017

8 2 0
                                    

Hari ini gue gak jenguk elsa, kata jesica udah pindah ke ruang rawat. Dan gue masih belum tau kenapa jesica tau tentang gue sama elsa

Gue nunggu zarin di cafe, udah hampir 15 mnit gue nunggu tapi belum nonggol dia. Gue heran kenapa zarin memilih gue untuk mendengarkan nya, kenapa ngga aldo aja

"maaf terlambat" suara itu langsung menjadi pusat tatapan gue

"nggak masalah kak"

"sudah memesan makan?"

"baru memesan kopi, kita memesan sekarang saja" ajak gue, dan memanggil waiters

Selesai dengan makanan pilihan, waiters itu meninggalkan kami berdua, gue liat wajah zarin gak berubah dari kemarin. Sama kusutnyaa

"aku bingung memulainya dari mana" suaranya sendu

"mulai darimana saja, aku akan mendengarkan mu"

"ayah ku berharap banyak dengan keputusan ku, kakak pertama ku dia memilih cita-cita nya sendiri, ayah terlihat begitu kecewa saat mengetahui kakak tidak mengikuti jejak ayah. Kakak kedua ku perempuan, dia hanya di percaya memegang beberapa anak cabang, tidak untuk perusahaan utama. Dan kini giliran aku yang menentukan pilihan, aku tidak mau membuat ayah kecewa, tapi aku mengiginkan hal lain" jelasnya

"apa pernah membicarakan nya?"

"hanya ibuku yang tau, selama ini aku selalu meng-iyakan semua kemauan ayah. Hingga dia sangat yakin bahwa aku akan mengikuti jejaknya, tidak seperti kakak pertamaku. Belakangan ini dia selalu membicarakan bisnis dan mengenalkan ku pada rekan bisnisnya"

"kenapa tidak bicara dari awal kepada ayahmu? Kakak terlalu jauh melangkah seolah meyakinkan ayah kakak" dia menunduk lesu, entah apa yang dia pikirkan

"aku takut fat, aku tidak ingin membuat ayah kecewa" balasnya lirih

"jadi apa mimpi kakak sebenarnya?" tanya gue meyakinkan

"aku ingin menjadi desainer bangunan, jelas berbeda dengan bisnis ayah yang berbau sumber daya alam"

"kenapa tidak mencoba membicarakan nya? Menurutku itu tidak terlalu jauh, kau bisa fokus kuliah dengan impianmu, dan mengambil les untuk mempelajari bisnis. Bahkan jika menguasai keduanya kau akan menjadi pemimpin hebat yang tidak akan di ragukan ka" masukan gue hoho so soan, gue aja gak peduli dengan masalah gituan di keluarga gue

"aku tidak yakin bisa merangkap fat, aku takut malah tidak sampai pada target di keduanya" keluh nya

"aishh jika kau lupa ayah mu sudah sangat ahli dalam bisnis, yang pasti nya akan membantu mu"


Author prov~

Ditengah perbincangan fatma dan zarin tertiba datang seseorang dari belakang, dia datang dengan penuh kemarahan, hingga tak mampu mengontrolnya

Brakk... Lelaki itu menggebrak meja "jadi ini yang membuat semua pesan gue lo abaikan fatma!" bentak lelaki itu

Lelaki itu langsung menyambar kerah kameja zarin, dia lolos mendaratkan satu tinjuan di muka tampan zarin. Namun pukulan ke dua gagal karena fatma menahan orang itu dengan susah payah. Pertahanan fatma roboh dengan kecemasan yang ia dapatkan dari kejadian ini

"cukup Demon!" bentak fatma melepaskan tangan demon yang sempat ia tahan, tangannya beralih pada kepalanya dan terduduk lemah dia menangis, rasa cemasnya datang lagi

Melihat keadaan itu demon langsung mendorong tubuh zarin dan berusaha membawa fatma ke RS, namun fatma berontak saat Demon mendekati nya

"ayo kita ke RS" suara tegas dengan penuh khawatir

KelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang