4. Hijrah Dyandra

1.6K 266 60
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●

.
.
.
.

Alarm di ponsel Dyandra berbunyi menunjukan pukul 04:00, semenjak menikah dengan Chandra, Dyandra membiasakan diri untuk bangun terlebih awal, yaitu dengan cara mensetting alrm di ponselnya, tangan Dyandra telulur ingin mematikan alrm di ponsel tetapi urung saat merasakan sebuah lengan kokok yang melingkar di pinggangnya dengan erat,

Ia membalikan tubuhnya untuk menghadap ke arah Chandra, seketika senyumnya mengembang saat menangkap wajah polos suaminya yang masih terpejam, bibir lelaki itu seperti melukiskan sebuah senyuman yang semakin sembuatnya terlihat tampan,

'Bahkan saat ia terlelap pun tak mengurangi kadar pesonanya'

Dyandra terkejut saat tiba-tiba lengan Chandra semakin mengeratkan pelukannya,

"Mengagumi saya diam-diam?" Mata itu terbuka diikuti senyum yang mengembang,

Dyandra gelagapan, seperti seseorang pencuri yang tengah tertangkap basah, wajahnya memerah, untung saja kondisi lampu kamar cukup tamaran, sehingga Chandra tidak akan bisa melihatnya, "t-tidak, percaya diri sekali"

Chandra terkekeh kecil, kembali mengeratkan pelukannya, ia meletakan kepalanya di atas kepala Dyandra, "jam berapa sekarang?" Tanyannya dengan suara khas bangun tidur,

"Empat"

Mata Chandra kembali terpejam, "bangunkan saya setengah jam lagi", tidak lama setelah itu Dyandra kembali mendengar nafas Chandra yang teratur serta dengkuran halus, dia kembali menyelami mimpi,

Dyandra hanya diam sambil menatap dada Chandra yang terturup kaos hitam, ingatanya kembali berputar, bagaimana pertemuan pertamanya hingga akhirnya ia sampai menikah, yang Dyandra ingat pertemuan pertama kali mereka saat sedang membeli tahu campur pak. Suman,

Lucu bukan, bahkan pak. Suman selalu berujar jika merka berjodoh karena selalu kebetulan bertemu saat membeli tahu campur, pak. Suman pasti akan menangis jika mengetahui kenyataan Chandra dan Dyandra sudah menikah, Dyandra terkekeh geli,

Ah, tapi Dyandra juga tidak yakin, pasalnya bunda Dyandra pernah bilang jika yang di maksud bundanya adalah Chandra sosok lelaki yang duduk di sebelah uztad saat pengajian, tapi tentu saja Dyandra tidak tahu, mungkin Chandra juga tidak melihat Dyandra,

Dyandra mencoba mengendurkan pelukan Chandra, sesekali Dyandra menatap wajah suaminya, terlintas sebuah ide jahil, tangan Dyandra telulur lalu menjepit hidung suaminya dengan jari-jarinya,

Chandra yang merasakan itu tentu saja membuat tidurnya tidak nyaman, matanya membuka, melihat Dyandra yang terkikik geli saat melihat Chandra menatapnya dengan kesal, jari Dyandra di gigit oleh Chandra,

"Aaw...aw, mas Chandra!"

"Gadis nakal"

Seketika Chandra membalik tubuhnya, kini Dyandra berada di kukungan Chandra, Dyandra menggerak-gerakan tubuhnya agar dapat melepaskan diri dari kukungan suaminya, hingga akhirnya Chandra melepaskannya dan berkata, "ayo, subuhan"

Kegiatan ini harus di sudahi jika Chandra tidak ingin memancing nafsunya sendiri.

Keduanya mengambil air wudhu lalu menunaikan ibadah sholat subuh, berjamaah dengan Byanca, di kamar kecil yang sengaja Chandra buat untuk mushola, mereka tidak kembali tidur, Chandra seperti biasa menyiapkan segala keperluannya di ruang kerja, sedangkan Dyandra membantu Byanca yang tengah menyiapkan sarapan, walau hanya roti bakar atau telur goreng,

Assalamu'alaikum, Istriku. (Sequel of 'Assalamu'alaikum, Dyandra!') ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang