Chapter 3.1

583 91 8
                                    

FLASHBACK.

: ────────── :


Waktu sudah menunjukan pukul 8 pagi, matahari bahkan sudah tak malu-malu menampakkan sinarnya. Seperti pria Oh yang tak malu keluar dari kamar mandi menggunakan handuk yang hanya melilit dari bagian pinggang menuju betisnya. Rambutnya masih tampak sedikit basah namun tak menyurutkan semangatnya untuk menuju ranjang, mendekati Seulgi, wanita yang sangat ia cintai, yang masih sangat pulas dalam tidurnya.

Sehun perlahan mendekat ke samping kanan kasur, mendudukkan dirinya pelan, mengusap kepala dan pelipis Seulgi lembut karena tak ingin membuat wanitanya terbangun. Sehun membungkukkan badannya, mengecup pelipis wanita itu lembut sembari berkata, "Good morning, Sunshine."

Tak ingin mengganggu Seulgi lebih lama, Sehun segera beranjak memakai bajunya dan menuju ruang tamu dimana Seulgi semalam meninggalkan tas dan ponselnya.

Sehun mengambil ponsel Seulgi. Mencoba membuka layar ponsel yang ternyata tidak memakai kunci layar. Ia langsung di suguhi dengan beberapa pesan dan panggilan tidak terjawab pada ponsel Seulgi. Membuka pesan itu, yang ternyata Seungwan lah pengirimnya.

——

message.
Today, 08.10 am

Seulgi-ya!
Aku tidak melihat mu di kantor.
Kau baik-baik saja kan?
Apa Mr. Albert benar-benar menyuruh mu untuk menjual tubuh mu?
Oh Tuhan...
Aku akan membunuh Mr. Albert dan Bos Jung!
Kang Seulgi!
Balas pesan ku!!
Kau kemana sih?
Aish...

Shon Seungwan?
Wendy?
Ini aku Oh Sehun.
Seulgi bersama ku.
Dia sedang istirahat, jadi tidak bisa membalas pesan mu.

Wow!
Oh Sehun!
Lama tak berjumpa.
Kurasa antara kau dan Seulgi kini sudah berjalan dengan baik kan?

Ya begitulah..

Maafkan aku, tidak memberi tahu mu tentang Seulgi saat itu.
Kekasih mu itu benar-benar sangat keras kepala.

Tak apa.
Aku mengerti.
Omong-omong aku ingin berbicara tentang Bos Jung.

Aku sudah mendengar dari Seulgi semalam tentang kalian yang tidak mendapatkan hak yang semestinya.
Bisa aku mendengarnya dari mu? Aku ingin membantu sedikit.

Tentu dan terimakasih untuk niat baik mu, Sehun.
Kami berdua masuk ke tempat sewa jasa penerjemah ini sekitar 2 tahun yang lalu. Saat itu aku tidak memiliki pekerjaan dan Seulgi membutuhkan uang tambahan karena gaji dari pekerjaan ia sebelumnya tidak begitu cukup untuk kebutuhan sehari-hari karena saat itu Seulgi juga harus melunasi hutang untuk biaya kuliahnya.

Kau tau akupun mahasiswa sastra walaupun aku mengambil Bahasa Jepang.
Jadi saat seorang senior menawarkan pekerjaan menjadi seorang penerjemah, tentu aku mau. Aku juga mengajak Seulgi untuk bergabung dan ia menyetujuinya.

Tahun pertama memang kami mendapatkan hak yang sesuai. Seperti gaji dan bonus yang sesuai. Bahkan Seulgi bisa melunasi semua hutangnya hanya dalam waktu 6 bulan. Tetapi semua berubah setelah memasuki tahun kedua. Bos Jung mulai mengurangi gaji dan bonus kami dengan alasan bayaran dari klien yang memang tidak seperti biasanya. Saat itu kami percaya karena memang tidak banyak proyek yang sedang kami kerjakan saat itu.

Tapi beberapa bulan kemudian, Bos Jung mulai tidak memberikan kami bonus lagi. Padahal saat itu kami tau, klien kami bahkan memberi bonus yang lumayan banyak. Tapi yang Bos Jung berikan hanya gaji, itupun bukan yang semestinya di dapat.

Aku dan Seulgi memang berniat keluar dari pekerjaan ini. Tapi kami sama-sama sedang membutuhkan uang, jadi untuk itulah kami bertahan sebaik mungkin.
Kami tak memiliki niat buruk. Kami hanya ingin meminta hak kami dengan sedikit mengancam Bos Jung agar memberikan hak-hak kami lalu kami akan keluar dari pekerjaan itu.

Apalagi dengan semua kelakuan Bos Jung akhir-akhir ini, membuat ku muak. Ia bahkan meminta Seulgi untuk menjual tubuhnya agar semua kerjasama Mr. Albert berjalan lancar.
Bos gila itu.. benar-benar membuat ku muak.

Aku mengerti Seungwan
Aku akan mencoba untuk menolong kalian.
Semoga semua berjalan lancar.
Tapi aku harap ini hanya di antara kita saja.
Aku tidak ingin Seulgi tahu. Belum saatnya.

Hmm.. aku mengerti, Sehun.

Baiklah.
Aku akan menghubungi mu lagi nanti.
Aku akan menghapus pesan ini, sampai nanti Seungwan.

Sampai nanti, Sehun!

——

INTERPRET [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang