Dia?

10 2 2
                                    

Double update😍

Karena hari ini tuh author ultah, jadi dengan berbaek hati author kasih double update deh🤫

Gada yg mau ngucapin happy birthday gituh?🤣 Gak juga gapapa kok.

04-desember.

Happy birthday- ehh reading maksudnya 🤣🤣


"nambah gak Rif?" Tawar Syaika saat Arif selesai menghabiskan piring ke dua.

Arif bersendawa. "Gak Kris, thanks gua dah kenyang banget malah" lalu ia meraih gelas berisi air mineral itu lalu menegugnya.

"Hei Lucas, Vina, lihat dia wanita yg di pemakaman tadi" tunjuk gadis kecil yg di ketahui bernama Luna ini.

Lucas menarik tangan adiknya itu. "Jangan menunjuk nya bodoh! Itu tidak sopan"

Syaika juga terdiam dan tak tahu harus melakukan apa. Jujur Syaika ingin sekali memeluk ketiga adik sepupunya itu.

"Melihat orang itu, aku jadi ingat kakak Kristina" ucap Vina sendu.

Luna yg mendengar itu mengangguk setuju. "Kakak Kris adalah gadis baik, aku suka saat ia mengajari ku memanjat pohon" ucap Luna sedih.

Lucas memutar bola matanya malas. "Oh ayolah, kakak Kristina tidak mungkin Sudi mengenakan pakaian super tertutup seperti itu" sahut Lucas pelan.

Syaika terkekeh mendengar itu, meskipun yg mereka anggap tidak mungkin itu kini sudah menjadi mungkin.

"Seriusan gak mau samperin mereka?" Syaika pun sadar bahwa ada Arif di sampingnya.

Syaika menggeleng. "Sudahlah, ayo."

Syaika pun melenggang pergi meninggalkan Arif. Melihat itu Arif menahan diri untuk tidak mengumpat-

"Bangke lah asu!"

×××÷×××

"Hei Lucas, jika kita singgung tentang kakak Kristina, apakah bibi Oliver akan murka?" Tanya Luna pelan.

Lucas melirik adiknya itu tajam. "Kakak! Panggil aku kakak, Luna! Aku lebih tua daripada kau!" Ucap Lucas yg sudah tersulut emosi.

"Hei hei jangan bertengkar, jika bibi Oliver tau dia akan memarahi kita" Lucas dan Luna pun menghentikan pertengkaran mereka.

"Ayo cepat pilih minuman yg mana"

Mereka pun melakukan apa yg menjadi tujuan mereka datang ke kedai itu.

Lucas yg tak sengaja menyentuh minuman dingin berperisa mangga itu terpaku.

"Cih mangga. Jika kak Kris tau, aku yakin dia akan merebut minuman-" gumaman Lucas terhenti saat sebuah tangan meraih minuman itu.

"Maaf ini aku ambil yah?" Ucap orang itu lalu pergi ke kasir untuk membayarnya.

Orang itu adalah Syaika. Dia yg mengambil minuman itu. Dan untuk kedua kalinya Lucas mematung.

'wangi itu. Suara itu'

Ingatan Lucas berkelana ke 7 tahun yg lalu.

"Hei adik adik. Kenapa kalian berdiri di sini? Dingin loh"

Lucas, Luna dan Vina hanya dapat memeluk satu sama lain karena kedinginan.

"Kalian anak ilang yah. Ahaha" ucap orang itu tertawa seolah mengejek ketiga anak itu.

Belum sempat Lucas memarahinya, wanita itu langsung memeluk ketiga anak itu setelah ia membuang jus mangga nya.

"Kalian pasti kedinginan nih, ikut kakak yuk" ajak wanita itu.

"Tenang kakak gak bakal culik kalian kok, males juga nyulik bocil. Hahah" wanita itu tertawa lagi.

"Ayok, ntar kalian beku loh"

Ketiga anak itu pun setuju dan mengikuti wanita itu. Lucas yg notabene nya yg tertua itu merasa bahwa wanita itu tidaklah berbahaya.

Sampailah mereka di sebuah rumah yg lumayan Bagus. Wanita tadi membawa mereka masuk.

Mereka pun di hantarkan ke sebuah kamar. "Kalian bisa mandi dulu. Ntar masalah baju biar kakak yg urus"

Mereka pun mandi bertiga. Waktu itu umur mereka masih 5 tahun, jadi tidak masalah kan jika mandi bersama.

"Wuy! Kenapa malah bengong? Jadi beli minuman gak sih?"

Flashback Lucas pun terpaksa terhenti karena teriakan Luna. "Udah nih, ayo!"

×××÷×××

"Mau cari kemana dulu nih?" Tanya Hans saat mobil mereka sudah dari 30 menit yg lalu berjalan tak tentu arah.

Chika masih terdiam dan menatap keluar jendela. Hans paham apa yg sedang istrinya ucapkan itu pun berucap.

"Jangan khawatir, meskipun Tina ketemu sama mereka dia pasti gak bisa di kenalin. Dia pake cadar kan?" Ucap Hans mencoba menenangkan Chika.

Hans salah jika berfikir Chika sedang mengkhawatirkan itu, yg Chika pikirkan saat ini adalah alasan Syaika ingin pergi, karena jika tidak ada tujuan yg sangat penting, dia pasti malas keluar.

Saat sedang asik memikirkan hal itu, Chika melihat Syaika yg sedang berada di sebuah kedai bersama Arif.

"Berhenti bang!"

Hans pun menghentikan mobilnya. "Kenapa? Kebelet boker juga?"

Chika berdecak sebal. "Bukan, lihat noh!" Tunjuk Chika pada kedua insan yg sedang asik makan.

"Wihhh gila sehh baru beberapa jam nyampe indo dah Nemu calon laki aja si Tina ini" ucap Hans tak percaya.

"KUY SAMPERIN"

×××÷×××

Vote and comen ✨

Story In KairoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang