga kalo dideketin hantu lebih sensitif dari lita fa, apalagi kalo lo lagi pms mungkin sensinya bertambah"ucap rasti shafana kaget kenapa rasti tau kalo dia anaknya begitu sensitif sama 'makhluk halus'.

"Lo tau dari mana?"tanya lita

"Gue baca pikiran dia tadi juga gue dengar kalo dia lagi ngomong dihati"jawab rasti
Mereka yang mendengar ucapan rasti kaget.

"Gausah kaget gitu kali"ucap rasti terkekeh

"lo beneran kaya gitu ras?"tanya andi

"Menurut lo?"nanya balik

"Baru nemu gue orang kaya lo ras"ucap fachrul. Andi, ridwan mengangguk

Bel berbunyi menandakan pelajaran akan dimulai lagi.

"Yaudah yuk kita masuk ke kelas, btw muka lo pucet banget fa knp? Gausah takut kali sama gue kita sama ko"ucap rasti, shafana mengangguk saja.

"Kita duluan ya"pamit lita Ridwan dkk mengangguk,

Setelah rasti dkk pergi mereka pun meninggalkan kantin.

"Gue masih gak percaya woe"ucap andi tak percaya

"Gue juga sama kali ndi, lo gimana wan?"ucap fachrul

"Gimana apanya?"tanya ridwan

"Ya itu menurut lo gimana tau rasti kek gitu?"tanya andi

"ya bagus, keturunan dia jugakan"jawab ridwan

"Iya juga sih"ucap fachrul

Mereka memasuki kelas dan belajar dengan tenang.
























































Dahlah gak bisa merangkai kata-kata, jadi kalo masih absurd bilang ya dicomen jangan lupa divote. Sampai ketemu dipart selanjutnyaaa:*

Rasti's (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang