lian, illyas dan aksa. -11

421 50 46
                                    

"Rintikan hujan ini akan menjadi saksi bisu kehancuran dalam diamku."

~ Illyasa saputri Xavier ~

***

Happy reading!!!

"Aksa,"gumam gue sambil menubruk kedalam pelukan Aksa.

Yups, yang nolong gue adalah Antariksa Sanjaya, gue berterima kasih banget sama yang maha kuasa karena udah dengar doa gue, mendatangkan seseorang untuk nolong gue walaupun yang gue harapin itu adalah lian, tapi gpp yang penting gue selamat dari om om gila itu.

Aksa membalas pelukan gue yang lagi ketakutan dan menangis, gue yang mulai sadar atas tindakan yang gue lakuin pun segera menjauhkan tubuh gue dari tubuh aksa. Illyas bodoh! Kenapa jadi salting gini sih? .

"Lo kenapa jalan sendirian? Lian mana, terus lo habis dari mana?"tanya Aksa bertubi tubi.

"Gue habis dari rumah Mertua gue, kalau lian dia lagi nganterin Alena pulang tapi belum balik balik sampe sekarang dan gue juga tadinya cuma lagi pengen jalan kaki aja."sesal gue, meding gue naik taksi aja tadi!

Saat Aksa mendengar Nama Alena, aksa pun menoleh kearah gue dengan wajah terkejut." Lo kenal sama Alena?" Tanya Aksa dengan wajah tak percaya.

"enggak, baru aja sih kenalnya. lo kenal sama alena udah lama sama kayak lian?"tanya gue balik sambil jalan bareng kearah motor gede Aksa.

"Sebenernya alena sama lian punya hubungan apa sih sa? Kalau gue perhatiin kayaknya lian care banget sama alena."sambung gue lagi.

Jujur entah dorongan dari mana gue menanyakan hubungan Alena dan lian ke Aksa.padahal kalau dipikir - pikir gue terlihat kayak cemburu tpi kenyataannya gue juga gak tau gue cemburu atau karena gue cuma penasaran aja?

"Lo cemburu liat lian care sama alena?"balas Aksa.

"Enggak, gue cuma penasaran aja!"jawab gue sambil menggeleng ragu.

"Wajar kok kalo lo cemburu, lian itu suami lo, mana ada sih seorang istri yang gak cemburu liat suaminya lebih care sama cewek lain!"tutur aksa.

"Gue emang kenal Alena udah lama, tapi karena lian belum cerita apa apa sama lo tentang siapa alena sebenernya! jadi sorry yah gue gak bisa jelasin ke lo sebelum dapet izin dari lian tapi gue yakin suatu saat lo pasti bakal ngerti siapa alena dan kenapa lian bisa se care itu sama alena."sambung Aksa lagi merasa tak enak.

"Iya gpp, gue ngerti kok,"balas gue tersenyum.

"naik, biar gue antar pulang!"terdengar seperti perintah bukan sebuah ajakan.karena gue yang masih parno kalau pulang sendiri dan takut kejadian tadi keulang lagi jadi gak ada pilihan lain, mau gak mau gue naik ke motor aksa.

Setelah itu aksa menjalankan motornya.

- Author pov on -

Aksa terus melajukan motornya, sampai kini mereka sedang menunggu lampu merah berubah menjadi lampu hijau.setelah lampu rambu lalu lintas sudah berubah Aksa pun ingin kembali menjalankan motornya namun ia urungkan karena rintikan hujan mulai turun.

Aksa memutuskan untuk menepi sejenak di halte bus karena hujannya kini mulai lembat. "Kita nepi dulu ya yas, hujannya makin deras soalnya."ucap Aksa samar samar berpadu dengan suara gemuruh hujan.

"Iya gpp, dari pada kita kehujanan."jawab illyas sambil mengusap bahunya kedinginan, sebelum menepi dihalte mereka sudah kehujanan dan hampir basah kuyup .

Antariksa melihat illyas kedinginan pun membuka jaket kulit hitam miliknya dan dipasangkan ke bahu illyas."Nih, lo pake!"kata Aksa memberikan jaketnya pada bahu illyas.

Dokter Kesayangan (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang