Babe

464 31 0
                                    


"Dia masih belum sadar juga, Kai?" tanya Satya sedikit cemas.

Kairi hanya menggeleng.

"Kau pulang saja, biar aku yang urus gadis ini"

"Tapi Kai—"

Kai memberi isyarat agar Satya tak melanjutkan ucapannya.

TAP.. TAP.. TAP..

BRAAKK...

"Kai.. Dokter Sultan sudah datang" ucap Dio dengan terengah.

Mata Kairi memicing, menatap dengan tatapan tak suka.

'Ada apa? Apa aku berbuat salah?'

"Hei dok, kenapa hanya diam? Ayo cepat kau periksa gadis ini" sambar Cakra yang baru saja datang.

Dia langsung menarik lengan dokter itu.

Kairi melototi Cakra, tapi Cakra tak mengerti dia hanya menggedikkan bahunya.

"Ayo dok cepat kau periksa gadis itu" ucapnya lagi.

Kairi jengkel, dia melirik ke arah Satya. Satya yang melihatnya hanya mengedikkan bahunya.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dia hanya sedikit shock dengan kejadian yang dia alami saat ini"

"Shock? Kenapa? Memangnya kau tadi mengejutkannya, Kai?" tanya Cakra.

Kairi terkekeh, dia mengingat saat Keira pingsan setelah tau jati diri Kairi yang sebenarnya.

"Ini resep obat dan vitamin untuknya, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku pergi dulu"

Kairi melirik Dio, dia hanya mengangguk.

"Ayo aku antar, dok"

"Baiklah"

Kairi duduk di tepi ranjangnya, matanya terus menatap lekat wajah Keira.

Wajah polosnya saat tertidur benar-benar menarik perhatiannya.

Tak lama mata Keira terbuka, pandangannya yang awalnya buram menjadi sangat jelas.

Dia langsung melompat dari kasur saat melihat Kairi berada di depannya.

"Eh.. Maafkan aku.. Aku tidak bermaksud untuk melakukan iu.. Aku hanya.. Hanya.. Hanya—" ucapan Keira menggantung.

Kairi menatap tajam.

Dia menaikkan sebelah alisnya.

"Hanya apa? Hanya?"

"Hmm.. Itu.. I-tu—"

Keira menggigit bibir bawahnya.

"Ada apa?

"Aku hanya ingin menyelamatkan hidupku saja, jika tidak mana mungkin aku bisa disini"

Kairi berjalan mendekati Keira.

"Oh jadi maksudmu kau menggunakan namaku untuk membuat mereka takut?"

Keira mengangguk.

"Dengan mengaku menjadi kekasihku?"

"Eh?"

"What? Kekasih? Kau berani sekali dada rata mengaku sebagai kekasih Kairi" teriak Cakra.

Mereka menoleh ke arah Cakra. Tatapan Kairi yang sangat mengintimidasinya membuat Cakra takut.

Kairi memberi kode mata kepada Satya, dengan cepat Satya langsung menarik lengan Cakra dan membawanya pergi.

"Hei, kau mau membawa aku kemana? Aku ingin memberi pelajaran kepada gadis itu, berani sekali dia mengakui ketua kita sebagai kekasihnya"

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang