8.

7 0 0
                                    


Aluna turun dari mobil angkutan umum-yang disewa Willy untuk alat transportasi X IPS2. Hidungnya secara refleks menarik nafas, mencium aroma pantai yang rasanya sudah sangat lama tidak ia cium. Yang lain bersama-sama membagi barang bawaan, terutama yang laki-laki membawa barang yang lebih banyak.

Mereka menyewa sebuah pondokan yang cukup besar, namun tetap saja tidak cukup menampung seluruh siswa X IPS2 yang berjumlah 30 orang.
Akhirnya beberapa teman laki-laki Aluna memilih untuk menggelar tiga buah tikar ukuran sedang. Lalu Disa berserta yang lain mulai menyusun barang bawaan mereka di atas tikar. "Tasnya biar di pondokan aja, yang di tikar biar makanan aja", ujar Disa.

Karena dikerjakan bersama-sama, semua lebih cepat selesai. Melihat semua sudah tersusun rapi, Aluna langsung berlari mendekati pantai. Bermain air dengan bahagianya, sampai terlupa kalau ia belum melepas sepatunya putihnya. "Astaga, basah", seru Aluna saat sadar. Sesaat kemudian ia berjalan ke pinggir, menuju teman-temannya. Dengan lesu ia menatap Wahyu dan Alvin yang saat itu berada di dekatnya. "Sepatu gua basah. Gua lupa bawa sandal juga".

Wahyu tertawa melihat sapatu Aluna yang sudah basah,"Yaudah gak usah pakai sendal. Gua juga gak pakai sendal", ujarnya sambil berlari menuju pantai. Sedangkan Alvin hanya terkekeh kecil, kemudian mengambil sendal dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Aluna. Tentu saja Aluna langsung memakainya dengan senang hati,
"Ih sandalnya besar banget. Tapi gak papa deh. Makasih Aping", serunya langsung berlari mengejar Wahyu yang sudah lebih dulu bermain air.

Cukup lama Aluna bermain air, namun tidak sampai membuat celana dan bajunya basah. Aluna memilih untuk berjalan di pinggir pantai. Matanya berkeliling mengamati teman-temannya yang berpencar kesana kemari. Ada yang bermain air, ada yang bermain bola voli, ada beberapa yang bermain gitar di atas batang pohon yang telah tumbang, termasuk Alvin. Aluna langsung tersenyum saat melihat Alvin dan melambaikan tangannya. "Aping".

Namun sepertinya suara Aluna sia-sia karena beradu dengan kencangnya angin dan ramainya suara teman-teman. Tapi Aluna masih terus memanggil Alvin, namun kali ini diiringi dengan langkah kaki besar setengah berlari. "Aping", seru Aluna sebelum akhirnya terjatuh diatas bebatuan kecil.

***

"Pelan-pelan, Nya", ringis Aluna saat Anya mengoleskan obat merah di lututnya yang terluka. Wajah Aluna benar-benar merah karena menahan tangis saat terjatuh tadi. Cukup malu karena terjatuh di hadapan teman-temannya.

"Lo sendiri gak papa kan?. Gua mau main voli lagi soalnya. Sekalian makan siang duluan aja", ujar Anya sambil membereskan kotak P3K.

Aluna mengangguk lesu, kemudian melambaikan tangannya pada Anya yang sudah kembali bergabung dengan yang lainnya. Aluna memilih untuk bersandar di pohon yang berada tepat dibelakangnya, menatap luka kecil dilututnya.
Tak lama kemudian Alvin datang dan duduk di sampinganya. Mengambil nasi kotak yang terletak tidak jauh dari tempat mereka duduk.
"Gua makan siang duluan deh", ujar Alvin begitu Aluna menatapnya.

Aluna menghela nafas, kemudian ikut mengambil nasi kotak dan mulai memakannya. Keduanya makan dengan diam, sesekali ringisan dari bibir Aluna terdengar saat ia mengubah posisi kakinya.

"Makasih, Ping", ujar Aluna saat Alvin memberikan air mineral gelas. Sambil meminum air pemberian Alvin, mata Aluna tak sengaja menatap sesuatu yang mengejutkan. "Ping, uhuuuk".

Alvin langsung sigap mengusap punggung Aluna, dengan sedikit panik. "Pelan-pelan, Aluna. Astaga", gumam Alvin masih terus mengusap.

Butuh beberapa saat hingga Aluna benar-benar tenang. Hingga akhirnya ia menoleh menatap Alvin dengan raut cemas, "Sandalnya putus, Aping".
Alvin langsung mengikuti arah telunjuk Aluna, kemudian terkekeh kecil dan mengacak rambut Aluna. "Yaudah gak papa".
Sedangkan Aluna berdeham kecil, "Gua ganti nanti ya?", merasa tidak enak karena merusak barang milik orang lain karena kecerobohan dirinya.
Alvin tersenyum kecil kemudian mengangguk singkat, "Iya, Aluna".

Dunia AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang