Chapter 5

304 12 5
                                    

Allo, Allo. Chapter selanjutnya up nih. Author ingetin lagi ya di sini Scorpio Milo sama Pisces Aphrodite cewek. Jadi jangan kaget ya pas baca. Anyway, enjoy.

Panas membara di wajah Camus begitu ia melihat saint Scorpio itu berdiri di depannya dan kedua muridnya. Tanpa perlu cermin pun, ia tahu sekarang wajahnya pasti sudah semerah tomat yang siap dipetik. Ia membuka mulut untuk menyapa Milo, tapi tidak ada yang keluar sehingga ia hanya bisa terpaku di tempatnya dengan mata terbelalak lebar menatap saint Scorpio itu.

Milo mengangkat salah satu alisnya. "Aku bertanya ke kalian loh? Pada bisa bicara semua kan?" tanyanya.

Isaac yang terlebih dahulu sadar. Ia menarik bibirnya hingga membentuk senyumnya yang paling manis. Pikirannya berusaha mengingat-ingat pertanyaan yang dilontarkan Milo. "Ehm... Tadi tanya apa ya?" tanyanya yang membuat Camus memelototinya.

Saint Scorpio itu memutar matanya malas. "Lupakan. Lagi pula bukan hal penting." Ia menunjuk Camus dan Hyoga dengan dagunya. "Toh sepertinya kalian sibuk."

Saat itu juga Camus langsung tersadar akan posisinya yang masih berlutut di depan Hyoga dengan tangan mereka saling terjalin. Cepat-cepat ia melepaskan pegangannya pada tangan saint Angsa itu dan berdiri. "Yah... tidak juga kok..." katanya sambil mengelap tangannya di kain celana panjangnya. Rona merah tidak hilang dari wajahnya.

"Aku cuma bantu Sensei berdiri." Kata Hyoga sambil tersenyum kikuk.

"Iya! Benar sekali." Sahut Isaac cepat. "Tadi Camus Sensei kepleset. Jadi sebagai murid yang baik, kita bantu dia berdiri sebelum memastikan tidak ada luka atau memar apa-apa kan, Sensei?" tanyanya pada Camus sambil melingkarkan lengannya di sekitar bahu gurunya.

Camus tersenyum kecut. "Apa kata mereka." Ia mengalihkan tatapannya pada Milo. "Kamu sendiri? Mau ke mana?" tanyanya sambil mencuri pandang pada pakaian yang dikenakan saint Scorpio itu. Saat ini Milo mengenakan tank top biru tua dan celana pendek hitam yang memeluk erat tubuh rampingnya. Sehelai cardigan berwarna cream tampak membungkus bahu kedua saint Scorpio itu untuk menghalau dinginnnya angin malam Sanctuary. Dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Camus harus mengakui Milo tampak terlalu imut malam itu.

"Ke Pisces. Aku ada janji nonton drakor aja sama Aphrodite." Kata Milo sambil memeluk toples besar berisi popcorn di kedua lengannya.

"Drakor apa?" tanya Camus lagi.

"Hotel del Luna. Pernah tahu?"

"Uhm..."

Belum sempat Camus menjawab, Milo sudah menyela. "Oh iya, Aquarius Camus kan sukanya baca buku. Jarang nonton film apalagi series panjang kaya drakor." Katanya dengan seulas senyum sinis di wajahnya.

Saint Aquarius itu bergidik ngeri. Seketika ciut sudah niatnya untuk meminta maaf dan berdamai dengan Milo. Jelas-jelas saint Scorpio itu masih sangat marah dengannya. Tidak mungkin dia akan menerima permohonan maafku. Bicara denganku saja masih ketus. Pikirnya sendu.

"Ya sudah, aku duluan. Aphrodite pasti nunggu." Milo baru saja berjalan melewati Camus saat Isaac tiba-tiba berseru memanggilnya.

"Milo, tunggu sebentar."

Saint Scorpio itu menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Isaac. "Apa?"

"Camus Sensei mau ngomong sesuatu." Isaac mendorong punggung Camus hingga gurunya itu mendekati Milo.

"Apa sih?" Bisik Camus sambil menatap Isaac penuh kekalutan.

"Ada yang perlu Sensei bicarakan dengan Milo kan, Sensei?" tanya Isaac penuh penekanan. Satu-satunya mata yang dimilikinya menatap saint Aquarius itu lekat-lekat, seakan-akan menuntut agar gurunya itu mengiyakan perkataannya barusan.

Tembak Aja, Camus Sensei!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang