A girl who called Orange
“Kupersembahkan cerita ini untuk si buah jeruk yang selalu tersenyum di setiap paginya.”
--
Namanya Ranggie, terdengar cukup aneh dan sangat jarang terdengar di telinga kalian, mungkin. Kau bisa memanggilnya sesukamu, namun ia lebih suka jika kau memanggilnya Orange. Karena dia suka jeruk.
Sebenarnya aku tak peduli padanya, lagian kenapa aku harus peduli pada gadis aneh-Anti sosial yang selalu membawa jeruk dimanapun ia berada? Percaya atau tidak, dia bisa membawa dua buah jeruk setiap harinya untuk ia makan di jam istirahat pertama dan di jam pulang sekolah. Aneh, tapi itulah Orange.
Orange teman sekelasku, bahkan ia juga tetangga dekatku. Meski begitu aku tak pernah berbicara atau mengobrol dengannya, maksudku untuk berbicara layaknya teman akrab. Berbicara padanya hanya sebatas tanya jawab soal urusan kelas. Yah bagaimana juga, aku wakil ketua kelas disini.
Orange adalah anak perempuan yang sangat aneh menurutku, bagaimana tidak, sudah kubilang daritadi bahwa dia satu-satunya orang yang mempunyai kebiasaan aneh seperti membawa jeruk ke manapun ia pergi. Terlebih lagi dia yang anti sosial dan yang sok nya minta ampun. Satu-satunya cewek yang di sebut anti sosial tapi sekali dia ngomong, dia akan menjadi pusat perhatian. Sekali dia berbicara pasti tak akan berhenti, apalagi kalau dia sudah beradu mulut dengan ketua kelas kami, Cyntia.
Aku ingat ketika dulu sekolah mengadakan pertunjukan amal, kelas kami membawakan sebuah tarian modern untuk ditampilkan. Dan Orange mendapat barisan paling depan untuk menari, lucunya ketika musik di putar tak ada yang menari kecuali Orange. Aku harus menahan tawa sekuat tenaga hingga mataku berair karena Orange terlihat sangat payah dengan menari sendirian seperti itu. Lalu ketika ia sadar, ia telah dikerjai, Orange tampak ingin menangis. Namun ia diam saja hingga giliran kami selesai.
Ketika pertunjukan selesai, semua teman-temanku berkumpul dengan orangtuanya, termasuk aku dan juga Orange. Dapat kulihat juga, Orange sedang berkumpul dengan keluarganya. Astaga, aku hampir ketawa cekikikan ketika melihat seluruh keluarga Orange berpakaian dengan warna seperti buah jeruk. Apa julukan keluarga mereka adalah Keluarga Jeruk? Hahaha.
Namanya Ranggie, terdengar cukup aneh dan sangat jarang terdengar di telinga kalian, mungkin. Kau bisa memanggilnya sesukamu, namun ia lebih suka jika kau memanggilnya Orange. Karena dia suka jeruk.
Dia sama sekali tidak menarik bagiku, bukan menarik dalam kategori itu, tapi mungkin karena dia selalu tersenyum dan tertawa ketika teman, maksudku musuhnya mengerjai atau menghinanya. Padahal dalam segi tampilan, dia cantik dan menawan. Rambut hitam yang panjang dan bentuk tubuhnya yang ideal, meski begitu dia tampak aneh bagiku.
Setiap istirahat, Orange akan duduk di bangku taman dan memakan buah jeruk dan juga bekalnya. Lalu ketika jam istirahat hampir habis, dia akan kembali dengan baju yang basah karena tersiram air. Pintarnya Orange selalu membawa baju olahraga dan menggantinya, mungkin dia tahu hal seperti ini akan terjadi padanya.
Begitu terus setiap harinya, dan tidak ada yang berani melaporkan pada guru-guru. Termasuk aku yang masih menjabat sebagai wakil ketua kelas, dan untuk informasi … Cyntia lah yang telah melakukan itu semua pada Orange. Apalagi disini, dia menjabat sebagai ketua kelas dan anak orang kaya yang sekaligus kepala sekolah disini.
Awalnya aku risih dengan hal ini, dan sering kali aku ingatkan pada Cyntia bahwa selalu ada batasan dalam melakukan setiap tindakan. Tapi dia memang anak yang keras kepala, dan kalau di nasehatin dia malah mengancam akan mengeluarkan aku dari sekolah ini.
Namanya Ranggie, terdengar cukup aneh dan sangat jarang terdengar di telinga kalian, mungkin. Kau bisa memanggilnya sesukamu, namun ia lebih suka jika kau memanggilnya Orange. Karena dia suka jeruk.
Hari itu Orange duduk seperti biasa di taman sekolah, sesekali ia menoleh ke kanan dan ke kiri-sekedar untuk berjaga-jaga jika Cyntia mau mengerjainya lagi. Aku dan teman-teman tahu hal itu karena kami selalu berkumpul di dekat kaca jendela yang mengarah langsung ke arah taman.
Kami terus menunggu hingga bel tanda masuk berbunyi, lalu Orange kembali duduk di bangkunya dan mulai menyumbal telinganya dengan earphone. Yang aku tahu adalah, ia memutarkan lagu Mean-nya Taylor Smift dengan suara keras tentunya, agar ia tidak bisa mendengar suara dari luar. Untuk informasi juga, aku tahu hal itu semua karena dulu kami berteman. Berteman sangat dekat, tapi untuk sekarang kami seperti orang asing. Sangat asing.
Semuanya berjalan lancer awalnya, sampai Orange terbangun dari tidurnya dan mendapati Cyntia dan geng nya tepat di depan dia. Owh sial, aku tahu apa yang akan Cyntia perbuat padanya ketika aku mengingat tanggal apa hari ini. Dan dugaanku ternyata benar, Cyntia membawa seember air, beberapa telur dan juga tepung. Lalu ia menumpahkan semua itu kepada Orange, dia pun menjadi adonan kue hari ini. Seharusnya aku menghentikan hal itu, tapi sudah terlambat. Orange kini menjadi kue di hari ulang tahunnya sendiri.
Tetap tidak ada guru yang tahu soal kejadian hari ini, karena sekarang jam pelajaran sedang kosong terlebih sebentar lagi jam pulang. Cyntia dan teman-temannya tertawa cekikikan merasa puas, sedangkan yang lainnya hanya menjadi penonton dan tak melakukan apa-apa.
Orange tak masuk selama beberapa hari, dan hari berikutnya ibunya datang ke sekolah dengan wajah marah. Ibu Orange terlibat percakapan serius dengan Bu Elli, wali kelas kami. Hingga akhirnya Cyntia dipanggil ke dalam bersama kawan-kawannya dengan wajah seolah-olah bisa melahap kami semua. Dan sejak hari itu, Cyntia malah semakin menjadi dan membuat Orange menangis untuk pertama kalinya. Orange tampak sangat sedih dan sangat meprihatinkan. Tapi kami tetap tak melakukan apa-apa, kami hanya menonton dan diam saja. Seolah-olah tak terjadi apapun disana.
Kami tidak mengerti, bahwa tangisan Orange waktu itu adalah tangisan pertama dan terakhir kalinya bagi kami semua. Karena tepat sehari setelah kejadian itu, Orange ditemukan tergeletak di lantai kamarnya dengan tangan yang tampak sehabis disayat sesuatu. Lalu dia dibawa ke rumah sakit, dan tak pernah tampak lagi. Bahkan sampai saat ini, Cyntia tak pernah meminta maaf pada Orange.
Dan untuk pertama kalinya, aku merindukan teman masa kecilku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Satu
Cerita Pendek[1/1] one-shot (SELESAI) Kumpulan cerita pendek dan one-shot dengan tema acak. [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, HARGAI KARYA AUTHOR DENGAN VOMENT] MAU SUKSES? JANGAN PLAGIAT! Cerita ini hanya fiksi belaka, apabila ada kesamaan nama, tempat, kejadian, d...