~ Tujuh ~

0 2 0
                                    

Tak menghiraukan sekelilingnya, gelak tawa mereka pecah dan terdengar menggema di tengah-tengah lapangan.

"Bang mereka pacaran ga si?" Tanya Diki, anggota basket kelas Xl.

"Menurut lo?" Ketus Tara.

"Padahal kalo di liat-liat ni bang, mereka tu cocok. Apalagi kalo lagi bareng gitu, behh terenyuh hati gua bang ngeliatnya."

"Alay lu!" Ledek semua anggota yang mendengar ucapan Diki.

"Ehemmm?" Suara kekar Arsya membuat mereka kaget.

"Ehh bang Arsya?" Cengir Diki.

"Udah sini kumpul bentar!"

"Gua makasi banget kalian udah nunjukin keseriusan kalian buat tanding. Tapi gimana pun tetep bakal ada tim yang main dan ada yang jadi tim cadangan!" Jelas Arsya panjang lebar.

"Tapi untuk sekarang, gua belom bisa nentuin tim yang tanding maupun  tim cadangan. Jadi besok gua harap kalian tetep hadir semua untuk pembentukan tim!" Sambungnya.

"Bang gua ada pertanyaan, tu cewe doi lo kan?" Tanya Diki dengan sangat-sangat lugunya.

"Eeiiss dasar lu yaa bocah!" Timpal Tara sambil menjejalkan kepala Diki dibawah ketiak nya.

"Ampun bang!"

"Buset dah tu ketiak ato comberan, baunya enak bener." Ledek Diki dengan nada samar tetapi masih bisa di dengar oleh Tara.

"Wahh berani lu yaa bilang ketiak gua bau comberan, sini lu!" Kesal Tara.

Gelak tawa mereka pecah, seketika mendengar ledekan Diki yang di tujukan kepada Tara.

"Ampun bang, gua ga pernah bilang gitu. Sumpah deh bang!"

"Ehemmm!" Dehem Arsya.

"Ehee sorry bang, abis nya bang Tara yang duluan. Monggo bang di lanjutkan!"

"Wah wahh liat ajja lu ntar!" Peringat Tara pada Diki.

"Sebelum mengakhiri kegiatan kita, ada yang mau di tanyakan?"

"Bang gua mau nanyak lagi dong, boleh ya ehe?" Tanya Diki dengan cengengesan.

Niat kejahilan Diki telah di ketahui oleh Arsya yang membuat Arsya mengakhiri kegiatan mereka pada hari itu.

"Yaelah bang, serius dah ni gua mau nanyak!" Pertegas Diki.

"Eisss bocah kayak lu, palingan nanyak yang ga bermutu." Ledek Tara.

"Wahh bang jangan suudzon gitu bang, bahaya ntar jadi penyakit hati. Tobat bang tobat dunia udah tua ckckck!"

"Tunggu lu yaa, gua pites² pala lu!"

Arsya pun mengambil alih perhatian seluruh anggota yang sedari tadi menjadi penonton aksi kejahilan Diki dan membubarkan masing-masing anggota.

Karena sedari tadi Tara menahan rasa geramnya terhadap Diki, Tara pun menghampiri Diki.

"Ehhh ada bang Tara, kenapa bang ada yang gua bisa bantu ehe?" Tanya Diki dengan cengengesan.

"Bang Yudis, ni bang Tara kek nya nyariin lu tapi salah orang. Ehe iyaa kan bang?" Sambungnya

"Bodo amat, daripada gua ngikut kalian baik gua cabut." Ketus Yudis.

"Sya gua cabut duluan ya. Tu anak dua biarin ajja!" Pamit Yudis pada Arsya.

"Ok hati² lu dis!"

"Siap bro!"

"Bocah sini lu, urusan kita belom kelar!" Titah Tara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sedetik dalam KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang