"Jelaskan padaku sekarang," ucap Jiraiya. "Jelaskan apa, Jiraiya-sama?" tanya (y/n). "Mengapa kau pergi tanpa memberitahu?" jawab Jiraiya dengan nada yang cukup serius. "Supaya Anda tak mengikutiku," balas (y/n) lalu menegak minumannya. "Memangnya kenapa jika kita melakukan misi bersama? Mengapa kau sangat egois?! Kau bisa saja membahayakan nyawa Anko maupun nyawamu sendiri!" bentak Jiraiya.
(y/n) cukup terkejut. Selama ini, (y/n) tak pernah melihat Jiraiya semarah itu. "Jawab aku, (y/n)!".
(y/n) hanya diam. Ia tak bereaksi sama sekali. Ia hanya ingin lari sejauh yang ia bisa dan menghilang dari dunia ini. (y/n) kesal dengan Jiraiya yang tidak memahami jalan pikirannya. (y/n) sengaja tidak membiarkan Jiraiya pergi karena (y/n) tidak tega melihat Tsunade kehilangan manusia yang sangat dicintainya, tetapi yang ia dapat, bentakan dan sebutan 'egois'."Sekarang kau diam. Bagus," ucap Jiraiya yang mulai kehilangan kesabaran. "Maafkan aku, Jiraiya-sama. Aku memanglah egois. Hehe," balas (y/n) dengan senyuman sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Terserahlah," kata Jiraiya dan pergi meninggalkan (y/n) sendirian.
(y/n) hanya berjalan dengan lesu, seperti tak memiliki jiwa. (y/n) menundukkan kepalanya dan menatap kosong jalan setapak. Ia sudah tak perduli jika ia tersandung dan terluka.
Tanpa aba-aba, hujan turun dengan derasnya.
(y/n) hanya menatap sekilas ke arah atas, lalu tunduk kembali. Ia bisa merasakan air yang berjalan turun di pipinya. Air mata ataupun air hujan, (y/n) tak tahu. Yang ia tahu hanyalah berjalan kosong tanpa arah.
(y/n) menikmati turunnya air hujan tersebut, seperti mengguyurnya. DINGIN. Itulah yang dirasakan (y/n)."Apa yang kau lakukan di tengah hujan deras seperti ini?" tanya seseorang di samping (y/n). Orang tersebut menutup kepala (y/n) dengan sesuatu. (y/n) menoleh dan mendapati Kakashi.
"Apa yang kau lakukan di sini, Kakashi?" tanya (y/n) balik. "Posisimu di sini sebagai penjawab, bukan penanya," balas Kakashi. "Pulanglah. Kau akan sakit jika tetap di sini. Sakura akan menkhawatirkanmu," ucap (y/n), mengabaikan balasan Kakashi sebelumnya. "Kita harus berteduh," ucap Kakashi sembari menarik tangan (y/n). "Aku tak tertarik," sahut (y/n) dan berhenti, mencoba melepaskan diri dari Kakashi. "Keras kepala seperti biasanya."Kakashi mengangkat (y/n) ala-ala bridal-style dan berlari menyusuri hujan.
"Turunkan aku, Kakashi," kata (y/n) dengan nada yang sangat lesu. "Tidak. Kita harus berteduh."
[Tsunade & Jiraiya]
"Hujan sangat deras, Jiraiya," ucap Tsunade membuka percakapan.
"Ya," balas Jiraiya singkat.
"Ada apa denganmu? Tak biasanya kau seperti ini."
"Tidak kenapa-napa."
"Hmm. Baiklah," ucap Tsunade seraya berdiri dari tempatnya dan bergerak menuju jendela.Tsunade langsung terfokus ke figur Kakashi dan (y/n)
"Sejak kapan (y/n) dan Kakashi menjadi sedekat itu?"
Pertanyaan tersebut terlontar dengan sendirinya."(y/n)?" tanya Jiraiya.
"Ya. Lihatlah di sana. Kakashi mengangkat (y/n)," ucap Tsunade, menunjuk ke arah (y/n) dan Kakashi.Jiraiya melihat arah jari Tsunade dan ia mendapati (y/n) dan Kakashi. Jiraiya merasa ada yang mengiris kulitnya. Rasa sakit yang tak bisa didefinisikan. Ia juga mengecek tubuhnya, apakah berdarah atau tergores. Hasilnya nihil. Ia tidak menemukan bekas luka maupun goresan, tetapi rasa sakit itu masih terasa.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Tsunade yang bingung dengan tingkah Jiraiya. "Sakit, Tsunade. Aku merasakan sakit, tetapi aku tidak terluka," jawab Jiraiya yang masih menatap ke arah luar. "Seperti teriris?" tanya Tsunade sekali lagi untuk memastikan. "Ya.".
[(y/n) & Kakashi]
"Ada apa denganmu? Kenapa kau sangat berbeda?" tanya Kakashi.
"Aku baik-baik saja, Kakashi," jawab (y/n) tanpa melihat ke arah Kakashi.
"Kau berbohong. Biasanya kau sangat bersemangat."
"Aku tidak berbohong."
"Ceritakanlah padaku. Kau tahu bahwa kita adalah teman baik. Kenapa kau tak mau menceritakan masalahmu? Aku tak ingin kehilangan orang-orang yang kusayangi lagi. Cukup sudah Obito, Rin, kedua orangtuaku, dan Minato-sensei. Aku tak ingin kehilanganmu, (y/n). Jadi tolong. Ceritalah."
"Orochimaru menculik Anko. Aku ditugaskan untuk menolong Anko. Jiraiya-sama juga ditugaskan oleh Tsunade-sama untuk menjagaku dari Orochimaru, tetapi Jiraiya-sama bisa saja tewas dalam misi tersebut. Jadi, aku pergi diam-diam agar ia tak mengikutiku. Jika ia tidak ikut, maka ia tidak mungkin tewas dan ia dapat hidup bahagia dengan kekasihnya, Tsunade-sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
IN LOVE WITH PERVY GUY [COMPLETE]
Fanfic● I do not own Naruto (it belongs to Masashi Kishimoto) ● Jiraiya X Reader (y/n) merupakan gadis muda yang brilian. Ia bahkan sudah mendapat gelar jonin di usia muda. Ia merupakan salah satu teman dekat naruto bahkan bisa dikata 'saudara tidak sedar...