"Aurie?" Panggil seseorang yang tak lain adalah Arsya.
"Owhh ada yang jemput toh?" Goda Frau Fiana yang berhasil mengukir rona di wajah Aurie, namun sekuat tenaga ia sembunyikan.
"Mari Frau, kami pamit dulu?" Pamit Arsya dengan sopan.
"Iyaa nak hati-hati, langsung pulang kerumah ya jangan kelayapan pake seragam sekolah!" Goda Frau Fiana yang kemudian berlalu meninggalkan mereka.
"Kayaknya ada yang salting nih?" Goda Arsya sambil melirik ke arah Aurie.
"Apaan sii, nyebelin!" Balas Aurie dengan bibirnya sedikit di monyongkan yang mengundang tawa Arsya.
"Kalo gini ni yang aku suka, makin cute ajja!" Tambah Arsya yang mengundang amarah Aurie.
Tak menghiraukan celotehan Arsya,Aurie pun meninggalkan Arsya.
"Kalo ngambek tambah gendut ni?" Merasa tak di hiraukan, Arsya pun mengejar Aurie.
"Di deket toko buku, keknya ada stand es krim coklat tu. Mampir bentar keknya enak ya?" Goda Arsya dan sengaja tak berniat pergi bersama.
"Ayokk!" Jawab Aurie dengan PD nya sambil menunjukkan gingsulnya yang menambah kesan cute seorang Aurie.
Ice cream dan coklat salah satu senjata yang selalu di mainkan oleh Arsya untuk meluluhkan hati sang nona gingsul."Gasss nona!" Ajak Arsya sambil mengacak-acak kecil rambut Aurie.
Seseorang yang super dingin, irit ngomong, cuek, ga gampang tertarik sama cewe, namun memiliki segudang prestasi dan bakat, adalah Harsya Putra Anggara.
Begitu anggapan mereka tentang seorang Arsya. Meski demikian, para siswi SMA Tunas Bakti sangat mengidamkan seorang Arsya karena ketampanan dan tak lupa kepiawaiannya dalam bermain basket.
Seorang siswi yang terkenal karena prestasinya dalam bidang akademik, cewe gingsul, cute, dan tak sedikit siswa SMA Tunas Bakti yang kerap kali berusaha untuk menjadi bagian dalam separuh hidupnya, Aurie Adeeva Syakila.
Mereka berdua memiliki hubungan tersendiri yang membuat banyak orang tidak menerima kedekatan mereka.
Bagi Arsya, Aurie adalah tempat di mana ia mendapat kenyamanan dalam segala hal.
Tak heran ketika bersama, Arsya kerap kali bersikap seperti kekanak- kanakan. Begitupun sebaliknya.
Bahkan Yudis dan Tara sekalipun tidak pernah memberikan rasa nyaman seperti apa yang Ia dapatkan dikala bersama Aurie. Begitu batin Arsya.
Walaupun demikian mereka tetap memiliki dunia masing-masing.
-----------------------------------------------------------
"Urie pulang!" Sapa nya kepada seisi rumah.
"Di ruang makan sayang!" Jawab Yudita Anjani.
"Malam tante?" Sapa Arsya dan menciumi punggung tangan Dita.
"Ehh ada Arsya juga, sini sayang kebetulan banget tante abis masak banyak. Sekalian kamu makan malemnya disini ya, ayo ayo!"
"Gih tan!"
"Aku ke kamar dulu ya, kamu sama mama ajja dulu!" Titah Aurie yang di balas anggukan oleh Arsya.
"Maa... Urie ganti baju dulu."
"Iyaa sayang, sekalian panggil papa sama adek kamu!"
"Beres ma." Aurie pun bergegas menuju kamarnya.
Sepenginggal Aurie, Arsya pun terlibat sebuah obrolan kecil di ruang makan keluarga Bagaskara.
"Tante masaknya ga kebanyakan?"
"Owalah ga dong sayang, kan ada Arsya juga. Kalo pun masih ada sisa, kan bisa di bagiin ke tetangga!"
"Arsya?" Sapa Putra Bagaskara, yang tengah berada di anak tangga terakhir, dan segera bergabung sebuah obrolan kecil nan hangat di ruang makan milik keluarga Bagaskara.
"Gih Om. Om apa kabar?" Tanya Arsya, karena memang kerap kali mereka tak bersua ketika Arsya mengunjungi rumah keluarga Bagaskara tersebut.
Tak heran karena memang beliau tergolong seorang pengusaha yang sukses dalam bidangnya.
"Alhamdulillah Om baik. Kamu gimana?"
"Alhamdulillah baik juga Om."
"Pulangnya kok sampe malem begini Sya?" Tanya Dita.
"Lo mama ni, kayak ga pernah ABG ajja." Timpal Putra.
"Ya iyaa pa, tapi kan mereka masih anak sekolahan."
"Maaf udah bikin Om sama Tante khawatir. Kebetulan tadi Arsya sama Aurie ada kegiatan tambahan di sekolah."
"Yudah gapap sayang!" Jawab Dita dengan penuh kelembutan.
"Wihh ada bang Arsya juga nih?" Sapa
Dito yang turun dari kamarnya bersama Aurie."Ikut makan lah bang, mama dah masak banyak tu!"
"Yee sok akrab lo." Ledek Aurie.
"Apaan si lo kak, sewot ajja."
"Udah, ayo makan dulu mumpung makanan nya masih hangat!" Titah Dita.
"Kak Melly lagi ga dirumah Tan?" Tanya Arsya.
"Biasalah itu urusan anak muda." Tutur Putra.
"Bang, lo kenapa ga pacarin ajja sekalian kakak gua?" Celetuk Dito tiba-tiba.
Arsya hanya menanggapi nya sebagai candaan semata.
"Ngaco lo, anak SMP tau apa lo soal pacaran haa?" Kesal Aurie.
"Eee udah dong becanda nya, dihabisin dulu makannya!" Pinta Dita.
Kurang lebih seperti itu lah kedekatan antara Arsya dengan keluarga Aurie.
Makan malam yang diawali dan diakhiri dengan candaan nan mengundang gelak tawa seisi rumah.
Aurie dengan lincahnya membantu sang Mama untuk membersihkan dapur dan ruang makan.
Di sisi lain, Arsya ternyata tengah memperhatikan setiap gerak yang di lakukan Aurie.
"Wihh ternyata ada yang diem-diem suka ni sama kakak gua?" Goda Dito yang membuat Arsya terkejut dan terbebas dari lamunannya.
"Lo ada rasa kan bang sama kakak gua?" Celetuk Dito sambil menaikkan sebelah alisnya.
Hay hay hay... Udah up ajja ni yee🤣
Ayo² jan lupa tinggalin jejak kalian di bawah yaa. Foll juga nih akun author nya😆Eitss numpang promo untuk cerita sebelah 'Curhatan dalam Diam.'
Ok dee happy reading n keep health!!!💙🤗
Next???Liebe
AuliaRizka
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedetik dalam Kenangan
Teen FictionSeseorang yang super dingin, irit ngomong, cuek, ga gampang tertarik sama cewe, namun memiliki segudang prestasi dan bakat, adalah Harsya Putra Anggara. Begitu anggapan mereka tentang seorang Arsya. Meski demikian, para siswi SMA Tunas Bakti sangat...