Part 14

124 17 9
                                    

"Kenapa harus memiliki jika berteman justru sangat lebih nyaman?"
-Shaluna Aqeelanaya

Hari ini Bembi dan Raka berkunjung ke rumah Aldino. Katanya sudah tidak lama mengunjungi kediaman Aldino, padahal hampir setiap hari mereka berkunjung.

Kamar Aldino sudah seperti kapal pecah karena ulah Bembi dan Raka. Sampah cemilan berserakan di atas lantai. Aldino hanya bisa menghela nafas panjang dan berusaha sabar dengan kelakuan kedua sahabatnya ini.

"Al, beneran lo gak mau?" tanya Bembi sambil menyodorkan kripik pedas pada Aldino.

"Gak," balas Aldino tampah mengalihkan tatapannya pada ponselnya.

"Yaudah deh gue abisin."

Raka memilih diam, dia sedang fokus bermain game sejak dari tadi. Dengan umpatan keluar dari mulut cowok itu yang katanya dia tidak menang-mengang.

"Bangsat hape gue yang bodoh apa gue ini?" ucap Raka sesekali ponselnya dia arahkan ke kana dan ke kiri.

"Lo!" jawab Bembi.

"Kurang ajar!"

"Beresin!" perintah Aldino pada Bembi.

Bembi mengangguk saja. Sudah di pastikan cowok itu tidak akan membereskan semua kekacauan yang di buatnya. Katanya 'Buat apa punya asisten rumah tangga kalau gak di gunain? Mubazin kan?'

"Iye bawel amet lu!"

"Al pinjem kamar mandi ya ada panggilan alam ni," ucap Raka.

Aldino mengangguk.

"Al ke cafe yok?" ajak Bembi.

"Males," jawab Aldino.

"Gak asek banget lo!"

"Bodoh."

Bembi memilih tidak menjawab lagi.

"Lega.." Raka memegangi perutnya setelah keluar kamar mandi.

"Buset bau banget, makan apa lo!" Bembi setengah berteriak.

"Enak ajah!" Raka menonyor kepala Bembi.

Bembi masih saja menutup mulutnya. Raka mendengus melihat kelakuan Bembi.

Aldino mengambil Ps-nya bersiap untuk bermain. Raka dan Bembi yang melihat pun langsung mendekati Aldino. Jadilah sekarang mereka bertiha bermain Ps.

***

"Huff.."

Shalu menghempaskan tubuhnya pada kasur nya. Perlahan dia menutup mata karena mengantuk.

"Sha!"

"Woy! Bangun!"

Bunga menggoncang-goncangkan badan Shalu. Tetapi Shalu tidak juga kunjung membuka mata.

"Woy kebo!"

"KEBAKARAN!" teriak Bunga tepat di telinga Shalu.

ShalunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang