'Berita panggilan kepada Harsya Putra Anggara kelas Xll IPA1 untuk segera menemui Pak Roni di ruang guru, terima kasih.' Begitu suara yang terdengar dari ruang siaran sekolah.
"Permisi pak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Arsya dengan sopan.
"Ohh iyaa sini kamu, Bapak mau minta tolong. Kamu kan kapten basket di sekolah ini, jadi Bapak minta kamu persiapkan anggota untuk ikut dalam pertandingan 1 bulan lagi!"
"Baik pak."
"Tambahan, sekalian juga Bapak minta kamu tolong latih mereka untuk pertandingan ini!"
"Baik pak, saya akan berusaha memberikan yang terbaik."
"Ya sudah kalo begitu kamu boleh kembali ke kelas. Satu lagi, hubungi Bapak kalo ada apa²!"
"Baik pak, permisi" Pamit Arsya.
Extrakulikuler Basket satu dari sekian banyaknya extrakuliker SMA Tunas Bakti yang amat di gemari terutama dikalangan siswa.
Tidak hanya itu, para siswi SMA Tunas Bakti teramat mengidam kan anggota basket kebanggaan sekolah mereka.Bukan hanya persoalan skill mereka dalam bermain bola basket.
Tapi, siswa yang menjadi bagian dari extrakulikuler tersebut memiliki daya tarik tersendiri, dan tidak lupa karena ketampanannya, begitu anggapan para siswi SMA Tunas Bakti.
Tak terkecuali Arsya, yang memang terkenal karena ketampanan yang dimilikinya. Tidak hanya itu, Ia juga terkenal siswa yang berprestasi, ditambah pasal kapten basket yang membuat siswi SMA Tunas Bakti semakin mengidam kan seorang Arsya.
"Lo sampe dipanggil Pak Roni, kenapa Sya?" Tanya Tara
"1 bulan lagi kita bakal tanding ngewakilin sekolah. Gua minta tolong buat kumpulin semua anggota di lapangan basket abis pulang sekolah!"
"Siap kapten!"
"Yudis?"
"Biasa anak langganan WC!" Jelas Tara.
"Permisi?" Sapa seorang siswi dari depan kelas Xll IPA1
"Kek nya ada yang kangen ni?" Goda Tara
"Berisik lo."
"Yaelahh gitu amat!" Balas Tara dengan nada sedikit kesal.
Arsya pun bergegas menghampiri seorang siswi yang tengah menunggu dirinya di ambang pintu kelas.
"Kenapa Rie?"
"Sya, pulang sekolah aku harus bantu Frau Fiana buat bimbing adik kelas untuk persiapan Olim Jerman!"
"Yudah gapapa, aku tunggu di lapangan basket ya. Sekalian ada rapat juga sama anak² basket." Jelas Arsya.
"Siap kapten!" Goda Aurie dengan sikap hormat di depan Arsya.
"Yaudah sekarang balik ke kelas lagi, noh udah bel masuk!" Titah Arsya dengan penuh perhatian.
"Yudah aku balik dulu. Tunggu di lapangan basket, jangan di tinggalin!" Pinta Aurie dengan gaya manjanya pada Arsya.
"Iyaaa!"
"Awass lho sampe di tinggalin."
"Iyaa bawell, udah sana balik kelas!"
"Ok byee!" Pamit Aurie dengan lambaian tangan, kemudian di balas oleh Arsya.
"Ciee yang abis di samperin ke kelas uyyy." Goda Yudis yang baru saja menyelesaikan urusan hajat nya.
"Lu buang hajat ampe seabad, heran gua." ledek Tara.
"Hehe...lu kangen ya ama gua?"
"Dihh najis lu." Jawab Tara dengan nada kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedetik dalam Kenangan
Teen FictionSeseorang yang super dingin, irit ngomong, cuek, ga gampang tertarik sama cewe, namun memiliki segudang prestasi dan bakat, adalah Harsya Putra Anggara. Begitu anggapan mereka tentang seorang Arsya. Meski demikian, para siswi SMA Tunas Bakti sangat...