5.

11 0 0
                                    


Seluruh siswa kelas X IPS2 langsung kembali ke kelas begitu bel pulang berbunyi. Beberapa memilih langsung pulang dan sisanya masih bersantai di dalam kelas hanya untuk sekedar melepas penat, termasuk Aluna dan lima temannya.

"Gua males pulang deh. Main dulu, yuk", seru Lulu yang saat ini rebahan di atas meja.

"Gua ada janji sama Bima", ujar Anya yang langsung dihadiahi tatapan malas dari Panji.
"Bucin mulu lo".

Aluna hanya tertawa melihatnya, kemudian menatap Lulu yang saat ini berada di depannya. "Emangnya mau kemana?".

Lulu langsung duduk dan menatap Aluna dengan mata berbinar, "Ke rumah lo aja, yuk".

Mata Aluna langsung membulat, menatap Lulu dengan tidak percaya, "Serius?. Emang yang lain mau?". Aluna sangat terkejut mendengar ucapan Lulu. Tidak menyangka ada yang ingin bermain ke rumahnya.

Willy, Panji dan Alvin hanya mengangguk. Sedangkan Anya memasang wajah memelas, "Ih, gua juga mau ikut. Besok aja sih mainnya".

Lulu dan Panji kompak meledek Anya, "Besok aja sih ngebucinnya", diakhiri dengan highfive keduanya.

Diam-diam Aluna langsung mengirim pesan kepada Andini, mengabari bahwa teman-teman sekolahnya akan datang.

"Aluna, ayo", ujar Willy yang sudah menggendong tasnya, begitu juga dengan yang lain.

Aluna langsung mengambil tasnya dan bergegas menyusul yang lain. Saat berjalan di lobi, mereka bertemu dengan Wahyu yang tengah menggoda kakak kelas. "Widih rombongan. Mau kemana nih?".

"Mau ke rumah Luna", sahut Lulu dengan santai.

Mata Wahyu langsung berbinar dan menatap Aluna, "Asik, gua nyium bau-bau makanan geratis nih. Gua ikut ya, Lun", seru Wahyu yang langsung diledek oleh Panji. "Makanan geratis aja cepet lo". Sedangkan Wahyu hanya tertawa, dan tanpa malu berjalan di samping Aluna dengan tangan yang bertengger manis dibahu Aluna. "Mari tuan puteri, saya antar ke istana".
Aluna dan yang lain hanya tertawa melihat kelakuan absurd Wahyu.

Aluna pikir, mereka akan naik taksi online. Tapi ternyata, mereka malah berjalan ke sebuah rumah yang letaknya tidak begitu jauh dari sekolah. Rumah dengan warung di bagian depannya serta terdapat motor yang terparkir dihalaman samping. Memang tidak seluas parkiran di sekolah, tapi parkiran disini sangat ramai.

Aluna bahkan dibuat terkejut saat Lulu berjalan mendekati sebuah motor putih, dan mengeluarkannya dari barisan. "Lulu, lo bawa motor?", seru Aluna yang mengundang tatapan heran dari beberapa orang.

Lulu memakai helmnya dan menatap Aluna dengan bingung, "Iya. Kenapa sih?".

Aluna hendak berlari namun langsung terhenti saat tangannya ditahan oleh Alvin. Saat Aluna menoleh, Alvin hanya menatapnya datar. "Tunggu disini. Banyak yang mau ngeluarin motor". Diam-diam Aluna tersenyum malu dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Tak lama semua temannya sudah mengeluarkan motornya masing-masing. Lulu dengan motor matic putih dan helm kuningnya terlihat sangat lucu. Ada Panji yang sudah duduk manis dibelakang Willy. Serta Wahyu yang duduk di motor yang Aluna yakin usianya sudah cukup tua. Lalu Alvin yang duduk manis diatas Vespa maticnya.

"Ini beneran mau ke rumah gua?", tanya Aluna dengan ragu. Hanya untuk memastikan sebenarnya.

"Ih, gak boleh ya?", seru Lulu yang menurunkan standar motornya, lalu menatap kesal ke arah Aluna.

Aluna langsung gelagapan, "Eh, boleh. Gua kan cuma mastiin aja".

Wahyu yang melihat itu langsung mendorong Aluna untuk duduk di atas motor Alvin. "Udah, jadi. Cepetan, ayo".

Dunia AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang