Chapter 1

12.8K 961 4
                                    

''Apa kau sudah tidak waras?''

Sebuah majalah dibanting di atas meja yang berada di hadapan wanita bernama Sonya Ayudia Prameswari. Wanita itu tidak melirik ke arah majalah, melainkan mendongak menatap seorang wanita berusia empat puluhan yang memakai blazer sama sepertinya.

''Aku tahu bahwa aku melakukan kesalahan,'' ujar Sonya mengakui judul berita utama dalam sampul majalah yang bertuliskan, Aktris Sonya Mengakui Menjalin Hubungan dengan Nevan Gentala Mahesa, Kakak Laki-Laki dari Aktor Erlangga Abimanyu.

Sonya tidak melihat ke arah majalah. Melainkan memilih bertopang dagu, setelah melipat kakinya antara satu sama lain. Bersikap santai seolah apa yang sedang menjadi pemberitaan bukanlah sesuatu yang menghebohkan. Padahal platform media sosial seperti Twitter sudah membicarakan berita tentang Sonya dan Nevan, hingga menempati trending topic nomor satu di Indonesia.

Wanita yang satunya sudah memijit pelipisnya dan ikut duduk di hadapan Sonya. ''Untung saja pria yang kau akui sebagai kekasihmu, bukan pria sembarangan.''

Alis Sonya terangkat. Ia memajukan badannya ke depan untuk menatap lebih jelas wajah wanita di depannya itu. ''Mbak Sesil, bukankah Nevan kakaknya Erlang?''

Sonya yang telah mengenal Erlangga sejak tujuh tahun lalu sudah terbiasa menyebut nama lelaki iu dengan sebutan Erlang. Hal yang baru didengar pertama kali oleh Sesil, selaku direktur utama SS Entertaiment--agensi yang membawahi Sonya.

Mata Sesil terbelalak mendengar nama Erlang yang seolah akrab di lidah Sonya. ''Kau mengenal Erlangga dengan baik atau ... dia mantan kekasihmu.''

Tawa Sonya pecah seketika mendengar sangkahan Sesil. ''Tentu saja bukan. Aku mengenal Erlangga tanpa kesengajaan. Kami bisa dibilang tidak dekat, namun juga tidak asing satu sama lain.''

Mata Sesil menyipit memandang Sonya. Ia mulai penasaran akan cerita bagaimana Sonya bisa mengenal Erlangga, tetapi skandal percintaan anak asuhnya itu lebih penting sekarang.

''Bagaimana dengan Nevan? Dia setuju-setuju saja kau akui sebagai kekasihnya?''

Pertanyaan Sesil membuat Sonya tersenyum lebar. ''Ya, I need him like he needs me.''

Ucapan ambigu Sonya menjadikan Sesil mengernyit pelan. Namun ia percaya akan perkataan wanita itu. ''Tidak kusangka Nevan akan bersedia melakukan sandiwara denganmu.''

Sonya mendengus pelan. ''Bukankah Nevan yang harus bersyukur bisa menjalin hubungan dengan seorang aktris sepertiku,'' ujarnya dengan penuh nada percaya diri. Ia tidak merasa angkuh atau berlebihan akan bagaimana ia melihat dirinya yang selalu terpampang setiap jeda iklan atau bagaimana ia bisa membintangi banyak proyek film yang bisa sampai lima film dalam setahun. Tidak lupa akan wajahnya yang berseliweran pada sampul majalah kenamaan.

Mata Sesil terbelalak mendengar hal itu. ''Kau sungguh merasa seperti itu terhadap Nevan?''

Kepala Sonya mengangguk tanpa ragu. Ia bahkan menyisir rambut panjangnnya dari arah depan ke belakang, seolah sedang menunjukkan pesonanya. Untung saja mata bulat, hidung mancung, kulit putih pucat dan bibir tipis yang tidak akan membuat orang ragu bahwa dirinya adalah wanita cantik. ''Ya, tentu saja.''

''Apa kau sadar siapa itu Nevan?''

Sonya menarik napas sejenak. ''Diakan kakak dari-''

''Bukan itu,'' sanggah Sesil dengan cepat. Mengetahui bahwa Sonya akan mengatakan bahwa Nevan adalah kakak laki-laki dari Erlangga. Fakta yang telah mereka bicarakan tadi. ''Nevan adalah anak salah satu menteri saat ini, sekaligus pengusaha yang sukses. Dia bukan hanya terkenal, karena kekayaan dan kepopuleran Erlangga, tetapi pengaruh politik dri Ayahnya.''

Sandiwara SonyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang