''Jadi benar, kau sedang menjalin hubungan dengan artis bernama Sonya?''
Pertanyaan Rieta selaku ibunya membuat Nevan mengangguk pelan. Saat ini pria itu sedang melakukan pemanggilan video lewat laptop miliknya. Ia duduk di depan televisi pada apartemen Erlangga.
''Bagaimana Ibu tahu bahwa Sonya adalah artis?'' Nevan merasa bahwa ibunya hanya mengenal artis-artis yang naik daun ketika tahun delapan puluhan dan sembilan puluhan.
Rieta mengulas senyum tipis, lalu memperbaiki kacamata yang melekat di hidungnya. ''Para pegawai di kedutaan ramai membahasnya. Katanya kau bahkan membawanya ke apartemen Erlangga.''
Rieta yang bekerja sebagai diplomat di Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia menjadikan beberapa pegawai kedutaan mengenal baik keluarga Rieta, termasuk Erlangga dan Nevan. Sebagian besar dari mereka sudah cukup mengenal Erlangga yang seorang artis dan sering mempublikasikan kegiatannya melalui media sosial. Berbeda dengan Nevan yang cenderung tertutup akan kehidupan pribadinya serta lelaki itu tidak memiliki satu pun media sosial.
''Ibu tidak menyangka bahwa kau akan jatuh cinta dengan seorang publik figur, bukankah kau tidak suka jadi pusat perhatian?'' tukas Rieta mencoba memandang Nevan lebih jelas, meski melalui via virtual.
''Sonya adalah wanita yang menarik.''
Tepat saat Nevan mengatakan hal tersebut, Erlangga baru saja keluar dari kamar. Lelaki itu baru saja mandi dan mendengar sesuatu yang lebih menyegarkan daripada air membasuh tubuhnya tadi.
''Tentu saja Sonya menarik. Ibu sudah melihat foto-fotonya lewat Instagram dan sangat cantik.''
Ucapan Rieta ikut didengar oleh Erlangga, karena Nevan memang tidak memakai earphone.
''Ibu sudah mengetahuinya bukan, jadi kuharap Ibu tidak akan mengatur pertemuan aneh lagi dengan anak perempuan teman Ibu ataupun Ayah,'' ujar Nevan ingin memberi inti percakapannya dengan sang ibunda.
Rieta tertawa pelan. ''Seandainya kau hanya mengakui wanita biasa sebagai kekasihmu, maka Ibu akan menganggapnya sebagai sandiwara belaka, tetapi kudengar Sonya ini termasuk artis papan atas yang pastinya bukan seseorang akan mudah dirayu dengan uang.''
Erlangga hampir tertawa mendengarnya. Namun tatapan tajam Nevan padanya, menjadikannya segera menyingkir menuju dapur untuk mengambil minuman dingin.
''Ibu harap kau bisa bahagia dengan Sonya,'' ujar Rieta bersungguh-sungguh dan Nevan hanya mengangguk singkat.
''Kau mencintainya?'' tanya Rieta yang kini bukan hanya membuat Nevan membeku, tetapi juga Erlangga yang memegang kaleng minuman.
Kedua pria itu saling menatap sekilas, sebelum suara ibu mereka kembali memanggil si sulung.
''Nevan?''
''Ya, aku mencintainya.''
''Baiklah. Ibu akan pulang bulan depan, ajaklah Sonya untuk bertemu denganku nanti. Selamat malam waktu setempat ya,'' ujar Rieta lalu memutus panggilan. Tidak memberi kesempatan untuk Nevan membantah atau mengelak.
''Wow.'' Erlangga hanya menepuk tangannya sekali. Ia bukan terpukau oleh ucapan Rieta yang ingin bertemu dengan Sonya, tetapi pernyataan cinta Nevan yang setelah sekian lama baru didengarnya kembali.
Nevan menghela napas kasar. Tidak memiliki tenaga untuk meladeni pandangan Erlangga kepadanya.
''Aku segera bertemu dengan Sonya setelah ini,'' ujar Nevan bangkit daro sofa, lalu berjalan mengambil jaketnya yang digantung.
''Kau sudah mau pulang?''
Nevan berbalik badan. ''Ya, masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan.'' ia kemudian membereskan laptop miliknya dan memasukkannya ke dalam tas kerjanya. ''Ada apa?''
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandiwara Sonya
Любовные романы[16+] - COMPLETED Sonya Ayudia Prameswari baru saja selesai tersandung kasus obat-obatan terlarang yang diduga dikonsumsinya tanpa seizin dokter, namun kemudian dibebaskan setelah kurangnya bukti dan hanya wajib lapor. Kariernya sebagai artis papan...