Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi, tidak semata-mata terjadi dengan sendirinya.
Melainkan, Dia-lah yang menjadi pengatur dan pemelihara di balik kehendak-Nya.Semisal, pergantian siang dan malam.
Salah satu pelajaran hidup yang terpatri di dalamnya, yaitu pelajaran hidup untuk saling menghargai satu sama lain dan menjauhkan diri dari keter egoisan terhadap kemauan diri.
Saat seekor ayam telah menyuarakan kehadirannya, maka bulan dan bintang tidak boleh beregois diri.
Karena bagaimana pun, sang mentari memiliki hak dalam menjalankan tugasnya sebagai ciptaan-Nya untuk menunjukkan keberadaan dirinya guna menyinari sejagad raya pada pagi hari.
Begitupun sebaliknya.
"Kak, kak Arsya?" Teriak seorang gadis mungil dari balik pintu sambil mengetok-ngetok pintu di hadapannya.
"Selamat pagi tuan putri!" Sapanya setelah rapi dengan setelan seragam sekolah khas siswa SMA Tunas Bakti.
"Ayo kak, kita sarapan?"
"Ok tuan putri." Jawab Arsya sambil menggendong Aura menuruni anak tangga dan menuju ruang makan.
"Selamat pagi Pa,Ma."
"Selamat pagi, sayang. Aura sarapannya sama mama dulu ya?"
Irma pun mengambil alih Aura dari tangan Arsya.
"Sini, mama udah siapin sarapan buat Aura. Bekal buat makan siangnya juga udah mama masukin di tas Aura ya!"
"Makasih ma, Aura sayang mama!" Tegasnya lalu mengecup pipi sang mama.
"Kalo bawa bekal berati harus di-?"
"Habisin heheh!" Sambung Aura, sambil menunjukkan jempolnya.
Arsya terkekeh kecil melihat tingkah tuan putri kecilnya yang begitu menggemaskan.
"Pa, ma Arsya berangkat duluan ya?" Pamitnya sambil menjejalkan sepotong sandwich ke dalam mulutnya.
"Yudah hati-hati sayang."
"Iyaa ma." Tak lupa Arsya menciumi kedua punggung tangan orang tuanya.
"Dadah tuan putri!" yang di sapa pun hanya membalas dengan lambaian tangan.
-----------------------------------------------------------
"Berangkat?" Tanya Aurie yang tengah mendapati seseorang yang di tunggui nya telah berada tepat di hadapannya.
"Berangkat!" Titah Arsya
Motor yang mereka tumpangi pun melaju dengan selamar menuju gerbang SMA Tunas Bakti.
"Ok dee!"
"Rie, pulang sekolah aku ada latihan sama anak basket. Kamu gapapa nunggu?"
"Hmm...tapi aku nunggunya di perpus yaa kebetulan aku ada tugas yang belom kelar!"
"Siap nona. Masih betah di parkiran hmm, ga masuk kelas?" Tanya Arsya sambil melirik jengkel ke arah Aurie.
"Ehh...yudh ayok ehee!"
"Ehh Sya tunggu, taraaa!" Sambung Aurie sambil menyodorkan sebuah kotak bekal sarapan.
"Buat aku?" Tanya Arsya dengan polosnya.
"Yaudah sini balikin kalo ga mau!" Dengus Aurie kesal.
"Ga, kasian kotaknya kalo di oper-oper ehee." Jawabnya dengan cengengesan.
"Yudah aku ke kelas yaa?"
"Ok makasih yaa udah di buatin bekal!"
"Awas kalo ga di habisin!" Peringat Aurie.
"Iyaa bawell, udah sana ke kelas bentar lagi bell!"
"Ok dee!" Jawab Aurie dengan mengacungkan kedua jempolnya pada Arsya.
Seperti biasanya, para siswa siswi tengah antusias mengikuti semua pelajaran pada hari itu yang sudah terjadwalkan dengan rapi dan terstruktur.
Satu, dua, tiga jam berlalu dan tak terasa pelajaran pada hari itu akan segera usai.
Kringgg...
Sebuah bel pertanda pelajaran pada hari itu berakhir dengan berbagai kisah nya.
Brukk...
"Aduhh ni buku pake acara jatuh segala." Batin seorang siswi.
Karena melihat seorang siswi yang tengah kewalahan dengan tumpukan buku yang berjatuhan,Arsya pun berniat untuk membantu siswi tersebut.
Hanya berniat untuk membantu.
Sekarolina Putri Ayunda.
Siswi kelas Xll IPA 5 yang memiliki paras manis, rajin, walaupun prestasinya tidak begitu mendominan. Namun, ia terkenal siswi yang humble dan mudah bergaul dengan siapa saja.
"Makasih!" Tutur Sekar.
Alih-alih menjawab nya, Arsya berlalu begitu saja dan bergegas menuju lapangan basket.
"Sekar!" Panggil seseorang.
"Aduh lo si sok kuat, bawa buku begini banyak jadi jatoh semua kan. Udh ayok gua bantu!"
Tawar Intan, adalah teman sekelas Sekar sekaligus sobat karibnya."Nanda kok ga bareng lo?" Tanya Sekar.
"Tu anak cabut duluan, katanya si ada urusan mendadak."
Sepanjang perjalanan menuju ruang perpus, mereka terlibat obrolan kecil selayaknya seorang karib.
***
Dalam dimensi yang berbeda, Aurie tengah kebingungan. Karena ia kesulitan menjangkau buku yang terletak cukup tinggi di rak buku perpustakaan."Duhh...tu buku kenapa harus ada di sana si?" Dengusnya kesal sambil membuang nafas kasar.
"Gimana yaa? Hmmm" Aurie pun berpikir dengan kerasnya untuk bisa meraih buku yang di butuhkannya.
"Pake kursi cukup kali ya?"
"Eee buset masih ga nyampe lagi?" Batin Aurie dengan sedikit kesal.
"Wahh tu buku rupanya nantangin juga ya. Ok tunggu, kali ini gua pasti bisa dapet tu buku!"
Aurie mencoba meraih buku itu dengan sangat keras. Kali ini ia mencobanya dengan berjingkrak-jingkrak bahkan sampai melompat-lompat demi mendapatkan buku yang sangat di butuhkannya.
Akibat ulah nya sendiri, Aurie tak menyadari buku-buku tersebut akan segera melayang dengan indahnya tepat mengenai wajahnya.
"Arhhhh..." Teriaknya.
Brukk...Bruk...Bruk....
Terdengar dengan jelas buku-buku tersebut telah berhasil melayang dengan indahnya bak terjun payung.
Namun, Aurie tak merasakan tumpukan buku-buku tersebut mengenai wajah ataupun tubuhnya sedikitpun.
"Kok ga sakit yaa?" Tanya nya pada diri sendiri yang masih dalam posisi tangan menutupi bagian kepalanya dengan mata terpejam rapat-rapat.
"Ehmm..." Suara seorang siswa terdengar menggema di telinga Aurie.
Karena penasaran akan suara tersebut, Aurie pun mendongak dan mendapati seorang siswa yang tengah memeluknya untuk melindungi tubuh mungil Aurie dari tumpukan buku-buku.
"Ehhh...sorry²!" Tutur Aurei sambil menjauhkan tubuhnya.
Hay hay hay... Duhh gimana ni udah hot belom...? Eheee kalo belom hot juga, jangan kmna² pantangin terus yaa kelanjutan cerita nya.🤣
Ehh btw itu siswa yang ngelindungi Auriee siapa yaa...? Penasaran kan wkwk.
Tunggu yaa kelanjutannya yuhuu!!!😬🤣Seperti biasa, kalo udah baca jan lupa tinggalin jejak kalian yaa, tap kolom vote ato mau ramaikan kolom comment juga boleh banget ehe....:)🤗
Ok dee happy reading n keep health!!!🤗💙
Liebe
AuliaRizka
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedetik dalam Kenangan
Novela JuvenilSeseorang yang super dingin, irit ngomong, cuek, ga gampang tertarik sama cewe, namun memiliki segudang prestasi dan bakat, adalah Harsya Putra Anggara. Begitu anggapan mereka tentang seorang Arsya. Meski demikian, para siswi SMA Tunas Bakti sangat...