2. Mama Mertua

1.3K 284 92
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●

.
.
.
.

Adzan subuh berkumandang, Chandra terbangun dan melihat Dyandra, sang istri yang masih terlelap di sampingnya dengan posisi yang sama, sepertinya memang tidur Dyandra senyenyak itu, terbukti sampai pagi posisinya masih tetap sama,

Chandra tersenyum tipis, tidak mau mengganggu tidur Dyandra, Chandra memilih menunaikan ibadah sholat subuh terlebih dahulu, baru membangunkan Dyandra, seusai menunaikan sholat subuh, Chandra sengaja membaca Al-Quran, walau hanya satu ayat,

Dyandra terbangun kala mendengar suara orang mengaji, matanya mengedar melihat jam dinding, ia terbelalak saat waktu menujukan pukul 4:55, 'memalukan' batin Dynadra, hari pertama menjadi seorang istri ia sudah telat bangun, memang salahnya, ia tidak terbiasa bangun tepat adzan subuh berkumandang, jika bukan alrm dari bundanya langsung, Dyandra pasti mengabaikan kewajiban sholatnya,

"Shodaqallahuladzim"

Chandra melihat Dyandra yang sudah terbangun namun terlihat gusar, sampai Dyandra tidak menyadari jika wajah Chandra menjulur mendekat, "ada apa?"

Dyandra tersadar seketika memundurkan wajahnya, "jangan deket-deket" Chandra terekekeh melihat tingkah Dyandra, "segeralah sholat" imbuh Chandra, setelah itu Chandra bangkit dari sajadahnya dan memilih berganti sarung dengan celana triningnya, Dyandra yang melihat itu menyerjitkan dahinya,

"Mas Chandra sudah sholat?"

Chandra menoleh menghadap Dyandra sambil mengangguk, "Iya..."

Dyandra semakin merasa bersalah, wajahnya semakin menunduk dan Chandra menyadari itu, ia mendekat ke arah Dyandra, "ada apa?"

"Ini hari pertama saya menjadi istri, harusnya saya bisa bangun lebih dulu dari pada bapak"

Chandra tersenyum melihat Dyandra yang berujar dengan nada berasalah, Chandra tidak mempermasalahkan itu, ia memaklumi, mungkin kemarin Dyandra lelah sampai ia tidak terbangun saat mendengar adzan,

"Tidak apa, mulai besok kita sholat berjamaah, ya?"

Dyandra mengangguk dan berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil air wudhu, selesai menunaikan ibadah sholat, suara Chandra mengintrupsi Dyandra,

"Dyandra, ada yang ingin saya bicarakan"

Dyandra yang merasa terpanggil menoleh, melihat Chandra yang sedang memangku leptopnya, Dyandra mendekat duduk di sebelah Chandra yang masih berjarak sekitar tiga jengkal,  Chandra melihat itu sengaja menggeser duduknya agar dekat dengan Dyandra,

"Jangan deket-deket" pekik Dyandra panik, bukanya kenapa, hanya saja Dyandra tidak bisa mengatur detak jantungnya saat dekat dengan Chandra, Dyandra mengakui itu,

Seketika Chandra tertawa terpingkal-pingkal saat melihat Dyandra yang ketakutan dan mengerucutkan bibirnya, "ternyata mas Chandra bisa tertawa juga"

Chandra berhenti tertawa dan menyerjitkan dahinya, namun sudut bibirnya tertarik,

"Mas Chandra itu dingin, datar seperti kanebo kering saat rapat, atau saat apapun itulah" ujar Dyandra dengan bersungut-sungut,

"Saya semenyeramkan itu?"

"Iya! Dan sangat menyebalkan tau!" Gerutu Dyandra saat mengingat bagaimana lelaki itu terus memberi komentar tentang hasil kerja Dyandra yang tidak pernah benar di mata Chandra,

Chandra kembali terkekeh, ternyata bersama Dyandra membuat Chandra gampang tertawa, ia menarik pipi Dyandra dengan gemas, "gitu ya?" Dyandra yang hanya mendapat jawaban seperti itu seketika mendelik ke arah Chandra,

Assalamu'alaikum, Istriku. (Sequel of 'Assalamu'alaikum, Dyandra!') ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang