Drap...Drap...Drap.
Sreeett...BRAAK.
Bergerak terlewat cepat, daun pintu yang sebelumnya terbuka lebar kini menjadi tertutup rapat. Pemuda pucat bahkan berdiri menjulang tepat didepan pintu, seolah menjadi penghalang kedua. Suara-suara yang tadinya terdengar jauh, sekarang menjadi begitu jelas. Memberitahukan dengan pasti, bahwa orang-orang itu telah berada dalam ruangan yang sama dengan mereka kini. Sehingga Donghae jadi mengerti, kenapa Kyuhyun menutup pintu itu dengan cepat. Tetapi yang tak di mengerti Donghae adalah-
"Kenapa kau masih disini dan tak keluar juga?"
-Mengapa pemuda pucat itu justru masih berada dalam bilik itu dengannya, dan bahkan dengan kenyataan ruang kecil itu kini tertutup rapat. Seharusnya tadi Kyuhyun keluar seperti apa yang dia perintahkan, lalu menutup pintu itu dari luar sana. Namun melihat hal berkebalikan yang kini terjadi, membuat Donghae jadi semakin geram. Anak baru dihadapannya ini bukan hanya tak kenal rasa takut, tetapi juga keras kepala.
"Bukankah akan aneh jika aku keluar sekarang?-" Kyuhyun balik bertanya sarkas, tak suka dengan kenyataan dia harus menjawab tanya Donghae yang telah jelas jawabannya.
"-Tidakkah kau pikir akan ada rumor tak benar yang akan menyebar, melihat kita berada disatu ruangan toilet nan sempit?" Bahkan harus menyampaikan secara rinci pemikirannya seperti ini, agar pemuda dihadapan mengerti. Cho Kyuhyun itu sedang mengusahakan mereka untuk tak diterpa rumor tak benar. Tetapi Donghae justru tak menerima alasan yang baginya terdengar tak masuk akal tersebut.
Sreett...BUG!
Jadi, begitu tubuhnya tak lagi merasa sakit dan dapat bergerak kembali dengan leluasa. Donghae melayangkan pukulannya tepat pada wajah Kyuhyun, sehingga sekarang pemuda itu harus merasakan rasa sakit luar biasa pada rahangnya. Pemuda tampan itu memukulnya dengan begitu keras, bahkan Kyuhyun dapat mengecap rasa besi dan amis sekarang. Sudut bibirnya robek dan berdarah.
Greepp...
"Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya. Tapi kau keras kepala dan sombong, sekarang rasakan akibatnya."
BUG!
Memukul sekali lagi wajah tersebut, Donghae lalu mendorongnya sampai terjatuh tepat disamping closet. Sedangkan Donghae memilih untuk berjalan keluar, tak menaruh peduli sedikitpun pada Kyuhyun yang terjatuh karena dorongan bahkan dua pukulan yang dilakukannya. Dia justru merasa puas, saat berhasil memukul sosok asing yang hampir saja mengetahui rahasia nya tersebut.
"Ssstt...ini sakit sekali."
Sedang Kyuhyun menyentuh sudut bibirnya, memeriksa sebesar apa luka yang dia dapat disana. Sepertinya hanya robekan kecil, namun terasa perih sekali. Ditambah rasa nyeri pada tulang pipi yang dihantam kepalan tangan. Lee Donghae itu, benar-benar.
"Benar-benar tak tahu terimakasih, padahal aku berniat baik untuk membantunya."
Lalu, mulai mendumel panjang pendek karena pada akhirnya dia mendapatkan pukulan sebagai ganti terimakasih. Sepertinya dia memang harus menjauhi Lee Donghae, ketika benar kata teman barunya tadi pemuda itu berbahaya. Saat membantu saja Kyuhyun justru mendapat pukulan, apalagi jika dia mencari masalah dengannya. Bisa-bisa Kyuhyun dihabisi oleh pemuda tersebut.
"Baiklah, Cho Kyuhyun. Mulai sekarang, jangan pernah mendekati Lee Donghae apapun alasannya."
.
.
.
Pintu otomatis terbuka, begitu Bus telah sampai pada Halte tujuan. Kaki berbalut spatu sport berwarna putih berjalan keluar, lalu mulai melangkah menuju sebuah rumah yang sepertinya harus dengan sabar akan dia tuju untuk pulang. Mengingat kembali dirinya ke China belum mendapatkan persetujuan dari sang Ayah, yang masih dengan keras kepala berkata akan mempertahankan keberadaan Kyuhyun di Korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother (Can I Hope?)
Fiksi PenggemarAmazing Cover by @Sun1396 Mother (Can I Hope?) Main Cast : Cho Kyuhyun, SJ-Member, Family and Others Genre : Family, Brothership, Friendship, Hurt/Comport and Angst Summary : Kata-kata biasa yang kau teriakkan saja, terasa begitu menyakitkan. Apalag...