Sahabat Lama

46 5 0
                                    

Namanya juga sahabat Lama, kalo kumpul pasti ada aja kelakuannya



Ternyata di hari ketiga setelah mendapatkan berita itu, Hans dan Chika mengabari Syaika bahwa Mereka sudah sampai di Kairo.

"Tinaaaa....."

"Chikaaa......"

Chika dan Syaika pun berpelukan layaknya Teletubbies. Hans yang melihat hal tersebut hanya mendengus.

"Woi ukhti bercadar. Jaga sikap oi, jangan alay"sindir Hans.

"Hans!" Chika menatap Hans garang.

"Udah gak usah di dengerin omongannya si Hans itu Tin"saran Chika.

"Iya, kak Hans emang gajelas"ucap Syaika cekikikan.

Hans yang merasa terpojok itu pun makin mendengus kesal.

"Dah lah gua balik ke Indo aja" ucap Hans merajuk.

"Cieee Hans ngambek"ucap Chika mencolek pipi Hans.

Baik Hans maupun Syaika pun merasa terkejut dengan perubahan sikap Chika yang terlihat berbeda sejak terakhir kali bertemu.

"Kamu keliatannya beda Chik" ucap Syaika.

"Beda gimana? Nambah cantik ya?"tanya Chika cengengesan.

"Dih mau amat lu di bilang cantik"cibir Hans.

"Sudah sudah, yuk aku antar kalian ke asrama" ucap Syaika mencoba melerai.

"Dih bahasa Lo Tin, baku banget. Tapi gua suka, ntar gua belajar deh" ucap Chika sumringah.

Syaika pun mengangguk. Lantas matanya menatap ke arah Hans lalu melirik ke koper Chika sebagai sebuah tanda.

"Chik, mau gua bantu bawa tuh koper gak?" Tawar Hans yg melihat Chika kesulitan membawa kopernya.

"Widih Baek banget lu sama gua Hans. Baper dedeq bang" ucap Chika mendramatis sambil tersenyum.

"Ngoceh lagi, gak gua bantu nih"ancam Hans.

Chika pun akhirnya terdiam. Syaika pun menghentikan sebuah taksi dan menunjukkan arah tujuan mereka.

"Wihhh lu dah lancar pake Bahasa Arab ya Tin. Wihhh hebat, gua mah belum bisa" ucap Chika yang terkagum melihat Syaika yg menggunakan bahasa Arab dengan fasih.

"Alhamdulillah Chik, tidak sia sia 4 tahun aku tinggal di Mesir" jawab Syaika .













Taksi pun berhenti di asrama Pria. Hans pun di turunkan di sana.

"Awas ilang ya lu Hans. Inget malu bertanya sesat di jalan. Jangan malu nanya kalo Lo gak tau" ucap Chika menasehati.

"Iya neng Chika iya. Khawatir amat kayaknya lu sama gua" heran Hans.

"Yeeehhh geer si Bambang. Kalo bukan kita sahabat dari SMP, gua sih ogah bilang kek tadi" Chika mengalihkan pandangannya.

"Iya deh iya, ngalah aja gua mah sama elu. Oke sampe ketemu di kampus ye, assalamualaikum" ucap Hans dan langsung masuk ke asrama.

"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh" sahut Chika dan Syaika.

"Oi Tina, nanti di sana gua sekamar Sama elu aja yah? Gua masih asing sama daerah sini" pinta Chika.

"Di sini setiap siswa/siswi mendapatkan kamarnya masing-masing, tapi nanti bisa aku usahakan kamu mendapatkan kamar yang tidak jauh dari kamar ku"jawab Syaika.

Chika mendesah kecewa. "Yaudah deh gapapa. Btw gua lupa lu itu jurusan apa yah Tin?"

"Aku ambil jurusan Pendidikan Biologi Chik. Chika sendiri mengambil jurusan apa?"Chika ber-oh ria.

"Aku sih lanjut ambil arsitek lah Tin. Yakali aku ngambil jurusan Bahasa Arab. Rugi dong S1 arsitektur masa gak di lanjutkan" ucap Chika terkekeh.

"Lucu ya Tin, aku masih inget banget dulu aku loh yang paling sering ngomong pake bahasa baku. Lah sekarang kok jadi kamu yah Tin"lanjutnya sambil terkekeh lagi.

"Mungkin karena pengaruh lingkungan. Kau tau bagaimana cara bicaranya orang sini yang sangat baku dan kaku" jawab Syaika.

"Iya juga sih, beda sekali sama di Indo yang pada bobrok mereka mah" timpal Chika yg di akhiri tawa.









"Assalamualaikum saudari, saya membawa salah satu siswi beasiswa dari Indonesia. Kami ingin meminta kamarnya" ucap Syaika kepada wanita resepsionis itu.

"Wa'alaikumsalam saudari, kamar yang masih kosong hanya tersisa kamar yang ada di sebelah kamar mu. Jadi biar mahasiswi baru ini saja yang menempatinya. Ini kuncinya" sahut resepsionis itu sembari memberikan sebuah kunci.

"Baiklah, terimakasih" ucap Chika.

Resepsionis itu hanya mengangguk. "Tuh kan, kita tuh emang di takdirkan buat besama" ucap Chika terkekeh.

"Iya iya, ayo kita masuk sebentar lagi adzan Dzuhur berkumandang" Chika mengangguk.

Mereka berdua pun berjalan menuju kamar mereka masing-masing. Beruntung letak kamar mereka bersebelahan, sehingga mudah bagi mereka untuk berkomunikasi.











Usai sholat Dzuhur Syaika mengajak Chika untuk makan bersama. Namun Chika menolak karena ia ingin melihat kota Kairo terlebih dahulu.

Dan pada akhirnya Syaika pun menurut kepada Chika. Chika tak lupa mengajak Hans untuk ikut jalan-jalan, karena mereka adalah sahabat Lama yg sudah sangat lama saling mengenal.

"Hans, tolong kamu beliin aku makanan itu sih. GPL yak" minta Chika kala melihat penjual kebab.

"Gak cocok sumpah lu pake bahasa kek gitu Chik. Aneh" ucap Hans menilai.

"Bodo amat, toh yang penting aku udah berusaha. Gak kayak kamu yang sepertinya gak memiliki usaha huh" dengus Chika kesal.

Hans mengalah dan membelikan makanan pesanan Chika tadi. Syaika hanya tersenyum geli melihat interaksi kedua sahabatnya itu.

"Syaika"

Syaika terkejut kala mendengar panggilan yang menurutnya tidaklah asing di pendengaran nya.

🥇🥈🥉

Sahabat lama ngumpul gaisss hehehehe.


Nahh kalo gitu vote and comen nya jangan lupa juga

Story In KairoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang