Nindi
"Lo dimana?"
"Gue abis dari sekolah adek gue, kalian masih dikantin kan? Tunggu ya gue otw kesana"
Setelah mendapat pesan dari nindi dia pun langsung bergegas menuju kantin. Sesampainya disana ia melihat seorang laki-laki yang sedang duduk sendiri di mejanya tanpa menyantap makanan apapun, hanya ada jus buah di depannya. Karena chintya melihat sahabatnya yang melambaikan tangan ke arahnya chintya pun langsung menghampiri sahabatnya.
"Lo ngapain ke sekolah adek lo? Ada barang yang ketinggalan?" ucap nindi
"Iya, soalnya mau dipake nanti pas abis istirahat" ucapnya bohong
"Ohh, ehh gais pulang sekolah kita jalan yuk deket sekolah kita ada toko kue yang baru buka loh, kue-kue disana enak-enak dan harganya juga pas, mau gak lo semua?" ucap hani dengan gaya hebohnya.
"Duh maaf ya, gue enggak bisa soalnya gue mau ke rumah sakit jenguk bang yayan" ucap chintya dengan reaksi biasa.
"Oh iya ya, yaudah deh gpp mungkin sama lo next time, yang laen gimana?" balasnya
"Yah enggak seru dong, enggak bisa kumpul semua. Yaudah deh gpp pokonya nanti pas bang yayan udah keluar dari rumah sakit kita harus jalan-jalan bareng okay, kalau perlu kita ke mall udah lama banget gue enggak ke mall stok baju gue udah mau abis" ucap syila
"Buseh tuh baju lo makanin atau lo jadiin cemilan, bisa abis kaya gitu?" ledek hani sambil tertawa.
"Enggak gitu woy, emang gue tikus makanin baju ya maksud gue bosen aja bajunya itu itu lagi" perjelas gadis itu.
"Oalah bilang dong yang jelas"
.
.
.
"Hallo bang, lo udah makan?"
"Halo juga adiikku tercintah, udah kok gue udah makan" sambil menaruh handphone dari tangannya ke nakas.
"Gimana-gimana sini sini duduk di kasur aja, biar enak ceritanya" ucap rayhan sambil membereskan kasurnya.
"Eh kaki lo udah gpp bang?"
"Udah kok udah enakan, lo sebelah kaki gue aja sini"
Chintya pun menjelaskan kejadian awal sampai terakhir kepada rayhan dan kemudian berhenti sejenak untuk rayhan memikirkan langkah apa yang harus mereka hadapi. sampai akhirnya keluar ucapan.
"Dek, lo coba deh nanti ngomong sama bunda, lo Tanya kemarin dia kenapa"
"Tapi kalau dia enggak mau jawab juga, yaudah enggak usah dipaksa, lo tetep temenin dia aja. Karena lo cwe dan lo pasti bisa paham rasanya gimana perasaan bunda sekarang" lanjutnya.
"Iya bang pasti kok itumah"
"Sementara gue masih mau mantau gerak-geriknya ayah"
"Lo mantau gimana bang? lo aja belum boleh keluar dari rumah sakit" ucap chintya bingung.
"Ih kenapa gue punya adek oon banget ya kek lo, ya kan bisa gue suruh temen-temen gue, lo lupa kalau temen-temen komunitas abang lo segitu banyaknya?"
"Yeahh,, gue kan enggak tau bang, yaudah kalau gitu urusan ayah lo yang urus ya, gue cuman temenin bunda aja"
"Iya okayy" ucap rayhan sambil mengelus kepala chintya dengan lembut.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colorful Life
Teen Fictionsetiap manusia pasti memiliki kepahitan di dalam kehidupannya, rasa pahit itu wajar dan selalu ada di dalam kehidupan seseorang, dan karena rasa pahit itulah yang mengakibatkan rasa manis menjadi sangat berarti. Sama hal nya, dengan chintya gadis ca...