Chapter 2

10.3K 852 3
                                    

''Sonya, ayo sarapan.''

Gege memasuki kamarnya, mendapati Sonya tengah duduk terpaku sambil menatap teleponnya yang dipegangnya. Ia lalu mendekat dan menepuk punggung sahabatnya itu.

''Apa kau kerasukan sesuatu?''

Sonya menoleh dan menatap lekat Gege. ''Gawat.''

''Apa?'' tanya Gege bingung.

Tanpa menjawab, Sonya lalu bangkit dari tempat tidur. ''Nevan mau bertemu denganku.''

Alis Gege terangkat, namun wajah wanita itu tidak benar-benar terkejut. ''Lalu?''

''Aku tidak mungkin kembali ke apartemenku saat ini, wartawan dan media pasti masih berada di depan gedung dan mencurigai setiap mobil yang masuk bahkan petugas kebersihan mungkin juga dipakai mereka sebagai mata-mata,'' terang Sonya sambil berpikir keras.

Gege yang masih belum mengerti hanya terdiam sejenak. Ia kemudian berniat keluar dari kamar untuk menuju meja makan. Namun tangannya ditahan oleh Sonya.

''Nevan akan ke sini!''

''Apa?'' Gege segera berbalik begitu mendengar ucapan wanita itu. ''Apa maksudmu?''

''Ge, aku tidak mungkin bertemu dengan Nevan di kafe atau restoran, karena pelayan dan pengunjung bisa mengenali kami,'' balas Sonya dengan nada serius.

''Lalu kenapa harus di sini?'' tannya Gege merasa sedikit keberatan.

''Ini tempat yang sempurna untuk pertemuan kami. Namun yang lebih penting adalah ... aku butuh pakaian terbaikmu,'' ujar Sonya lebih memusingkan hal lainnya.

''Maksudmu kau ingin meminjam bajuku?''

Sonya mengangguk dengan cepat. ''Tidak mungkin aku bertemu dengan Nevan dengan penampilan kucel seperti ini. Terlebih aku ini ... seorang selebritis,'' ucapnya meletakkan tangannya di depan dada.

Gege menghela napas frustrasi. ''Bukankah Nevan sudah melihat kecerobohanmu sewaktu mabuk dan tertidur di apartemen Erlangga?''

''Oleh karena itu, kali ini dia harus terkesan, agar tidak meremehkanku dan ... memanfaatkan gosip tentang kami dengan seenaknya.'' Sonya tahu pasti apa motif Nevan menyetujui rencana gila Erlangga agar mereka mengaku di depan media sebagai pasangan kekasih.

Sonya merasa dirinya akan sedikit direpotkan oleh Nevan yang mengakuinya sebagai kekasih untuk lelaki itu menghindari perjodohannya yang telah diatur oleh orang tua Nevan. Pada akhirnya nanti ia yakin bahwa Nevan akan membawanya bertemu dengan orang tua lelaki itu.

''Kau tahu bukan, aku tidak mempunyai pakaian mewah dan glamor seperti kesukaanmu,' ujar Gege yang bukan tipikal wanita yang suka berbelanja pakaian. Ia hanya lebih suka memakai pakaian yang nyaman di tubuhnya dan cenderung membeli pakaian yang unik dan penuh warna.

Sonya mendesis sejenak. Ia lalu segera mendekati lemari Gege dan membukanya dengan cepat. ''Kau pasti memiliki sesuatu yang bisa kupakai?''

Tangan Sonya kemudian putus asa memilah pakaian Gege yang kebanyakan hanya berjenis kaus oblong, sweater, jaket denim atau overall. Bukan sama sekali gaya berpakaiannya.

''Kau benar-benar tidak mempunyai pakaian yang menunjukkan sisi feminim dan keluguan?'' tanya Sonya menyipitkan mata.

Gege mendengus pelan. ''Kau bahkan tidak lugu Sonya.''

''Bagaimanapun aku butuh kesan wanita yang sempurna di hadapan Nevan nanti,'' balas Sonya kini memijit pelipisnya.

''Oh sepertinya aku ada.''

Sandiwara SonyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang