I

2.1K 121 5
                                    

Sinar matahari di siang hari itu membuat (y/n) terbangun dari mimpi indahnya.

"Ughk. Kenapa aku lupa menutup jendela dengan kain gorden?!" teriak (y/n) dalam hati.

Akhirnya, (y/n) bangun dari kasur empuknya dan bergerak menuju kamar mandi. Seperti biasa, ia selalu membersihkan wajah dan tubuh terlebih dulu sebelum menyikat giginya. Itu sudah menjadi kebiasaan (y/n) sejak masih dini. Setelah mandi, (y/n) pasti memakai pakaian dan rompi kesayangannya.

"Not bad," ucap (y/n) sembari mengikat rambut (h/c)-nya dan berkaca di depan cermin yang terletak di kamarnya. Ia memakai alas kaki berwarna biru dan berjalan keluar ruangan apartemen. Pastinya ia tidak lupa mengunci pintu apartemennya itu.

Biasanya ia memasak di apartemennya, tetapi ia sedang ingin makan dengan Naruto di Ichiraku. (y/n) berjalan menyusuri jalanan dan menuju apartemen Naruto. Apartemen Naruto terletak tidak jauh dari apartemen (y/n). Oleh sebab itu, mereka sering bepergian bersama.

*******

"Naruto, bangun!" pekik (y/n) untuk kesekian kalinya.

Teriakan tersebut membuat beberapa warga menoleh ke arah (y/n). (y/n) harus berteriak lebih keras karena Naruto tidak kunjung membukakan (y/n) pintu apartemennya. Ingin sekali rasanya (y/n) mendobrak pintu tersebut, tetapi (y/n) mengurungkan niatnya karena bertepatan dengan munculnya Naruto dari balik pintu.

"Kenapa (y/n)~nee?" tanya Naruto dengan suara imutnya. "Ayo ke Ichiraku ramen, Naruto," jawab (y/n). "Ichiraku??" pekiknya dengan mata berbinar.

Tiba-tiba saja, Naruto menghilang dan muncul lagi dalam hitungan detik.

"Iku zo!!!" Teriak Naruto dengan penuh semangat. "Dasar baka," ucap (y/n) sembari menjitak kepala Naruto.

*******

Mereka berjalan berdampingan menuju Ichiraku. Ketika menuju Ichiraku, mereka berpapasan dengan Kakashi— guru Naruto di team tujuh.

"Yo," ucap Kakashi sembari mengangkat tangan kanannya. "Kakashi sensē!" balas Naruto dengan penuh semangat seperti biasanya.

Naruto merupakan anak yang sangat bersemangat. Jadi, tidak heran jika ia begitu bersemangat saat menghadapi apapun.

"Hai, Kakashi," ucap (y/n) gugup. "Kalian mau kemana?" tanya Kakashi lagi. "Kami mau ke Ichiraku, sensē!" jawab Naruto dengan semangat 45-nya.

(y/n) mempunyai perasaan terhadap Kakashi sejak mereka bertemu beberapa tahun lalu. Kakashi sempat menyelamatkan (y/n) dari kematian dan sejak saat itu (y/n) menyukai Kakashi.

"Sensē mau ikut?" tanya Naruto. "Naruto baka, Kakashi lagi sibuk," kata (y/n) dan menarik Naruto. "Kami duluan ya. Jaa ne," lanjut (y/n). "Mungkin aku bisa ikut makan ramen dengan kalian," ucap Kakashi.

[(y/n)'s POV]
Mendengar kalimat itu, kakiku langsung berhenti melangkah dan jantungku berdegup kencang. Tiba-tiba Kakashi muncul di sampingku dan membuat darahku berdesir dengan cepat.

"Tak perlu dengarkan si baka ini, Kakashi," ucapku sembari menahan kegugupan yang melanda diriku. "Aku juga lapar, jadi sekalian saja," balas Kakashi; kalimat itu sukses membuat jantungku semakin memompa dengan cepat.

"(y/n)~nee! Cepatlh. Aku sudah lapar," sela Naruto, merusak lamunan sesaatku. "Hai'."

[3rd POV]
"Disini merupakan tempat yang nyaman untuk melakukan 'penelitian'. GWA HA HA HA," tawa seseorang dengan penuh kemenangan dan kebangaan.

[Naruto's POV]
'Ada apa dengan (y/n)~nee? Ia terlihat aneh sejak memasuki Ichiraku'

"(y/n)~nee, ada apa?" tanyaku yang sedang mengunyah ramen kesayanganku. "E-eh. Tidak ada apa-apa," balasnya dengan senyuman yang manis.

IN LOVE WITH PERVY GUY [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang