9. Kesalah Pahaman Dyandra

1.3K 257 215
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●
.
.
.
.

Sesampainya dirumah, Dyandra langsung turun dari dalam mobil tanpa mengucap sepatah kata apapun, Byanca dan juga Syahnas yang melihat kedatangan Dyandra hanya menatap bingung, melihat wajah sembab Dyandra, Dyandra tetap berlalu berjalan menuju kamarnya di lantai dua,

Dyandra menangis sejadi-jadinya, mengingat semua perkataan yang terlontar pada bibir suaminya, terlebih saat Chandra bertanya tentang statusnya,

Lalu apa bedanya dengan Chandra, apakah Chandra juga menganggap Dyandra sebagai istrinya? Dengan sepihak tanpa pemberitahuan apapun, Chandra mengizinkan Syahnas tinggal di rumah mereka, dan apakah Chandra juga meminta izin kepada Dyandra saat Chandra pergi menjemput Syahnas yang hanya berdua saja? Jika saja Dyandra mementingkan ego-nya, ingin sekali Dyandra meneriakan perihal ini didepan wajah Chandra, tapi sekali lagi, Dyandra tidak ingin memperumit masalah,

Mengusap air matanya yang sedari tadi keluar, ia berjalan tertatih menuju kamar mandi,

Sedangkan Chandra, memilih memasuki ruang kerjanya yang berada tepat di sebelah kamarnya, sempat ingin menyusul Dyandra ke kamar mereka, namun urung saat mendengar isak tangis Dyandra, Chandra memutusakan untuk menjernihkan pikirannya dengan menyendiri, sesungguhnya hatinya sangat sakit saat melihat Dyandra menangis, tetapi rasa cemburu membuat Chandra gelap hati,

Suara ketukan serta pintu terbuka, membuat Chandra tersadar dan menghembuskan nafas dalam,
Chandra melihat Syahnas berjalan mendenkat ke arahnya, dengan membawa secangkir minuman di tangannya,

"Mas, aku bawain teh buat kamu" Syahnas meletakan teh itu di atas meja Chandra,

"Terima kasih" ucap Chandra tanpa merubah wajah dinginnya,

Syahnas berjalan menarik tempat duduk yang ada di depan meja Chandra, baru saja dia ingin mendudukan pantatnya, namu suara Chandra memgintrupsinya,

"Saya ingin sendiri, Nas" kali ini Chandra mengucapkannya tidak kalah dingin, saat ini Chandra benar-benar tidak ingin berbagi keluh kesah pada seiapapun, terlebih perihal rumah tangganya,

Syahnas yang mendengar itu tentu saja kecewa, namun ia berusaha menutupinya agar tidak terlalu terlihat, "iya mas, tapi jangan lupa tehnya diminum ya, segeralah beristirahat"

Chandra hanya diam tanpa menjawab perkataan Syahnas, ia menyandarakan tubuhnya kebelakang, nafasnya kembali memburu, mengingat Sehan tengah memeluk istrinya, sehingga ia lepas kendali dan membentak Dyandra, bukan hanya itu, Chandra bahkan mengucapkan kata-kata pedas kepada istrinya,

'Astagfirulloh'

Disetiap helaan nafas Chandra, berulang kali ia menyebut, berulang kali juga ia memohon ampun telah membuat istrinya menangis, ia telah di butakan dengan rasa cemburu, sehingga setan menguasai dirinya, menyebabkan keretakan dalam rumah tanggnya,

Chandra memilih untuk kembali kedalam kamarnya, dengan pelan ia membuka knop pintu, pandangannya tertuju pada punggung Dyandra, dengan langkah pelan, Chandra mendekati Dyandra, ia berjongkok di depannya, membelai wajah Dyandra yang terlihat sembab dan pucat, rasa bersalah itu semakin membuat hati Chandra hancur, "maaf" ujarnya pelan, kemudian Chandra berdiri dan kembali berlalu,

Dyandra membuka matanya, melihat punggung Chandra yang menjauh berjalan keluar dari kamarnya, apa sebegitu menjijikannya Dyandra, sehingga suaminya tidak mau lagi tidur di dekatnya? Lalu untuk apa permintaa maaf itu? Batin Dyandra,

'Hiks...'

Isakan itu lolos kembali dari bibir Dyandra, giginya menggigit kuat ujung selimut agar tangisnya tidak terdengar, diikuti dengan tangannya tergerak neremat kuat selimut, menahan rasa sakit yang ia rasakan.

Assalamu'alaikum, Istriku. (Sequel of 'Assalamu'alaikum, Dyandra!') ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang