Part 15

114 11 13
                                    

"Apakah ini sebuah kebetulan? Atau justru sebuah ketetapan?"
-Shaluna Aqeelanaya

Shalu dan Bunga memasuki Hotel dimana acara Perusahaan Papa Bunga di adakan. Shalu meliarkan matanya sambil sesekali di buat kagum dengan meriahnya acara pada malam hari ini.

"Wah rame banget Bung," ujar Shalu.

Bunga terkekeh kecil. Bunga pikir pasti Shalu tidak pernah ikut ke acara Perusahaan Papanya. Lihat saja sekarang ekspresi wajah Shalu sungguh seperti anak kecil yang di beri permen. Senang.

"Yoi dong Sha. Makanya kalo ada acara kayak gini lo ikut nyokap lo lah."

"Lo kan tau Bung, gue rada-rada gak suka acara kayak ginian."

"Tapi--"

"Tapi sekarang gue suka deh Bung. Banyak cogan di sini," ucap Shalu memotong ucapan Bunga.

Bung menonyor kepala Shalu. "Kalo liat cowok mata lo cepet amet," cerca Bunga.

"Woy rambut gue! Udah cetar ini!"

Bunga memilih menarik tangan Shalu. Mereka berdua duduk di dekat meja makan. Bunga memindahkan kursi di dekat meja makan.

"Mantep ni. Kalo di sini kan enak Bung, laper dikit tinggal noel makann ajah," ucap Shalu.

"Dasar lo perut karet."

"Tapi beneran loh."

Bunga memutar bola matanya malas. "Lo tumben bloon gini Sha, biasanya kan gue," celetus Bunga.

Shalu sontak menoleh ke arah Bunga.

"Kok lo baru nyadar?"

Bunga menjeletik dahi Shalu. "Kurang ajar!"

Lalu mereka tertawa bersama.

Shalu mengedarkan pandangannya. Saat menghadap ke arah pintu, mata Shalu langsung membulat tidak percaya.

"Kok dia? Aaarrghhh gimana bisa move on coba."

Bunga menatap ke arah Shalu, dia tidak salah dengar tadi Shalu berbicara. Tapi dengan siapa?

"Sha? Kenapa lo?" tanya Bunga.

Shalu memegang pundak Bunga sambil sesekali mengguncangnya sedikit kuat. Bunga bertambah bingung ada apa dengan Shalu?

"Gimana gue mau move on Bung, orang gue selalu ngeliat Aldino," jawab Shalu.

Shalu mengibaskan tangannya mendadak menjadi gerah.

"Mana?" Bunga mengedarkan pandangannya.

"Itu!" tunjuk Shalu tanpa menoleh ke arah Aldino.

Bunga melihat Aldino. Dia tersenyum sinis. "Lo harus gue tes kayaknya," uacap Bunga dalam hati.

"Aldino!" panggil Bunga kencang. Banyak pasang mata yang melihat ke arahnya tapi tidak dia hiraukan. Toh dia anak pemilik acara ini.

Aldino menoleh setelah mendengar ada yang memanggilnya. Dia melihat Bunga yang sedang melambaikan tangan ke arahnya.

"Sini!" teriak Bunga lagi.

ShalunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang