Chapter 7

451 15 13
                                    

"Astaga! Kenyang juga makan di sini!" ujar Milo begitu ia melangkah keluar dari restoran. Bunyi sepatu heels-nya mengikuti setiap langkahnya saat ia mulai menyusuri jalanan Kota Athens.

Camus mengikuti di sebelahnya. "Kamu makan setengah loyang quiche dan beberapa potong roti, Milo. Gimana gak kenyang."

"Habis makanannya enak. Saking enaknya sampai aku gak sadar sudah habis setengah loyang." Milo menyeringai lebar, tangannya kini mengangkat bungkusan plastik di tangannya. "Untung quiche-nya bisa dibungkus. Buat sarapan besok enak nih."

Saint Aquarius itu tersenyum geli. "Besok kita sarapan lagi di ruang makan papacy kan?"

"Eh iya. Ya sudah, buat makan siang atau makan malam. Cemilan juga boleh." Ujar Milo penuh semangat membayangkan menu besok. Ia menoleh ke arah Camus. "Kamu gak usah minta. Buat aku semua."

Tawa meledak dari bibir Camus. "Aku gak akan minta kok." Katanya sebelum berbelok ke arah yang berlawanan dari Milo.

"Loh, mau ke mana?"

Camus menghentikan langkahnya. "Pulang kan? Arah Sanctuary ke situ." Camus menunjuk jalan setapak di hadapannya.

Milo mencibir. "Yaaah... masa pulang sih..."

"Katanya mau nonton Hotel del Luna." Camus melirik jam tangannya. "Ini sudah jam 8:15 malam loh."

"Halah! Masih jam 8:15. Biasanya aku nonton bareng Aphrodite sekitar jam setengah 10. Toh Aphrodite jam segini juga masih sibuk maskeran." Kata Milo. Ia menarik siku lengan baju Camus dan menggeretnya pergi menyusuri arah yang berlawanan dengan Sanctuary. "Kita pergi sebentar lah."

"Ke mana?"

Milo tidak menghiraukan pertanyaan Camus. "Ikut aja."

~*~*~*~

Angin malam meniup kencang rambut turquoise Camus begitu ia menginjakan kaki ke tempat tujuan mereka. Sinar bulan menyinari mereka ditemani oleh suara desiran ombak yang menghantam pasir di bawahnya. Saint Aquarius itu menarik nafas panjang. Bau asin air laut tercium jelas. "Pantai? Kita ngapain ke sini?" tanyanya. Ia mendelik begitu melihat Milo berjalan menjauhinya. "Kamu mau ke mana?"

Saint Scorpio itu berhenti dan berbalik. "Mengenang masa lalu kan." Katanya sebelum melanjutkan langkahnya. Ia sama sekali tidak mendekat ke arah pasir maupun laut.

Camus mengerutkan keningnya bingung sebelum berjalan mengikuti Milo. Setiap langkahnya membawanya menyusuri jalan setapak yang terbuat dari batu kasar. Ia melihat ke sekelilingnya sembari pikirannya sibuk mengingat-ingat apakah ia pernah berada di tempat ini. Namun, sepertinya ia tidak ingat. "Ini di mana s..." Ia tidak melanjutkan pertanyaannya begitu ia melihat Milo hampir terjungkal ke belakang. Cepat-cepat ia mengulurkan tangannya dan menangkap Milo sebelum tubuh saint Scorpio itu jatuh menghantam jalan setapak di bawahnya. "Kamu gak apa? Ada yang sakit?" tanyanya kalut sambil berusaha mengecek kondisi Milo di tengah kegelapan.

"Aku baik-baik saja, Camus." Ujar Milo pelan. "Cuma agak oleng aja tadi."

Kening Camus berkerut. "Kalau memang susah jalan pakai heels, mending dilepas saja. Stiletto tidak cocok dipakai di jalan bebatuan."

Saint Scorpio itu mencibir. "Tadi aku sudah cukup lancar jalan pakai heels." Sungutnya. "Sudahlah, Camus. Aku baik-baik saja kok. Lagi pula..." Mata merah Milo melirik sekilas lengan Camus. "Lepasin aku kenapa."

Saat itulah Camus sadar akan posisi mereka. Kedua lengannya tengah memeluk erat tubuh Milo dari belakang sementara kepala saint Scorpio itu tengah bersandar di bahunya. Panas segera merayapi seluruh wajahnya selagi ia melepaskan pelukannya. "Sorry." Katanya singkat.

Tembak Aja, Camus Sensei!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang