#5 Tersipu

15 1 0
                                    

Fisya terbangun dengan degub jantung tak beraturan. Ia segera meraih segelas air yang berada di samping tempat tidurnya.

Air tersebut segera ia habiskan dalam beberapa tegukan. Kedua bola matanya menerawang ke depan. Mimpi apa barusan? Mengapa semuanya tampak jelas dan mengabur disaat yang bersamaan? Hanya satu hal yang Fisya tau, ia bermimpi tentang laki-laki itu.

"Anand, Sasya rindu...." lirihnya.

Pigura kecil yang bertengger manis di samping tempat tidurnya hanya membuat wajah Fisya semakin sendu. Di dalamnya terdapat sebuah foto kebersamaannya dengan Anand, sewaktu mereka kecil.

Rambut hitam lurus milik Fisya tergerai sampai ke bahu. Ia menertawakan ekspresi Anand kecil yang tengah menjulurkan lidahnya, serta mata yang terlihat juling.

Kemana perginya sang manusia menyebalkan itu? Saat Fisya tengah merindukannya, apakah Anand juga tengah merindukan Fisya? Atau bahkan, mengingat Fisya pun tidak?

Cling,..

Dering ponselnya menandakan ada sebuah pesan masuk. 1 Message from Anand KW

Anand KW
Selamat pagi Sasyaaa, jangan lupa sarapan yaaa. Karena lo pasti butuh tenaga ekstra untuk menghadapi kenyataan😉

Fisya mengerutkan keningnya dengan bingung dan kemudian tersenyum kecil membaca pesan dari si Anand KW. Konyol, tapi lucu. Eh?

Rafisya Reygan
Pagi kembali Rey, jangan lupa menyiapkan mental untuk menghadapi kenyolotan gue hari ini. Haha, justkid.
Send...

Eh? Sedetik setelah ia menekan tombol kirim. Fisya segera menyesali tindakannya.

"Apaansi Sya, bodoh!" gerutunya, ketika ia ingin menarik pesan, semuanya telah terlambat. Centang 2 abu-abu itu telah berubah menjadi warna biru.

Fisya menjadi panik sendiri saat tulisan "Online" itu berubah menjadi "Typing..."

Ia terlalu takut untuk melihat balasan dari Rey. Maka dari itu, Fisya memilih untuk segera keluar dari Roomchat Rey dan mematikan data seluler di ponselnya.

Fisya segera bergegas mandi dan mengenakan seragam sekolahnya. Setelah itu, ia lantas menuju meja makan dan sarapan bersama dengan keluarganya.

Seperti biasa, Fisya selalu menolak untuk diantar ke sekolah oleh Papah. Ia selalu memilih untuk naik bus jemputan sekolah bersama Vira.

Usai menghabiskan sarapannya, Fisya segera pamit dan menyalimi tangan kedua orang tuanya, serta bersalaman gaya 'tos-tosan' dengan Rio-Sang adik laki-lakinya yang tengah duduk di kelas 2 SMP.

Fisya berjalan sambil menunduk. Ia sedang memikirkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi di sekolah nanti. Apalagi jika bukan tentang tingkah konyol si Anand KW.

Omong-omong soal Anand, Fisya kembali teringat akan mimpi aneh yang muncul dalam tidurnya malam tadi.

Dalam mimpinya itu, Fisya melihat Anand kecil tengah mengemasi barang-barangnya ke dalam tas dan beberapa koper besar, lalu memasukkan tas dan koper tersebut ke dalam bagasi mobilnya.

Ya, itu adalah hari dimana Anand pindah rumah dan meninggalkan Fisya sendirian. Hari dimana Fisya langsung membenci Anand saat itu juga, karena telah mengingkari janji mereka berdua yang tak akan pergi kemana-mana.

Anand bohong, laki-laki itu meninggalkannya dan berjanji akan kembali. Namun, kemanakah ia sampai saat ini? Mengapa tak kunjung menepati janji? Ia benar-benar pembohong besar.

Mimpi berubah, Fisya melihat seorang laki-laki dewasa yang tengah memunggunginya. Namun, anehnya, Fisya tau bahwa itu Anand. Sebab, jantungnya berdegub lebih kencang daripada biasanya. Perasaan yang hanya mampu ia rasakan ketika berada di dekat Anand.

PHILOPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang