Part 18

76 12 4
                                    

"Cukup indah jika di kenang, tapi sangat sakit jika mengulang."
-Shaluna Aqeelanaya

Setelah Bunga menjenguk Shalu ke ruang UKS, dia langsung mengajak Shalu kembali ke kelas mereka. Tapi saat hampir sampai ke depan pintu kelas tiba-tiba Syasa menarik tangan Shalu kasar.

Shalu kontan meringis akibat tarikan Syasa pada lengannya. Dia bingung, kenapa Syasa seperti kelihatan marah. Padahal tadi baik-baik saja.

"Ikut!" bentak Syasa pada Shalu.

"Sya lo kenapa?" Shalu berusaha melepaskan cekalan tangan Syasa pada lengannya.

"Syasa lo kenapa? Shalu lagi sakit! Gak usah kasar kalo ada masalah!" Bunga meneriaki Syasa.

Jangan di tanya sekarang mereka jadi tontonan gratis anak-anak.

"KAMU TEGA YA SHA!" ucap Syasa berteriak.

Shalu meringis, cekalan tangan Syasa semakin kuat. Bunga yang melihat itu pun berusaha membantu Shalu untuk melepaskan cekalan Syasa.

"Gue salah apa?" tanya Shalu lirih.

Syasa mengeset air matanya, wajah perempuan itu memerah akibat menahan tangisan nya.

"Aku udah percaya sama kamu, tapi kenapa kamu tetep ajah keukeh ingin milikin Al?" sekarang Syasa menangis.

Shalu tampak bingung dengan yang di bicarakan Syasa, sepertinya ada salah paham lagi.

"Maksud lo apa!" bentak Bunga.

Syasa mengalihkan pandangannya ke arah Bunga, dia tersenyum sinis.

"Emang ya kalo sahabatan, sahabatnya salah di belaiin," ujar Syasa.

Bunga menahan amarahnya. Bunga pikir Syasa ini sudah gila, datang langsung menarik Shalu dan meneriaki Shalu.

"Gue gak ngerti apa yang lo bilang," ujar Shalu.

"Kamu gak usah sok-sok gak tau deh. Aku udah tau semuanya, aku beneran kecewa sama kamu."

Shalu terteguh. Lagi, masalahnya bertambah lagi.

"Maksud lo apa?"

Syasa terkekeh kecil, kemudian menguatkan cekalan tangannya. Dia merongga saku bajunya setelah itu mengambil sesuatu.

"Ini apa?" tanya Syasa sambil meletakkan kertas itu tepat di depan wajah Shalu.

Shalu membaca tulisan yang ada di kertas itu, tapi kemudian dia melotot kan matanya. Apa-apaan ini? Shalu tidak pernah membuat kata-kata seperti itu.

"Gue gak pernah tulis kayak gitu," Shalu membela diri.

"Emang ada maling ngaku maling?" ujar Syasa.

Semua yang ada di koridor menatap Syasa lekat. Tidak menyangka Syasa akan berbicara seperti itu. Apalagi dengan sifat lembut perempuan itu.

"Jaga mulut lo!" ujar Bunga yang sejak dari tadi menahan emosinya.

"Kenapa? Kamu masih mau belaiin dia? emang kamu mau sahabatan sama orang yang berusaha ngerebut PACAR ORANG lain?" balas Syasa menekan ucapanya.

ShalunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang