14. Kabar Duka

1.2K 239 82
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●
.
.
.
.

Di dalam perjalanan keduanya tidak ada yang membuka mulut, Chandra diam dengan pikirannya begitu pula dengan Dyandra, ia hanya bisa terisak dalam tangis, perasaannya kacau,

Sesampainya di rumah, Chandra hanya menurunkan Dyandra, memastikan Dyandra masuk kedalam rumah, setelah itu Chandra kembali ke rumah sakit, Chandra hanya berbicara jika ada urusan yang harus dia selesaikan di rumah sakit,

Malam ini, Dyandra hanya bisa menyimpan rasa sakitnya sendiri karena harus menerima sebuah kenyataan yang tidak pernah ia harapkan, kenyataan bahwa Chandra lebih memilih kembali menemui Syahnas, Dyandra bahkan tidak tahu, untuk apa Chandra sampai rela kembali kerumah sakit, di jam malam seperti ini.

Kedua mertuanya tidak ada yang tahu dengan kondisi Dyandra, karena saat Dyandra pulang rumah sudah gelap, menandakan kedua mertuanya sudah tidur. Tidak apa, begini lebih baik, Dyandra pikir, tidak perlu ada orang lain yang tahu, cukup ia sendiri yang akan merasakan sakit hatinya,

Malam semakin larut, waktu menunjukan pukul dua dini hari, dan sampai detik ini pun suaminya tidak kunjung kembali tanpa memberinya kabar, Dyandra tertidur akibat kelelahan menangis, ia terbangun saat mendengar adzan subuh,

Pandangannya mengedar di setiap sudut kamarnya, tidak ada yang berubah, sebelah rajangnya masih kosong, bantal masih tertata rapi tanpa kusut, Dyandra mengecek ponselnya, namun nihil, jangankan telepon masuk, seatu pesan saja tidak ia dapatkan. Suaminya tidak pulang!

Langkah gontai Dyandra berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu, setelah itu ia menunaikan sholat subuh, sampai pada salam terkahir pun fokus Dyandra tidak pada Sholatnya, melainkan pada suaminya yang tak kunjung pulang,

'Benarkah jika Chandra menikahi, Syahnas?'

Memilih kembali mengistirahatkan tubuhnya yang masih lengkap memakai mukena, tidak ada niat untuk tidur lagi, mengingat hari menjelang pagi, di tambah ia sedang tidak berada di rumahnya sendiri. Tapi ternyata Dyandra tertidur karena berat menahan kantuk serta rasa pusing yang bercampur sesak di dalam hatinya.

.
.

"Dari mana mas? Istrimu dimana?" Mama Chandra melihat Chandra yang memasuki rumah pukul enam pagi,

Fany sempat tahu saat Chandra dan Dyandra tadi malam keluar, tapi tidak tahu jika Chandra sempat memulangkan Dyandra,

"Ma, segeralah bersiap, papa juga" ucap Chandra duduk di sofa ruang tengah,

Kedua orang tua Chandra menyerjit heran menatap Chandra, seperti bertanya 'apa apa?' 'Mendadak sekali?' 'Sepagi ini?'

"Ibu Syahnas, beliau meninggal dini hari"

"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" ucap Fany beserta Yunho dengan wajah terkejutnya,

"Dyandra sudah tahu?" Tanya Yunho,

Chandra menggeleng, "biarkan pa, Dyandra sedang sakit, biarkan ia beristirahat"

Bukan karena apa Chandra berkata demikian, keduanya memang sedang tidak baik-baik saja, Chandra memilih membiarkan istrinya untuk beristirahat, ia akan menjelaskan semuanya nanti saat Dyandra sudah tenang,

Assalamu'alaikum, Istriku. (Sequel of 'Assalamu'alaikum, Dyandra!') ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang