Surprised

578 32 0
                                    


"Aaarrgghh jangan" teriak Keira kencang sambil mendorong tubuh Kairi hingga pelipisnya terbentur di dinding lift.

"Aww"

Keira merasa ketakutan hingga tubuhnya bergetar.

Keringat dingin mengalir dan membasahi leher jenjangnya.

Kairi mengusap pelipisnya yang sedikit berdarah, dia tersenyum sinis dan menatap lekat wajah Keira.

"Maaf.. Maafkan aku, hiks" ucapnya gemetar.

Dia benar-benar merasa sangat takut.

Kairi menatap baju Keira yang sedikit sobek, dia membuka jasnya dan memakaikan di bahu gadis itu.

"Hapus airmatamu, aku sudah mau sampai" ucapnya sinis.

Keira mendongak, namun belum sempat dia berterimakasih pria itu sudah melengos pergi.

"Apa dia marah kepadaku?"

Keira menatap lirih jas di pundaknya.

***

"Kenapa bisa seperti ini, Kai? Kau begitu sangat ceroboh" oceh Satya.

Kai tak menjawab, dia memakai plester di pelipisnya.

"Kenapa kau sangat tertarik kepada anak kecil itu? Dia itu sangat menyusahkan, tampangnya juga tidak begitu cantik dan dadanya rata seperti itu. Sejak kapan gadis seperti itu menjadi tipemu?" oceh Cakra.

Kairi menatap tajam Cakra.

"Eh maaf Kai, aku hanya bercanda saja"

Kairi menghembuskan nafasnya kasar.

"Satya.. Aku ingin meminta bantuanmu"

"Aku? Kenapa, Kai?"

"Aku ingin memberi gadis itu pelajaran karena dia berani menolakku" ucapnya sinis.

"Katakan Kai, apa yang bisa aku bantu untukmu?"

"Nanti setelah aku masuk ke dalam lift itu, kau langsung matikan CCTV-nya"

"Eh"

Satya terkejut, dia melirik Cakra.

"Dasar nakal! Apa yang akan kau lakukan, Kai?"

"Bukan urusanmu"

"Hmm baiklah"

"Oh ya, dimana Dio, dari tadi aku belum melihatnya?"

"Entahlah, dia selalu pergi kemana pun yang dia suka"

"Apa dia sedang jatuh cinta?"

"Entahlah, diantara kita hanya dia yang paling tertutup"

***

TINGG...

"Eh pria ini"

Keira berdiri di depan pintu lift.

"Kau ingin ke lantai berapa, Pak?"

"Hmm lantai 80"

"Eh"

"Kenapa?"

"Baiklah"

'Kenapa pria ini pergi ke lantai yang paling atas, aku sangat tidak nyaman jika hanya berdua saja dengan dirinya seperti ini'

Sedari tadi Kairi menatap tajam Keira. Sorot matanya menatap lekat wajah Keira. Dia terkekeh saat melihat ekspresi ketakutan gadis bermata hazel itu.

"Kau kenapa? Kau takut kepadaku?" sindirnya.

"Eh ti-tidak" jawabnya gugup.

Bola mata Kairi berputar menatap ke arah CCTV yang terletak di dalam lift.

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang