Chapter 9

7.2K 749 6
                                        

Sonya mulai aktif mengikuti syuting film yang dibintanginya bersama Erlangga. Meski dirinya mendapat peran antagonis, jumlah adegan yang ia mainkan juga cukup banyak. Kali ini, wanita itu harus melakukan syuting scene pada daerah pantai.

"Gara-gara Kania terlambat, jadwal syuting adeganmu jadi diundur."

Sonya mendongak melihat siapa yang baru saja memasuki tenda tempatnyanberistirahat dan ternyata itu Erlangga, sang pemeran utama pria.

"Tidak masalah, lalu kau sendiri sedang apa?"

"Aku?" Erlangga duduk di sebelah Sonya dan menunjuk dirinya sendiri. "Tentu saja menemuimu."

Sonya memdengkus pelan. Ia yang awalnya sibuk bermain nintendo switch sambil menunggu syuting adegan, lalu menaruh benda tersebut di atas meja.

"Aku tahu kau pasti sibuk dengan syuting adegan sebagai pria kaya, jadi langsung katakan apa maumu?"

"Selanjutnya adalah syuting adegan saat kita masih sebagai pasangan kekasih," balas Erlangga mengingat alur cerita yang perlu diabadikan dalam kamera hari ini.

Sonya memutar bola matanya. "Aku tahu itu. Apa kau datang kali ini soal Nevan?" tebaknya tidak ingin membuang tenaganya untuk meladeni Erlangga.

"Ini tentang ... fakta bahwa kau memiliki teman bernama Gege."

Balasan Erlangga langsung menjadikan Sonya menyipitkan mata dan menatap tajam lawan mainnya itu.

"Bagaimana kau tahu?" tanya Sonya selama ini jarang mengunggah kebersamaannya dengan Gege, saking seringnya ia bertemu sahabatnya itu. Jadi dirinya tidak perlu saling men-tag layaknya teman yang tidak terlalu dekat.

"Instagrammu hanya mengikuti beberapa orang. Brand yang menjadikanmu brand ambassador, official agensimu, dan akun seni milik Gege," jelas Erlangga membuat Sonya melongo dengan jiwa stalking lelaki itu.

"Lalu kenapa kalau aku bermain dengan Gege? Masalahmu dengannya? Kau selesaikan sendiri," ujar Sonya bangkit dan keluar dari tenda sebelum Erlangga sempat membalas.

Erlangga menghela napas panjangnya. Ia bukannya sampai terlibat masalah hukum dengan Gege, hanya saja dirinya ingin meminta maaf kepada sahabat Sonya itu, tetapi jalur komunikasinya tidak ada yang ditanggapi oleh Gege.

Untuk jadwal syuting terakhir adalah adegan Sonya dan Erlangga pada tepi pantai, ketika matahari terbenam. Semua kru produksi film sudah siap, termasuk kedua pemain yang akan melakukan adegan tersebut.

"Kau benar-benar tidak mau membantuku?" tanya Erlangga dengan nada berbisik ketika telah saling berhadapan dengan Sonya.

Sonya tersenyum menyengir. "Aku sudah sibuk dengan Nevan, lagipula aku tidak ingin ikut dimusuhi oleh Gege, karena membantumu. Berusahalah sendiri," jawabnya tidak ingin ikut campur masalah itu.

"Okay Sonya ... Erlangga bersiap," seru Benuja selaku sutradara.

Erlangga menghela napas melihat tanggapan Sonya yang sama sekali tidak berniat membantunya.

"Camera, rolling ... action!"

Setelah mendengar aba-aba tersebut, Erlangga dan Sonya mulai mencoba menghayati peran mereka masing-masing. Kedua berjalan santai di pantai sambil berpegangan tangan. Senyum terukir pada bibir keduanya dengan sesekali melirik.

Sonya lalu berhenti melangkah, diikuti oleh Erlangga dengan dahi mengernyit pelan. Keduanya terjebak dalam keheningan sesaat, dengan berdiri saling memandangi.

"Kau akan selalu mencintaiku kan?" Sonya memakai suara rendah ketika mengucapkan dialog tersebut.

Erlangga mengangguk pelan. Sorot kamera lalu bergerak menangkap seberkas sisa cahaya matahari di antara keduanya.

Sandiwara SonyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang