"Bro gue cabut yaa, nanti kalau lu butuh apa-apa lu telepon gue aja" ucapnya sambil melambaikan tangan dan pergi.
"Oke siap, makasih nald" teriak rayhan.
Baru saja mereka membuka pintu rumah dan melihat keadaan rumah yang sepi, terasa hambar tapi fakta itu yang mereka rasakan
"Sumpah ya, gue baru masuk rumah kok suasananya ada yang beda ya"
"iya bang, gue juga ngerasa gitu, dulu kalau udah jam segini biasanya bunda lagi siap-siap buat makanan, tapi sekarang dapur kosong" ucap chintya sambil melihat sekitar ruangan.
"Oh iya bunda mana ya?"
"Gue cek ke kamarnya bentar bang"ucap chintya sambil berjalan kekamar bundanya.
"Aku juga mau kekamar deh bang, mau istirahat capek"
"Iya"
Rayhan yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan handphonenya, tiba-tiba terdengar suara teriakan dan kepanikan adiknya itu.
"Bang, bunda enggak ada bang" ucapnya lari keruang tamu.
"Lo udah hubungin bunda? Mungkin dia keluar sebentar ada urusan sama temennya"
"Dia enggak mungkin kan bang mau nyelidikin ayah lagi? Tapi ayah kan sekarang lagi di luar kota, terus bunda kemana dong?" ucapnya panic.
"Lo tenang terus sekarang lo coba hubungin bunda, lo telepon dia sekarang"
Chintya yang mendengar perintah abangnya, ia pun langsung menelfon nilam.
"Bunda, bunda dimana? Kok jam segini belum pulang"
"Bunda lagi ada ditempat sahabat bunda, kamu ada apa kayanya panik banget?
"Aku khawatir sama bunda, tiba-tiba pas aku pulang sekolah terus aku cek bunda di kamar enggak ada"
"Kamu ini, kamu kan udah besar ngapain khawatirin bunda? Bunda memangnya kenapa? Bunda baik-baik aja kok disini"
"Syukur deh kalau gitu, bunda kapan pulangnya?"
"Mungkin sebentar lagi"
"Aku tunggu bunda dirumah, love you *muachh " ucap chintya halus sambil mencium bundanya lewat virtual.
Nilam pun awalnya bingung mengapa anak gadis satunya ini mengkhawatirkan dia sampai segitunya, tidak biasanya dia seperti itu. Nilam yang sedang berbincang-bincang dengan sahabatnya yang baru kembali dari china ini pembicaraannya terhenti pada saat ada seorang anak lelaki tampan yang lewat di depannya.
"kar itu anak kamu? Siapa namanya? Hmmm Rendi? Bener kan?"
"Iya itu anak aku rendi, rendi sini deh"
Panggil sekar kepada rendi, yang tadinya rendi ingin ke dapur untuk mengambil air minum langkahnya terhenti pada saat sekar memanggilnya.
"Rendi kenalin ini nilam sahabat mamah dari kecil"
"Halo tante aku rendi" ulur tangannya ke arah nilam.
"Iya halo, kamu udah besar ganteng lagi, dulu sebelum kamu pindah ke china seinget aku rendi masih sekecil ini" ucap nilam sambil memperagakan tinggi yang dimaksud.
"Hehehe iya itu beberapa tahun yang lalu tan, mah berarti kalian sahabatan udah lama banget ya"
"Iya nih, jadi rahasia mamah udah jadi rahasia umum kalau buat dia."
"Oh iya, anak kamu gimana kabarnya? Pasti sekarang udah pada gede-gede ya"
"Iya mereka udah pada gede-gede, tapi aku sedikit khawatir sama chintya dia sampai sekarang enggak pernah mau deket sama cwo manapun, tetangga aja yang ngejar-ngejar dia langsung dia tolak mentah-mentah aku juga enggak tau penyebabnya".
KAMU SEDANG MEMBACA
Colorful Life
Teen Fictionsetiap manusia pasti memiliki kepahitan di dalam kehidupannya, rasa pahit itu wajar dan selalu ada di dalam kehidupan seseorang, dan karena rasa pahit itulah yang mengakibatkan rasa manis menjadi sangat berarti. Sama hal nya, dengan chintya gadis ca...