Gadis itu mengerang, merasakan hembusan napasnya yang panas. Ia menggeliat tidak nyaman di tempatnya, lalu terbangun. Gadis yang dijuluki Alea itu meraba area keningnya, ada sesuatu yang basah di sana. Diangkatnya benda itu dan dilihatnya. Ternyata hanya sebuah handuk putih kecil.
Alea merubah posisinya menjadi duduk. Kakinya ia gantungkan di pinggir ranjang. Kedua bola matanya bergerak liar menelusuri sekitar. Kamar siapa ini? Mengapa berantakan sekali? Dua kalimat yang langsung tercetus di hati kecilnya.
Lalu ia mencoba berdiri, tapi tidak jadi. Kulit putihnya baru menyentuh sedikit bagian dari lantai tetapi sudah diangkatnya lagi. Lantai itu terlalu dingin baginya. Ia juga merasa sangat pusing. Kerongkongannya juga dangat kering. Ia menoleh ke arah nakas, ada sebuah teko besar dan satu gelas bening di sana. Tangannya tergerak untuk menuangkan air dari teko ke gelas dan meminumnya.
"Haah.. Alhamdulillah.." ucap syukurnya.
🐊
Lelaki dengan celana training panjang dan kaos putih polos tengah memerhatikan seseorang dari daun pintu. Ia bersandar di sana. Seperti memperhatikan apa yang akan dilakukan gadis di hadapannya itu selanjutnya.
Namun gadis itu hanya menundukkan wajah dan memejamkan matanya dalam diam. Karena merasa tidak ada pergerakkan, lelaki itu pun bersuara.
"Ekhm.." dehemnya.
Tetapi, gadis itu tidak memberikkan respon apa pun. Mungkin tidak mendengarkannya.
"EKHM.." kali ini sedikit lebih keras.
Zonk. Tidak direspon juga.
"Udah bangun lo?" pada akhirnya lelaki bernama Alvino Adijaya itu melontarkan satu pertanyaan.
Merasa ditanya, gadis di hadapannya itu kini menoleh. Raut wajahnya tidak dapat diartikan. Antara kaget, biasa saja, atau kaget banget.
Bener 'kan, kalo ini mah bener mati suri dia. Mukanya pucet gitu, kaya setan. -Batin Alvin.
"Turun. Diajak makan sama bokap gue." kata Alvin dan berlalu pergi.
Ternyata si kadal yang nolong gue. -Batin Alea.
🐊
Hap!
Akhirnya Alea mencapai anak tangga terakhir. Kakinya seperti ingin memisahkan diri setelah melewati puluhan anak tangga di rumah itu. Punggungnya pegal sekali. Pelipisnya pun sudah dipenuhi oleh keringat karena perjalanan dari lantai tiga sampai lantai dasar ini.
"Kemana aja sih lu? Lama banget perasaan. Udah laper nih gue!" semprot Alvin tiba-tiba yang membuat Alea sontak menoleh.
"Ya lu bayangin aja sendiri, gue turun dari lantai ujung sono noh, sampai sini. Capek ngerti ga?!!" balas Alea setengah berteriak.
Alvin diam, sedikit melihat ke arah belakang Alea. Anak tangga. Dan sedetik kemudian tawanya pecah di hadapan Alea.
"Sinting lo."
"HAHAHAHA..!!! L—lo tu—turun BHAHAHAHA!!" saking lucunya mau mengatakan sesuatu aja tersendat sendat.
"Apasih? Yang jelas kalo ngomong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASA JATUH CINTA
Teen Fiction| Berada pada titik dimana kecewa kepada seseorang yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya. 🐊 Aleasha. Seorang cewek yang nggak bisa diem baik dalam bertingkah maupun berbicara. Nggak pinter, tapi punya perasaan. Lahir dari keluarga yang...