XV

1.1K 77 23
                                    

– Disarankan mendengar lagu di atas (buka youtube & search "Lemon by Kenshi Yonezu" lalu tekan yang "IndoToonTV" *ada liriknya & artinya*) atau bisa cari lagunya di Spot*fy (Lemon-Yurisa) –

~Semoga ngena sih dengan liriknya (◕‿◕)~

[(y/n)'s POV]
Putih...
Semuanya putih..

'Apakah ini yang dinamakan kehidupan selanjutnya?'

Memori-memori hidupku berputar bak komidi putar— memori menyenangkan hingga menyedihkan.

Dari sekian banyaknya memori di sini, hanya satu memori yang memancarkan sinar sangat terang— memoriku dengan Jiraiya-sama.

[Furubita omoide no hokori wo harau]

***

"(y/n)," panggil seseorang di belakangku.

Aku berbalik dan betapa terkejutnya aku mendapati Kakashi. Ia berdiri tegap dengan mata yang memancarkan kebahagiaan.

"Kakashi?"

"Akhirnya kau datang. Aku telah menunggumu," katanya lalu menggerakkan tangan seperti memanggilku untuk ke tempat berdirinya.

'Kakashi menungguku? Apakah kami betul-betul berada di kehidupan selanjutnya?'

"Apa yang kau lamunkan, (y/n)?"

Aku tersentak dari lamunan sesaatku. Kugerakkan kakiku untuk mendekat ke arahnya. Ia masih setia menungguku.

Setibaku di tempatnya, ia langsung menarik tanganku dan berlari menuju pintu putih yang menjulang tinggi ke atas. Pintu putih tersebut sangat besar.

Perasaanku sangat tenang ketika melewati pintu itu. Aku tak tahu mengapa pintu tersebut terasa sangat damai dan tenang.

'Mungkinkah itu yang dinamakan pintu surga?'

***

Kakashi meninggalkanku di depan toko buku. Aku masih mengingat toko buku ini— tempat di mana aku bertemu dengan si kakek-mesum itu untuk pertama kalinya.

Aku masuk ke dalam toko itu dan hanya mendapati sebuah rak. Rak buku itu dipenuhi oleh novel "Icha Icha Paradise".

Aku mengambil salah satu novel dan cahaya putih terpancar dari buku tersebut. Cahayanya menyilaukan mata dan membuatku pusing.

***

Aku belum sempat mengatakannya.
Aku sungguh menyesal.
Mengapa aku tak memberitahunya?!
Mengapa perasaan tersebut ku-sangkal?

Sekarang ia telah pergi.
Pergi jauh dari jangkauanku.
Tak akan kembali lagi.
Untuk dipertemukan denganku.

Seandainya kupunya kesempatan.
Aku pasti akan menyatakan.
Sekarang tinggal penyesalan.
Yang tak 'kan kulupakan.

***

Aku belum mendengar pernyataan cinta-nya. Aku tak tahu, jika selama ini, ia juga memendam perasaan yang sama denganku. Ia bahkan menyukaiku duluan. Ia juga belum mendengar pernyataan cinta dariku.

"Kami-sama, pertemukanlah aku dengannya lagi. Aku tak akan melepaskannya lagi. Aku akan berjuang untuk mempertahankannya. Aku tahu permintaan ini sedikit tidak masuk akal karena ia telah tiada, tetapi tak ada salahnya berharap pada-Mu, kan?" pintaku sembari menutup mata.

Beberapa tetes air mata mengalir di ujung mataku. Biarlah air mata tersebut menjadi bukti nyata penyesalanku. Aku hanya bisa berharap Kami-sama mengabulkannya.

IN LOVE WITH PERVY GUY [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang