Bittersweet - Sembilan

1K 146 96
                                    

Anna memandang kosong jalanan di depannya.

Semuanya terasa make sense sekarang ..

Pantas saja Sena gak pulang ke apartemen mereka dan gak bisa dihubungin sejak kemarin. Anna merasa bodoh, ia terlalu sibuk dengan masalahnya sendiri sampai - sampai gak tau kalau Sena juga lagi terkena masalah. What kind of best friend she is ..

Untuk beberapa saat keadaan di dalam mobil Esa benar - benar hening. Anna yang sedang overthinking dengan pikirannya, sedangkan Esa bimbang apakah ia harus menceritakan semuanya lebih lanjut atau nggak.

Esa tau kalau Anna ini sayang banget sama Sena. Anna bahkan sering kali mengalah pada gadis itu. Esa takut Anna jadi merasa bersalah jikalau tau alasan mengapa ia dan Sena membatalkan pertunangan mereka. Padahal ini sama sekali bukan salah Anna, ini sepenuhnya salahnya karena udah denial sama perasaannya dan maksain untuk tetap menjalin hubungan dengan Sena selama bertahun - tahun demi menuruti keinginan keluarganya.

Esa beranggapan bahwa ia lah satu - satunya orang yang patut dipersalahkan atas sakit hatinya Sena. Toh selama ini Anna gak pernah memintanya untuk kembali.

Tapi di sisi lain, ingin rasanya kali ini Esa menjadi egois, memperjuangkan perasaannya pada Anna. Apalagi melihat sikap Angga tadi— yang bersikeras untuk membuat Anna stay dengannya meskipun lelaki itu akan menikah dengan perempuan lain. Oliv benar, he needs to save Anna from Angga.

"Sa .." Panggilan dari Anna membuyarkan Esa dari lamunannya.

Esa kemudian berdeham, "Hm?"

"Lo bisa anterin gue ke Sena sekarang?"

Jujur sebenarnya Esa pun gak tau Sena ada dimana, ia cuma tau kemarin Sena dijemput sama Gideon. Lelaki itu belum cerita mau nganterin Sena kemana.

Dan sepertinya mempertemukan Anna dengan Sena saat ini bukanlah ide yang bagus.

"I think Sena need a time for herself," Pada akhirnya Esa memutuskan untuk menjawab seperti itu ke Anna. "Nanti sesampainya di apartemen kita hubungin Gideon, to make sure if Sena is okay." Tambahnya lagi.

"Kenapa .." Gumam Anna pelan, ia seakan - akan masih belum paham dengan semuanya. "Kenapa kalian ngebatalin pertunangannya? I know that she loves you so badly, and so do you, right? What makes you two change your mind, I don't get it .."

Esa lagi - lagi gak langsung menanggapi, ia malah menepikan mobilnya lalu beralih menatap Anna. "Coba sini liat aku dulu," Ujarnya, asking for her attention. Soalnya sedari tadi Anna berbicara tanpa menatap ke arahnya.

Persetan dengan panggilan gue - elo, Esa udah gak peduli lagi.

Namun Anna masih bergeming.

Esa mencoba untuk memanggil Anna lagi, "Arianna,"

Anna akhirnya mengalihkan pandangannya menatap Esa, with hurt in her eyes she said, "Don't tell me .. it's all because of me?"

Anna really can't think straight, dengan Sena menghindarinya dan sikap Esa yang tiba - tiba berubah seperti ini, belum lagi sebelumnya Esa tadi sempet bilang kalau dia nahan egonya bertahun - tahun buat gak mengejarnya kembali. Ini semua terlalu jelas ..

Anna gak bisa untuk gak berpikir kalau semua ini bukan gara - gara dia.

"No, please don't think like that, " Sanggah Esa langsung. "Harusnya dari awal aku memang gak perlu denial sama perasaanku, dan berani bilang sama keluargaku kalau aku masih sayang sama kamu, bukannya malah maksain buat ngelanjutin hubunganku sama Sena sampai saat ini. Kamu gak perlu merasa bersalah, because it's all my fault, not yours."

"Besides, Sena is the one who wants to cancel our engagement first. She's aware that you and I still love each other. And I don't wanna hurt her more with forcing her to carry on our engagement while my heart is still belong to you."

"Oh God," Anna menutup wajah dengan kedua tangannya frustasi setelah mendengarkan penjelasan dari Esa, "I must admit, I do still love you Sa, but this is not what I want. Sena is my only best friend, I love her too and I don't wanna lose her because of this." Bahunya naik turun, ia mulai menangis. Anna biasanya gak pernah se-cengeng ini, tapi mengingat begitu banyak masalah yang menimpanya selama dua harian ini, she's not that strong, she's a human too.

Melihat Anna yang seperti itu, Esa rasanya gak bisa untuk menahan diri lagi, ia pun melepas seatbelt milik keduanya dan menarik Anna untuk masuk ke dalam pelukannya. He pats her back gently, letting her cry in his arms and said, "I know for now I can't ensure if everything's gonna be okay. But I promise no matter what happens next, I'll stay by your side this time. I won't ever let you go again, we'll face it together."

🥀🥀🥀

Esa gak sadar kalau handphone-nya— yang ia simpan di dalam tas di jok belakang, terus bergetar sejak tadi.

13 Missed Call From Kak Sarah

Kak Sarah
Dek, lo lagi dimana sih?
Tumbenan banget susah ditelfon?
Gue telfon ke RSCM juga katanya lo udah balik?
Tadi Papa ngabarin kalau Mama drop lagi
Ini gue sama Bian udah mau nyampe Siloam Lippo Village
Cepetan ke sini
Dek ..
Ya Tuhan, Athala Mahesa, pick up your phone please

🥀🥀🥀

P.S:

Hi, long time not update
I'm so sorry kalau chapter ini super duper pendek
Kayaknya ini chapter paling pendek yang pernah aku tulis huhuhu
Aku lagi bener - bener kena writer's block 😭😭😭 ini nulis segini aja lama bangettttt

Aku sebenernya sedih ngeliat cerita ini masih banyak siders-nya ☹️ dan aku liat kayanya masih banyak yang ngikutin cerita ini tapi gak ngikutin keseluruhan Sweetener Universe, entah skip baca TMB ataupun skip baca Sweetener. I'm kinda disappointed tbh, karena cerita ini kan berkesinambungan 😔
Tapi aku juga mau ngucapin makasih sama yang udah vomment dan setia nungguin kelanjutan cerita ini, thank you so much bcs it means a lot for me :")

Bittersweet | Jeon Wonwoo x Jennie KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang